Cari Wakil Perempuan, Biden Mulai Menyeleksi Kandidat Cawapres
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kandidat kuat calon presiden (capres) dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyatakan telah menyiapkan komite bertujuan untuk menyeleksi calon wakil presiden (cawapres) yang menjadi pasangannya. Biden mengungkapkan, tim itu akan menyeleksi puluhan kandidat dan kandidat kulit hitam menjadi pertimbangan.
Biden memahami dirinya mendapatkan tekanan agar perempuan kulit hitam dipilih sebagai cawapresnya. “Saya memahaminya. Saya menjamin bahwa puluhan perempuan sedang dipertimbangkan. Untuk kandidat cawapres perempuan kulit hitam lebih dari satu akan dipertimbangkan pertama oleh komite,” katanya dilansir CNN.
Sebelumnya, Biden berjanji akan memiliki perempuan sebagai calon wakil presiden sebagai pasangannya jika memenangkan pemilu pendahuluan Partai Demokrat. “Saya terpilih sebagai presiden, kabinet saya, pemerintahan saja, akan terlihat seperti negara ini, dan saya berkomitmen bahwa saya akan menunjuk perempuan sebagai wakil presiden,” kata Biden.
“Banyak perempuan yang memenuhi kualifikasi sebagai presiden mendatang. Saya akan menunjuk perempuan sebagai wakil presiden saya,” ujarnya.
Sebenarnya ada enam perempuan yang bersaing dalam perebutan nominasi capres Partai Demokrat, seperti senator perempuan Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, Kamala Harris, dan Kirsten Gillibrand. Selain itu, juga ada anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), seperti Tulsi Gabbard dan Marianne Williamson. Namun, Hillary Clinton memiliki peluang besar bagi Biden untuk menjadi kandidat calon wakil presiden setelah dia memberikan dukungan bagi mantan wakil presiden AS tersebut.
Hanya saja, Biden mengatakan, perempuan yang dipilih adalah orang yang memiliki “simpati” dengan pandangan dan kebijakannya. Dia juga telah berkonsultasi dengan mantan Presiden AS Barack Obama yang menasihatinya agar memiliki orang yang menutupi kelemahannya. “Cawapres yang mempunyai kekuatan di mana saya memiliki banyak kelemahan,” katanya.
Siapa saja anggota komite yang akan menjadi cawapres-nya Biden? Mereka adalah mantan senator Christopher Dodd, politikus Lisa Blunt Rochester dari Delaware, Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti, dan Cynthia C. Hogan yang merupakan penasihat Biden.
Biden juga berjanji akan membangun pemerintahan yang beragam seperti AS. “Pemerintahan saya, kabinet, wakil presiden, dan hakim Mahkamah Agung akan seperti negara ini,” katanya.
Sebelumnya, Biden mendapatkan dukungan resmi dari Hillary Clinton yang pernah menjadi rival utama Presiden Donald Trump pada pemilu 2016. Dukungan Hillary menjadi modal besar bagi Biden untuk mampu mengalahkan Trump pada pemilu presiden November mendatang.
Dukungan itu berdampak penting pada penanganan krisis pandemi virus korona dan menarik dukungan bagi kaum perempuan. Hillary tetap mendapatkan simpati kuat dari para pendukungnya karena dia memenangkan pemungutan suara populer dibandingkan dengan Trump pada pemilu 2016. Ada kemungkinan juga Hillary bisa menjadi kandidat kuat sebagai calon wakil presiden karena Biden memang berkeinginan mengajak perempuan sebagai pendampingnya.
“Saya sangat senang menjadi bagian dari kampanyemu (Biden) dan bukan hanya mendukungmu. Tapi membantu untuk memperkuat berbagai isu pada pemilu presiden ini,” kata Hillary dilansir Reuters. Kekalahan Hillary masih menimbulkan kemarahan dan perhatian di kalangan pendukung liberal.
Biden dan Hillary sepakat membahas tentang aborsi sebagai bagian penting dalam perawatan kesehatan selama pandemi korona. Mereka juga sepakat memberikan subsidi kepada korban kekerasan rumah tangga hingga bantuan bagi warga AS yang harus berhenti bekerja karena virus korona. “Perempuan kerap diperlakukan tidak adil selama pandemi ini,” kata Hillary.
Biden pun sepakat kalau aborsi akan menjadi perjuangan politiknya selama krisis. Pasalnya, beberapa negara bagian yang dikuasai Republik menolak prosedur aborsi sebagai respons darurat.
Bagaimana respons kubu Trump dengan dukungan Hillary kepada Biden? Manajer kampanye Trump, Brad Parscale, mengatakan tidak ada konsentrasi dukungan kuat jika Joe Biden dan Hillary Clinton bergabung. “Presiden Trump berhasil mengalahkannya (Hillary), dan kini dia juga akan mengalahkan kandidat yang dipilih Hillary,” kata Parscale.
