Usai Serbu Gedung Pemerintah, Oposisi Kyrgyzstan Klaim Rebut Kekuasaan
loading...
A
A
A
BISHKEK - Kelompok oposisi di Kyrgyzstan mengklaim telah merebut kekuasaan di negara itu setelah menguasai gedung-gedung pemerintah di ibu kota saat protes pemilu parlemen.
Presiden Kyrgyzstan Sooronbai Jeenbekov menyatakan negara itu menghadapi upaya kudeta. Dia memerintahkan pasukan keamanan tidak melepas tembakan pada demonstran.
“Satu orang tewas dan 590 orang terluka dalam kerusuhan semalam,” papar pernyataan pemerintah.
Oposisi menyatakan telah membebaskan mantan Presiden Almazbek Atambayev yang dipenjara atas tuduhan korupsi dan membahas pemerintahan sementara.
Belum jelas apa peran yang mungkin diterima Atambayev dan Presiden Jeenbekov menunjukkan tak ingin mundur. Meski demikian komisi pemilu pusat telah membatalkan hasil pemilu 4 Oktober.
“Komisi pemilu mengambil keputusan saat rapat digelar usia penyerbuan kantor pusat pemerintahan,” ungkap laporan portal berita lokal 24.kg.
Para politisi oposisi mendesak parlemen yang akan segera melepas jabatan untuk memilih kabinet sementara untuk legitimasi pemindahan kekuasaan.
Negara itu menjadi lokasi satu pangkalan udara Rusia dan tambang emas yang dikontrol Kanada. Kyrgyzstan berbatasan dengan China dan aliansi dekat Rusia serta sejak lama menjadi tempat pertarungan geopolitik antara Moskow, Washington dan Beijing. (Baca Juga: Buang Sampah Nuklir di Aljazair, Prancis Masih Rahasiakan Lokasinya)
Kyrgyzstan memiliki sejarah konflik politik, dua presidennya digulingkan melalui revolusi dalam 15 tahun terakhir. (Baca Infografis: Kemenangan Biden Makin Nyata di Pilpres Amerika Serikat)
Kedutaan Besar Rusia untuk Kyrgyzstan dalam pernyataan itu mendukung penyelesaian masalah melalui cara legal dan memastikan keselamatan rakyat dan stabilitas dalam negeri. (Lihat Video: Serikat Buruh Sebutkan Poin-poin UU Cipta Kerja yang Dianggap Merugikan Pekerja)
Presiden Kyrgyzstan Sooronbai Jeenbekov menyatakan negara itu menghadapi upaya kudeta. Dia memerintahkan pasukan keamanan tidak melepas tembakan pada demonstran.
“Satu orang tewas dan 590 orang terluka dalam kerusuhan semalam,” papar pernyataan pemerintah.
Oposisi menyatakan telah membebaskan mantan Presiden Almazbek Atambayev yang dipenjara atas tuduhan korupsi dan membahas pemerintahan sementara.
Belum jelas apa peran yang mungkin diterima Atambayev dan Presiden Jeenbekov menunjukkan tak ingin mundur. Meski demikian komisi pemilu pusat telah membatalkan hasil pemilu 4 Oktober.
“Komisi pemilu mengambil keputusan saat rapat digelar usia penyerbuan kantor pusat pemerintahan,” ungkap laporan portal berita lokal 24.kg.
Para politisi oposisi mendesak parlemen yang akan segera melepas jabatan untuk memilih kabinet sementara untuk legitimasi pemindahan kekuasaan.
Negara itu menjadi lokasi satu pangkalan udara Rusia dan tambang emas yang dikontrol Kanada. Kyrgyzstan berbatasan dengan China dan aliansi dekat Rusia serta sejak lama menjadi tempat pertarungan geopolitik antara Moskow, Washington dan Beijing. (Baca Juga: Buang Sampah Nuklir di Aljazair, Prancis Masih Rahasiakan Lokasinya)
Kyrgyzstan memiliki sejarah konflik politik, dua presidennya digulingkan melalui revolusi dalam 15 tahun terakhir. (Baca Infografis: Kemenangan Biden Makin Nyata di Pilpres Amerika Serikat)
Kedutaan Besar Rusia untuk Kyrgyzstan dalam pernyataan itu mendukung penyelesaian masalah melalui cara legal dan memastikan keselamatan rakyat dan stabilitas dalam negeri. (Lihat Video: Serikat Buruh Sebutkan Poin-poin UU Cipta Kerja yang Dianggap Merugikan Pekerja)
(sya)