Trump Tak Jamin Transfer Kekuasaan Berlangsung Damai Jika Kalah Pilpres
loading...
A
A
A
“Transfer kekuasaan secara damai sangat penting untuk demokrasi yang berfungsi,” kata Direktur Hukum Nasional David Cole. Pernyataan dari presiden Amerika Serikat ini seharusnya menyusahkan setiap orang Amerika.
Trump selama berbulan-bulan telah mengkampanyekan menentang pemungutan suara melalui surat pada November ini dan secara kritis mengkritik praktik tersebut. Namun lebih banyak negara bagian mendorong pemungutan suara melalui surat untuk menjaga pemilih tetap aman di tengah pandemi virus Corona.
Trump, yang menggunakan pemungutan suara melalui surat sendiri, telah mencoba untuk membedakan antara negara bagian yang secara otomatis mengirimkan surat suara ke semua pemilih terdaftar dan negara bagian, seperti Florida, yang mengirimkannya hanya ke pemilih yang meminta surat suara.(Baca juga: Trump Ragukan Keakuratan Hasil Pilpres AS )
Trump tanpa dasar telah mengklaim pemungutan suara melalui surat yang meluas akan menyebabkan penipuan besar-besaran. Kelima negara bagian yang secara rutin mengirimkan surat suara ke seluruh pemilih tidak melihat adanya kecurangan yang berarti.
Dalam wawancara bulan Juli, Trump juga menolak berkomitmen untuk menerima hasilnya.
"Aku harus melihat. Melihat. Saya harus melihat," kata Trump kepada Chris Wallace selama wawancara bulan Juli di Fox News Sunday.
“Tidak, saya tidak akan mengatakan ya. Saya tidak akan mengatakan tidak, dan saya juga tidak akan terakhir kali," imbuhnya.
Sangat tidak biasa bahwa seorang presiden yang sedang menjabat akan mengekspresikan kurang kepercayaannya pada proses pemilu demokrasi Amerika. Tapi empat tahun lalu, Trump juga menolak untuk berkomitmen menghormati hasil pemilu jika lawannya dari Partai Demokrat kala itu, Hillary Clinton, menang.
Trump membuat komentar serupa menjelang pemilu 2016. Ketika ditanya selama debat Oktober apakah dia akan mematuhi keinginan pemilih, Trump menjawab bahwa dia akan "membuat Anda dalam ketegangan."
Trump selama berbulan-bulan telah mengkampanyekan menentang pemungutan suara melalui surat pada November ini dan secara kritis mengkritik praktik tersebut. Namun lebih banyak negara bagian mendorong pemungutan suara melalui surat untuk menjaga pemilih tetap aman di tengah pandemi virus Corona.
Trump, yang menggunakan pemungutan suara melalui surat sendiri, telah mencoba untuk membedakan antara negara bagian yang secara otomatis mengirimkan surat suara ke semua pemilih terdaftar dan negara bagian, seperti Florida, yang mengirimkannya hanya ke pemilih yang meminta surat suara.(Baca juga: Trump Ragukan Keakuratan Hasil Pilpres AS )
Trump tanpa dasar telah mengklaim pemungutan suara melalui surat yang meluas akan menyebabkan penipuan besar-besaran. Kelima negara bagian yang secara rutin mengirimkan surat suara ke seluruh pemilih tidak melihat adanya kecurangan yang berarti.
Dalam wawancara bulan Juli, Trump juga menolak berkomitmen untuk menerima hasilnya.
"Aku harus melihat. Melihat. Saya harus melihat," kata Trump kepada Chris Wallace selama wawancara bulan Juli di Fox News Sunday.
“Tidak, saya tidak akan mengatakan ya. Saya tidak akan mengatakan tidak, dan saya juga tidak akan terakhir kali," imbuhnya.
Sangat tidak biasa bahwa seorang presiden yang sedang menjabat akan mengekspresikan kurang kepercayaannya pada proses pemilu demokrasi Amerika. Tapi empat tahun lalu, Trump juga menolak untuk berkomitmen menghormati hasil pemilu jika lawannya dari Partai Demokrat kala itu, Hillary Clinton, menang.
Trump membuat komentar serupa menjelang pemilu 2016. Ketika ditanya selama debat Oktober apakah dia akan mematuhi keinginan pemilih, Trump menjawab bahwa dia akan "membuat Anda dalam ketegangan."
(ber)