Tunggu Hasil Pemilu AS, Sudan dan Oman Tunda Normalisasi dengan Israel
loading...
A
A
A
KHARTOUM - Surat kabar Israel melaporkan bahwa Sudan dan Oman telah menunda normalisasi hubungan dengan Israel hingga setelah pemilu Amerika Serikat (AS).
Surat kabar Maariv mengungkapkan bahwa dua negara Arab itu tidak akan menawarkan hadiah berharga mereka pada Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelum pemilu AS.
Menurut Maariv, Duta Besar (Dubes) Uni Emirat Arab (UEA) untuk Washington Yousef Al-Otaiba mengonfirmasi bahwa Sudan dan Oman tidak terburu-buru menuju hubungan diplomatik dengan Israel.
Ini muncul meski berulang kali pernyataan optimistis Israel tentang kemungkinan kesepakatan normalisasi dapat tercapai dengan negara-negara itu.
Sementara itu, reporter Maariv, Gideon Kotz mengklaim bahwa pidato menteri luar negeri (menlu) Oman di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melemahkan antusiasme Israel terkait normalisasi.
Saat pidato di Sidang Umum PBB, menlu Oman menegaskan kembali hak Palestina memiliki negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Adapun, Deputi Kepala Negara Sudan Jenderal Mohamed Hamdan Daglo atau Hemedti menyatakan negaranya berupaya membangun hubungan dengan Israel dan tidak takut dengan siapa pun terkait itu. (Baca Juga: Trump Positif Covid-19, 'Pesawat Kiamat' AS Berkeliaran di Washington)
“Kami tidak takut siapa pun. Tapi itu akan dibalas, bukan normalisasi,” kata dia tanpa menjelaskan lebih lanjut. (Baca Infografis: Trump Positif Covid-19, Ini Politisi Dunia yang Pernah Terinfeksi Corona)
“Ini benar, masalah Palestina itu penting dan kami akan berdiri bersama rakyat Palestina. Kami tidak bicara tentang normalisasi. Kami bicara tentang hubungan. Dan hubungan itu dari apa yang kami akan untung. Ini akan dilakukan dengan konsultasi semua partai,” papar dia. (Lihat Video: Belasan Pelajar Pelaku Tawuran Cuci Kaki Ibunya di Polsek Palmerah)
Surat kabar Maariv mengungkapkan bahwa dua negara Arab itu tidak akan menawarkan hadiah berharga mereka pada Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sebelum pemilu AS.
Menurut Maariv, Duta Besar (Dubes) Uni Emirat Arab (UEA) untuk Washington Yousef Al-Otaiba mengonfirmasi bahwa Sudan dan Oman tidak terburu-buru menuju hubungan diplomatik dengan Israel.
Ini muncul meski berulang kali pernyataan optimistis Israel tentang kemungkinan kesepakatan normalisasi dapat tercapai dengan negara-negara itu.
Sementara itu, reporter Maariv, Gideon Kotz mengklaim bahwa pidato menteri luar negeri (menlu) Oman di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melemahkan antusiasme Israel terkait normalisasi.
Saat pidato di Sidang Umum PBB, menlu Oman menegaskan kembali hak Palestina memiliki negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Adapun, Deputi Kepala Negara Sudan Jenderal Mohamed Hamdan Daglo atau Hemedti menyatakan negaranya berupaya membangun hubungan dengan Israel dan tidak takut dengan siapa pun terkait itu. (Baca Juga: Trump Positif Covid-19, 'Pesawat Kiamat' AS Berkeliaran di Washington)
“Kami tidak takut siapa pun. Tapi itu akan dibalas, bukan normalisasi,” kata dia tanpa menjelaskan lebih lanjut. (Baca Infografis: Trump Positif Covid-19, Ini Politisi Dunia yang Pernah Terinfeksi Corona)
“Ini benar, masalah Palestina itu penting dan kami akan berdiri bersama rakyat Palestina. Kami tidak bicara tentang normalisasi. Kami bicara tentang hubungan. Dan hubungan itu dari apa yang kami akan untung. Ini akan dilakukan dengan konsultasi semua partai,” papar dia. (Lihat Video: Belasan Pelajar Pelaku Tawuran Cuci Kaki Ibunya di Polsek Palmerah)
(sya)