Terungkap, Israel Bombardir Pabrik Rudal Suriah saat Peringatan 9/11 AS

Rabu, 16 September 2020 - 00:23 WIB
loading...
Terungkap, Israel Bombardir...
Citra satelit dari ImageSat International menunjukkan fasilitas rudal di Aleppo, Suriah, hancur setelah serangan udara Israel pada 11 September 2020. Foto/ISI
A A A
TEL AVIV - Israel diketahui telah melancarkan membombardir fasilitas produksi rudal di Suriah utara pada hari Jumat, saat peringatan 19 tahun serangan teroris 11 September 2001 atau serangan 9/11 di Amerika Serikat (AS). Perusahaan intelijen swasta Israel mengungkap serangan udara tersebut.

Foto satelit baru dari ImageSat International (ISI) menunjukkan efek setelah serangan udara Israel terhadap kompleks rudal di Al-Safirah di luar kota Aleppo dekat Turki.

“Fasilitas yang mungkin berisi bahan peledak itu hancur. Bangunan kedua beserta mesin dan perlengkapannya rusak," kata ISI dalam penilaian citra satelitnya. (Baca: Israel Bombardir Militer Suriah, 5 Tewas Termasuk 2 Tentara Assad )

"Serangan itu dimaksudkan untuk melemahkan produksi rudal di Suriah, mungkin untuk Hizbullah, dengan merugikan elemen-elemen pentingnya," lanjut ISI dalam sebuah laporan yang dirilis pada 13 September, dua hari setelah serangan udara sebagaimana dikutip Fox News,Selasa (15/9/2020).

Para pejabat rezim Zionis Israel mengatakan militer negara Yahudi itu sudah melancarkan lebih dari 200 serangan udara terhadap pasukan proksi Iran di Suriah selama tiga tahun terakhir.

Serangan pada 9/11 adalah serangan udara Israel pertama yang dilaporkan di Suriah sejak 31 Agustus dan 2 September ketika jet-jet tempur Israel masing-masing menargetkan Bandara Internasional Damaskus dan pangkalan udara militer T-4 Suriah.

Serangan terbaru pada 11 September terjadi beberapa hari sebelum pejabat dari Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Israel bergabung dengan Presiden Trump di Gedung Putih pada Selasa (15/9/2020) untuk menandatangani Perjanjian Abraham yang bersejarah. (Baca: Israel Bombardir Damaskus, Sistem Rudal Suriah Beraksi )

Bahrain bergabung dengan Uni Emirat Arab pada Jumat dalam menormalisasi hubungan dengan Israel. UEA jadi negara Arab ketiga, dan Bahrain jadi negara Arab keempat yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sejak 1979.

Kelompok Hizbullah yang merupakan sekutu Iran mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa pihaknya sangat keberatan dengan pengumuman Bahrain untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Hizbullah menganggapnya sebagai "pengkhianatan besar" terhadap rakyat Palestina.

Penerbangan komersial pertama antara Uni Emirat Arab dan Israel berlangsung bulan lalu dan termasuk delegasi dari pemerintahan Trump, yang mencakup penasihat keamanan nasional Robert O'Brien dan penasihat senior Jared Kushner. (Baca juga: Trump: Tak Masalah Jual Jet Tempur Siluman F-35 AS ke UEA )

Pada tahun 2018, sumber-sumber intelijen Amerika dan Barat percaya bahwa Iran telah mengirim pasokan persenjataan canggih ke Hizbullah, pengiriman yang mencakup komponen Global Positioning System (GPS) untuk membuat roket yang sebelumnya tidak diarahkan menjadi peluru kendali presisi. Peralatan itu telah meningkatkan ancaman terhadap Israel.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1494 seconds (0.1#10.140)