Ekstremis Denmark Kembali Bakar Al-Qur'an di Wilayah Komunitas Muslim

Senin, 05 Oktober 2020 - 11:34 WIB
loading...
Ekstremis Denmark Kembali...
Pemimpin Partai Stram Kurs, Rasmus Paludan, saat beraksi membakar salinan Al-Quran di Fredericia, Denmark, Jumat sore pekan lalu. Foto/Ruptly/Russia Today
A A A
FREDERICIA - Kelompok ekstremis anti-Islam Denmark, Partai Stram Kurs , kembali membakar salinan kitab suci Al-Qur'an . Aksi pada Jumat sore pekan lalu itu berlangsung di wilayah kota Fredericia yang sebagian besar dihuni oleh warga Muslim dan imigran Turki.

Penistaan kitab suci umat Islam tersebut memicu kemarahan penduduk setempat. Rekaman video dari lokasi kejadian menunjukkan seorang pria ditahan oleh polisi setelah dia menerobos halaman tertutup yang disediakan untuk aksi provokatif Partai Stram Kurs. (Baca: Sheikh Al Azhar Sebut Membakar Al-Qur'an sebagai Aksi Terorisme )

Aksi pembakaran salinan Al-Qur'an dipimpin ketua Partai Stram Kurs, Rasmus Paludan. Aksi mereka pada awalnya akan berlangsung di taman lokal, namun kelompok itu malah berdiri di halaman yang tertutup oleh supermarket lokal di bawah pengawasan beberapa petugas polisi.

Partai Stram Kurs bersikeras bahwa aksi itu diperlukan untuk mengirim pesan politik.

"Apa yang kami lakukan hari ini adalah, kami mengatakan kebenaran tentang Islam karena banyak orang di Denmark tidak tahu tentang apa Islam itu, jadi kami ingin menjelaskan tentang apa Islam itu dan bahwa nilai-nilai dan penilaian Islam itu sangat, sangat bertentangan dengan nilai-nilai Denmark Eropa Barat," kata Paludan, seperti dalam rekaman video yang dilansir Russia Today, kemarin. (Baca juga: Al-Qur'an Terus Dibakar, Umat Islam Swedia Minta Konstitusi Diubah )

Partai sayap kanan yang didirikan pada tahun 2017 itu telah berulang kali melakukan aksi serupa di Denmark, serta di negara-negara Nordik lainnya. Sebelumnya, mereka melakukan tindakan serupa di Malmo, Swedia.

Paludan sendiri tela dilarang memasuki Swedia selama dua tahun setelah dia mengumumkan acara pembakaran Al-Qur'an. Namun, para pendukungnya melanjutkan aksi tersebut tanpa pemimpin mereka. Aksi itu memicu reaksi yang sangat marah di antara populasi Muslim Malmo, yang mengakibatkan protes yang dengan cepat berubah menjadi kerusuhan hebat.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1344 seconds (0.1#10.140)