Kondisi Stabil, Penanganan Covid-19 di India Tetap Dipertanyakan

Senin, 04 Mei 2020 - 10:46 WIB
loading...
Kondisi Stabil, Penanganan Covid-19 di India Tetap Dipertanyakan
Helikopter Angkatan Laut India menjatuhkan bunga di halamanRumah Sakit Khusus Korona sebagai bentuk penghormatankepada tim medis yang berjuang melawan pandemi Covid-19 diVisakhapatnam, India, kemarin. Foto/Reuters
A A A
NEW DELHI - Kurang dari sebulan lalu, India terlihat seperti mengalami kekacauan dalam penanganan virus corona (Covid-19). Bagaimana sekarang? India jutsru tampak tenang dan relatif stabil dengan jumlah kasus Covid mencapai 31.360 kasus dan 1.008 warga meninggal.

Para pakar memprediksi India dengan penduduk 1,3 miliar orang akan memiliki jutaan kasus warga yang terinfeksi virus corona. Apalagi, sistem kesehatan di India dikenal cukup buruk. Namun, negara dengan penduduk terpadat di dunia mampu menghindari skenario terburuk tersebut jika dibandingkan negara lain, seperti Amerika Serikat.

Namun, realitasnya jumlah pasien Covid-19 di India ternyata kompleks. Para pakar mengatakan terlalu dini untuk mengucapkan selamat kepada India. “Hingga putaran ini, virus belum mampu merusak seperti apa yang ditakutkan,” kata Srinath Reddy, Presiden Public Health Foundation of India, sebuah lembaga nirlaba, dilansir CNN. Dia mengungkapkan, India belum bisa menutup buku dalam kasus virus corona.

Banyak peneliti menganggap sedikitnya jumlah kematian akibat Covid-19 di India memicu tanda tanyan besar. Fisikawan asal India Siddartha Mukherjee mengatakan akan menyebut tren ini sebagai sebuah misteri dan sebagian dari fakta yang masih abu-abu ini adalah bahwa India belum menggelar cukup banyak tes Covid-19. “Jika kita menguji lebih banyak orang, maka kita akan mendapatkan jawabannya," ujar Mukherjee kepada BBC.

Pertanyaan lain yang belum terjawab adalah apakah India luput mencatat sejumlah kematian akibat Covid-19. Terdapat banyak kematian yang tidak tercatat di berbagai negara yang sangat terdampak virus ini. Setelah menelusuri data kematian di 12 negara misalnya, New York Times menemukan bahwa ada 40.000 kematian yang tidak tercatat di data resmi pada Maret lalu. Kematian itu adalah yang terbukti berkaitan erat dengan Covid-19 maupun yang didorong penyebab lainnya. Bahkan, Financial Times terhadap kematian selama pandemi Covid-19 di 14 negara menemukan bahwa jumlah kematian akibat virus ini sebenarnya 60% tinggi dibandingkan data resmi.

Prabhat Jha, akademisi dari University of Toronto yang mempimpin proyek ambisius bertajuk Million Death Study, menilai kematian yang tidak tercatat harus masuk dalam perhitungan ini. "Karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, setelah ini dibutuhkan sistem penghitungan lain di India," ujar Jha kepada saya.

Sekitar 80% kematian di India memang terjadi di rumah. Ini termasuk kematian akibat malaria dan penyakit paru. Kematian akibat persalinan, serangan jantung, dan kecelakaan adalah jenis kematian yang lebih sering dicatat pihak rumah sakit. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0848 seconds (0.1#10.140)