Pilpres Amerika Serikat, Trump Masih Punya Kesempatan Menang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Jajak pendapat, baik elektoral maupun suara populer, menunjukkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tertinggal dibandingkan dengan rivalnya Joe Biden dari Partai Demokrat. Namun, Trump masih memiliki kesempatan besar untuk mampu mengalahkan Biden yang saat ini memiliki selisih 10 poin dan semua swing state dimiliki Biden.
Seperti apa kesempatan besar yang dimiliki Trump? Dengan tiga pekan lagi pemilu AS, menurut Harry Enten, analis politik, Trump masih memiliki kesempatan memenangkan pemilu AS. “Biden memang terus melaju, tetapi jajak pendapat masih memiliki margin eror hingga pemilu,” kata Enten dilansir CNN. (Baca: Inilah Pintu-pintu Surga untuk Perempuan)
Trump tidak pernah berpijak pada suara populer. Dalam pemilu AS, jajak pendapat nasional berbeda dengan hasil akhir pada pemilu AS sekitar empat poin sejak 1936. “Jika kamu tetap mengonstruksi kepercayaan diri hingga 95% untuk poin pemilu yang berbeda dari hasil, maka hasilnya bisa +/- 12 poin,” kata Enten.
Kesempatan yang dimiliki Trump karena kemungkinan perbedaan antara suara populer dan elektoral. “Trump memiliki strategi tembakan yang lebih baik dalam suara elektoral dibandingkan suara populer,” ujar Enten.
Trump dianggap memiliki tiga poin lebih baik di negara bagian yang menentukan suara elektoral dibandingkan dengan apa yang dia lakukan untuk suara populer. Itu terjadi pada 2016. Berarti Trump memang hanya bisa mengubah tujuh poin untuk memenangkan suara elektoral di mana 10 poin dia mengalami kemunduran dibandingkan Biden.
Analisis tersebut memang sangat sulit untuk dibuktikan dengan model statistik, seperti Jack Kersting, FiveThirtyEight, dan the Economist. Kesempatan Trump untuk menang 1 banding 7 hingga 1 banding 11 memang diabaikan dalam semua model tersebut, tapi dalam pendekatan Enten, hal itu bisa saja terjadi. (Baca juga: Pilkada di Masa Pandei, perlu Ada Jaminan dari Penyelenggara Pemilu)
“Lihatlah Buffalo Bills yang memiliki kesempatan 1 banding 6 pada babak playoffs musim NFL 2017. Dengan menang melawan Miami dan Baltimore hingga Cincinnati, Bills bisa mendapatkan kemenangan pertama sejak 1999,” kata Enten.
Dari sejarah, Biden juga bisa dibuktikan ketika dia kalah tiga kali pada pemilu pendahuluan, tapi dia bisa memenangkan nominasi tiket presiden Partai Demokrat. Biden memiliki satu dari enam kesempatan menang. “Faktanya, hal itu tidak bisa terjadi sepanjang waktu,” katanya.
Pandangan senada juga diungkapkan pakar jajak pendapat Partai Republik, Whit Ayers. “Ketika seseorang kandidat memiliki debat yang jelek, tetapi Biden hanya memiliki margin yang normal,” katanya dilansir Bloomberg. Dengan demikian, kata dia, defisitnya masih sekitar 7–8 poin dan hal itu mengalami defisit yang substansial.
Seperti apa kesempatan besar yang dimiliki Trump? Dengan tiga pekan lagi pemilu AS, menurut Harry Enten, analis politik, Trump masih memiliki kesempatan memenangkan pemilu AS. “Biden memang terus melaju, tetapi jajak pendapat masih memiliki margin eror hingga pemilu,” kata Enten dilansir CNN. (Baca: Inilah Pintu-pintu Surga untuk Perempuan)
Trump tidak pernah berpijak pada suara populer. Dalam pemilu AS, jajak pendapat nasional berbeda dengan hasil akhir pada pemilu AS sekitar empat poin sejak 1936. “Jika kamu tetap mengonstruksi kepercayaan diri hingga 95% untuk poin pemilu yang berbeda dari hasil, maka hasilnya bisa +/- 12 poin,” kata Enten.
Kesempatan yang dimiliki Trump karena kemungkinan perbedaan antara suara populer dan elektoral. “Trump memiliki strategi tembakan yang lebih baik dalam suara elektoral dibandingkan suara populer,” ujar Enten.
Trump dianggap memiliki tiga poin lebih baik di negara bagian yang menentukan suara elektoral dibandingkan dengan apa yang dia lakukan untuk suara populer. Itu terjadi pada 2016. Berarti Trump memang hanya bisa mengubah tujuh poin untuk memenangkan suara elektoral di mana 10 poin dia mengalami kemunduran dibandingkan Biden.
Analisis tersebut memang sangat sulit untuk dibuktikan dengan model statistik, seperti Jack Kersting, FiveThirtyEight, dan the Economist. Kesempatan Trump untuk menang 1 banding 7 hingga 1 banding 11 memang diabaikan dalam semua model tersebut, tapi dalam pendekatan Enten, hal itu bisa saja terjadi. (Baca juga: Pilkada di Masa Pandei, perlu Ada Jaminan dari Penyelenggara Pemilu)
“Lihatlah Buffalo Bills yang memiliki kesempatan 1 banding 6 pada babak playoffs musim NFL 2017. Dengan menang melawan Miami dan Baltimore hingga Cincinnati, Bills bisa mendapatkan kemenangan pertama sejak 1999,” kata Enten.
Dari sejarah, Biden juga bisa dibuktikan ketika dia kalah tiga kali pada pemilu pendahuluan, tapi dia bisa memenangkan nominasi tiket presiden Partai Demokrat. Biden memiliki satu dari enam kesempatan menang. “Faktanya, hal itu tidak bisa terjadi sepanjang waktu,” katanya.
Pandangan senada juga diungkapkan pakar jajak pendapat Partai Republik, Whit Ayers. “Ketika seseorang kandidat memiliki debat yang jelek, tetapi Biden hanya memiliki margin yang normal,” katanya dilansir Bloomberg. Dengan demikian, kata dia, defisitnya masih sekitar 7–8 poin dan hal itu mengalami defisit yang substansial.