Lagi, Turki Disebut Tes S-400 Rusia terhadap Jet F-16 Buatan AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer Turki dilaporkan menguji coba radar sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia untuk mendeteksi jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) yang diterbangkan negara-negara NATO. Laporan tersebut memicu dua Senator Amerika mendesak pemerintah Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap Ankara.
"Kami menulis tentang laporan publik bahwa Turki telah mengaktifkan radar sistem anti-pesawat S-400 buatan Rusia, untuk mendeteksi jet tempur F-16 buatan AS yang kembali dari latihan Eunomia yang dilakukan oleh Prancis, Italia, Yunani, dan Siprus di akhir Agustus sebagai tanggapan atas agresi Turki yang tidak beralasan di Mediterania Timur," kata Senator Demokrat Chris Van Hollen dan Senator Republik James Lankford dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo. (Baca: Turki Bakal Dipasok Lagi Sistem Rudal S-400 Rusia, Senjata yang Bikin AS Marah )
Pada November 2019, Turki pernah menjadikan jet tempur F-16 yang diperoleh dari AS sebagai "kelinci percobaan" radar sistem rudal S-400 yang dibeli dari Rusia. Uji coba kala itu juga membuat Washington marah, namun pemerintah Trump tidak menjatuhkan sanksi pada pemerintah Recep Tayyip Erdogan.
"Mengingat informasi ini, kami sekali lagi mendesak Anda untuk menjatuhkan sanksi pada Turki sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang," lanjut surat para Senator Amerika seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (8/10/2020). (Baca: Operasikan 2.500 Pesawat dan S-400 Rusia, AS Anggap China Ancaman Besar )
Para anggota parlemen telah meminta Pompeo memberikan informasi pada 14 Oktober tentang apakah Turki memang mengaktifkan S-400 untuk mendeteksi jet tempur F-16 yang kembali dari latihan Eunomia dan apakah itu juga mengintegrasikan Link 16, tautan data taktis NATO, ke dalam sistem S-400, yang mereka katakan dapat memungkinkan Rusia untuk mengumpulkan informasi tentang sekutu NATO.
Sebelumnya pada hari itu, kantor berita Sputnik Turkey melaporkan bahwa Ankara telah mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 ke provinsi Laut Hitam; Samsun, menunjukkan bahwa aktivasi tersebut dianggap untuk uji coba. Otoritas Turki belum membuat pernyataan resmi tentang pengerahan sistem rudal canggih tersebut. (Baca juga: Rusia Sebut Tak Masalah Pasok Sistem Rudal S-400 ke Iran )
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Sputniknews bahwa Amerika Serikat mengetahui laporan ini dan sangat prihatin, dan menambahkan bahwa transaksi S-400 menempatkan Turki pada risiko sanksi potensial di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).
Pada 2017, Rusia setuju untuk menjual S-400 ke Ankara, memicu kemarahan di antara sekutu NATO Turki, khususnya Amerika Serikat.
"Kami menulis tentang laporan publik bahwa Turki telah mengaktifkan radar sistem anti-pesawat S-400 buatan Rusia, untuk mendeteksi jet tempur F-16 buatan AS yang kembali dari latihan Eunomia yang dilakukan oleh Prancis, Italia, Yunani, dan Siprus di akhir Agustus sebagai tanggapan atas agresi Turki yang tidak beralasan di Mediterania Timur," kata Senator Demokrat Chris Van Hollen dan Senator Republik James Lankford dalam sebuah surat kepada Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo. (Baca: Turki Bakal Dipasok Lagi Sistem Rudal S-400 Rusia, Senjata yang Bikin AS Marah )
Pada November 2019, Turki pernah menjadikan jet tempur F-16 yang diperoleh dari AS sebagai "kelinci percobaan" radar sistem rudal S-400 yang dibeli dari Rusia. Uji coba kala itu juga membuat Washington marah, namun pemerintah Trump tidak menjatuhkan sanksi pada pemerintah Recep Tayyip Erdogan.
"Mengingat informasi ini, kami sekali lagi mendesak Anda untuk menjatuhkan sanksi pada Turki sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang," lanjut surat para Senator Amerika seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (8/10/2020). (Baca: Operasikan 2.500 Pesawat dan S-400 Rusia, AS Anggap China Ancaman Besar )
Para anggota parlemen telah meminta Pompeo memberikan informasi pada 14 Oktober tentang apakah Turki memang mengaktifkan S-400 untuk mendeteksi jet tempur F-16 yang kembali dari latihan Eunomia dan apakah itu juga mengintegrasikan Link 16, tautan data taktis NATO, ke dalam sistem S-400, yang mereka katakan dapat memungkinkan Rusia untuk mengumpulkan informasi tentang sekutu NATO.
Sebelumnya pada hari itu, kantor berita Sputnik Turkey melaporkan bahwa Ankara telah mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 ke provinsi Laut Hitam; Samsun, menunjukkan bahwa aktivasi tersebut dianggap untuk uji coba. Otoritas Turki belum membuat pernyataan resmi tentang pengerahan sistem rudal canggih tersebut. (Baca juga: Rusia Sebut Tak Masalah Pasok Sistem Rudal S-400 ke Iran )
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada Sputniknews bahwa Amerika Serikat mengetahui laporan ini dan sangat prihatin, dan menambahkan bahwa transaksi S-400 menempatkan Turki pada risiko sanksi potensial di bawah Undang-Undang Melawan Musuh Amerika Melalui Sanksi (CAATSA).
Pada 2017, Rusia setuju untuk menjual S-400 ke Ankara, memicu kemarahan di antara sekutu NATO Turki, khususnya Amerika Serikat.
(min)