Pengungsi Palestina Dilarang Kembali ke Lebanon dengan Alasan Covid-19
loading...
A
A
A
BEIRUT - Direktorat Keamanan Publik di Beirut melarang para pengungsi Palestina yang terlantar di luar negeri untuk kembali ke Lebanon.
Larangan itu dilaporkan oleh Al Watan Voice. Para pekerja domestik juga termasuk dalam larangan tersebut.
Staf di maskapai nasional Lebanon, Middle East Airlines (MEA), telah diminta tidak mengizinkan pengungsi atau pekerja Palestina naik pesawat mereka menuju Lebanon selama krisis virus corona (Covid-19).
Para pengungsi itu biasanya memiliki pasangan warga Lebanon atau anak mereka warga Lebanon.
“Banyak warga Palestina yang menyiapkan diri kembali ke Lebanon dengan penerbangan MEA diberi tahu bahwa nama mereka telah dihapus dari daftar untuk perjalanan tersebut,” ungkap laporan kantor berita Rusia, Sputnik.
Sputnik menyebut kebijakan itu tidak adil dan tidak masuk akal karena warga Palestina itu tak memiliki alternatif tujuan lain.
“Seorang pengungsi Palestina dari Lebanon yang ibunya warga Lebanon dan menikah dengan warga Lebanon, diseret keluar dari pesawat oleh staf keamanan di Bandara Dubai setelah diketahui dia bukan warga Lebanon,” papar laporan media Lebanon, Al Akhbar.
Banyak pengungsi Palestina telah tinggal selama bertahun-tahun di sejumlah kamp di Lebanon. Mereka biasanya telah berbaur, menikah dan berkeluarga dengan warga Lebanon. (Baca Juga: Terungkap, Kasus COVID-19 Pertama di Prancis Terjadi Pada Desember)
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
Larangan itu dilaporkan oleh Al Watan Voice. Para pekerja domestik juga termasuk dalam larangan tersebut.
Staf di maskapai nasional Lebanon, Middle East Airlines (MEA), telah diminta tidak mengizinkan pengungsi atau pekerja Palestina naik pesawat mereka menuju Lebanon selama krisis virus corona (Covid-19).
Para pengungsi itu biasanya memiliki pasangan warga Lebanon atau anak mereka warga Lebanon.
“Banyak warga Palestina yang menyiapkan diri kembali ke Lebanon dengan penerbangan MEA diberi tahu bahwa nama mereka telah dihapus dari daftar untuk perjalanan tersebut,” ungkap laporan kantor berita Rusia, Sputnik.
Sputnik menyebut kebijakan itu tidak adil dan tidak masuk akal karena warga Palestina itu tak memiliki alternatif tujuan lain.
“Seorang pengungsi Palestina dari Lebanon yang ibunya warga Lebanon dan menikah dengan warga Lebanon, diseret keluar dari pesawat oleh staf keamanan di Bandara Dubai setelah diketahui dia bukan warga Lebanon,” papar laporan media Lebanon, Al Akhbar.
Banyak pengungsi Palestina telah tinggal selama bertahun-tahun di sejumlah kamp di Lebanon. Mereka biasanya telah berbaur, menikah dan berkeluarga dengan warga Lebanon. (Baca Juga: Terungkap, Kasus COVID-19 Pertama di Prancis Terjadi Pada Desember)
Lihat Juga: Demonstran Anti-NATO dan Pro-Palestina Mengamuk di Kanada, Bakar Mobil hingga Obrak-abrik Toko
(sya)