Dukungan bagi Biden dari Hillary memang tidak pernah diragukan. Dia juga telah mendukungan kuat dari kelompok prokemapanan di Partai Demokrat. Apalagi rivalnya di pemilu pendahuluan, Bernie Sanders, juga memberikan dukungan kepada Biden. Selama ini Sanders merupakan representasi demokrat sosialis. (Andika H Mustaqim)
Biden memahami dirinya mendapatkan tekanan agar perempuan kulit hitam dipilih sebagai cawapresnya. “Saya memahaminya. Saya menjamin bahwa puluhan perempuan sedang dipertimbangkan. Untuk kandidat cawapres perempuan kulit hitam lebih dari satu akan dipertimbangkan pertama oleh komite,” katanya dilansir CNN.
Sebelumnya, Biden berjanji akan memiliki perempuan sebagai calon wakil presiden sebagai pasangannya jika memenangkan pemilu pendahuluan Partai Demokrat. “Saya terpilih sebagai presiden, kabinet saya, pemerintahan saja, akan terlihat seperti negara ini, dan saya berkomitmen bahwa saya akan menunjuk perempuan sebagai wakil presiden,” kata Biden.
“Banyak perempuan yang memenuhi kualifikasi sebagai presiden mendatang. Saya akan menunjuk perempuan sebagai wakil presiden saya,” ujarnya.
Sebenarnya ada enam perempuan yang bersaing dalam perebutan nominasi capres Partai Demokrat, seperti senator perempuan Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, Kamala Harris, dan Kirsten Gillibrand. Selain itu, juga ada anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), seperti Tulsi Gabbard dan Marianne Williamson. Namun, Hillary Clinton memiliki peluang besar bagi Biden untuk menjadi kandidat calon wakil presiden setelah dia memberikan dukungan bagi mantan wakil presiden AS tersebut.
Hanya saja, Biden mengatakan, perempuan yang dipilih adalah orang yang memiliki “simpati” dengan pandangan dan kebijakannya. Dia juga telah berkonsultasi dengan mantan Presiden AS Barack Obama yang menasihatinya agar memiliki orang yang menutupi kelemahannya. “Cawapres yang mempunyai kekuatan di mana saya memiliki banyak kelemahan,” katanya.
Siapa saja anggota komite yang akan menjadi cawapres-nya Biden? Mereka adalah mantan senator Christopher Dodd, politikus Lisa Blunt Rochester dari Delaware, Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti, dan Cynthia C. Hogan yang merupakan penasihat Biden.
Biden juga berjanji akan membangun pemerintahan yang beragam seperti AS. “Pemerintahan saya, kabinet, wakil presiden, dan hakim Mahkamah Agung akan seperti negara ini,” katanya.
Sebelumnya, Biden mendapatkan dukungan resmi dari Hillary Clinton yang pernah menjadi rival utama Presiden Donald Trump pada pemilu 2016. Dukungan Hillary menjadi modal besar bagi Biden untuk mampu mengalahkan Trump pada pemilu presiden November mendatang.
Dukungan itu berdampak penting pada penanganan krisis pandemi virus korona dan menarik dukungan bagi kaum perempuan. Hillary tetap mendapatkan simpati kuat dari para pendukungnya karena dia memenangkan pemungutan suara populer dibandingkan dengan Trump pada pemilu 2016. Ada kemungkinan juga Hillary bisa menjadi kandidat kuat sebagai calon wakil presiden karena Biden memang berkeinginan mengajak perempuan sebagai pendampingnya.
“Saya sangat senang menjadi bagian dari kampanyemu (Biden) dan bukan hanya mendukungmu. Tapi membantu untuk memperkuat berbagai isu pada pemilu presiden ini,” kata Hillary dilansir Reuters. Kekalahan Hillary masih menimbulkan kemarahan dan perhatian di kalangan pendukung liberal.
Biden dan Hillary sepakat membahas tentang aborsi sebagai bagian penting dalam perawatan kesehatan selama pandemi korona. Mereka juga sepakat memberikan subsidi kepada korban kekerasan rumah tangga hingga bantuan bagi warga AS yang harus berhenti bekerja karena virus korona. “Perempuan kerap diperlakukan tidak adil selama pandemi ini,” kata Hillary.
Biden pun sepakat kalau aborsi akan menjadi perjuangan politiknya selama krisis. Pasalnya, beberapa negara bagian yang dikuasai Republik menolak prosedur aborsi sebagai respons darurat.
Bagaimana respons kubu Trump dengan dukungan Hillary kepada Biden? Manajer kampanye Trump, Brad Parscale, mengatakan tidak ada konsentrasi dukungan kuat jika Joe Biden dan Hillary Clinton bergabung. “Presiden Trump berhasil mengalahkannya (Hillary), dan kini dia juga akan mengalahkan kandidat yang dipilih Hillary,” kata Parscale.
Dukungan bagi Biden dari Hillary memang tidak pernah diragukan. Dia juga telah mendukungan kuat dari kelompok prokemapanan di Partai Demokrat. Apalagi rivalnya di pemilu pendahuluan, Bernie Sanders, juga memberikan dukungan kepada Biden. Selama ini Sanders merupakan representasi demokrat sosialis. (Andika H Mustaqim)
(ysw)