Kekuatan Militer Kamboja, Kecil tapi Tak Bisa Diremehkan
loading...

Militer Kamboja menunjukkan persenjataan dalam parade. Foto/Phnom Penh Post
A
A
A
PHNOM PEHN - Kekuatan militer Kamboja mencerminkan perpaduan antara warisan sejarah, modernisasi bertahap, dan dinamika geopolitik regional.
Meskipun tidak termasuk dalam jajaran kekuatan militer utama dunia, Kamboja telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat dan menyesuaikan angkatan bersenjatanya dengan tantangan kontemporer.
Berikut adalah tinjauan komprehensif mengenai kekuatan militer Kamboja:
Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (Royal Cambodian Armed Forces - RCAF) terdiri dari tiga cabang utama:
Angkatan Darat (Royal Cambodian Army): Merupakan komponen terbesar dengan sekitar 85.000 personel. Terdiri dari 11 divisi infanteri yang dilengkapi dengan dukungan artileri dan lapis baja.
Wilayah operasional dibagi menjadi enam wilayah militer, masing-masing mencakup beberapa provinsi dan dipimpin oleh seorang Mayor Jenderal.
Angkatan Laut (Royal Cambodian Navy): Bertanggung jawab atas pengamanan perairan Kamboja, termasuk patroli sungai dan pesisir.
Meskipun ukurannya relatif kecil, angkatan laut ini memainkan peran penting dalam menjaga kedaulatan maritim negara.
Angkatan Udara (Royal Cambodian Air Force): Memiliki peran terbatas dengan armada pesawat yang kecil. Fokus utamanya adalah pada pengawasan udara dan dukungan logistik.
Pengeluaran militer Kamboja telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir:
2023: Anggaran pertahanan mencapai sekitar USD668 juta, tertinggi dalam sejarah negara tersebut.
Tren: Peningkatan ini mencerminkan komitmen pemerintah memperkuat kapabilitas militer, meskipun masih jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam atau Thailand.
a. Kendaraan Lapis Baja dan Tank
Kamboja memiliki berbagai kendaraan lapis baja, banyak di antaranya merupakan warisan era Soviet:
Tank Tempur Utama: T-54, T-55M1, dan T-55AM1.
Tank Ringan: Type 62 dan PT-76.
Kendaraan Tempur Infanteri: BMP-1 dan BTR-60PB.
Meskipun beberapa kendaraan ini sudah usang, Kamboja telah menerima bantuan dari negara-negara seperti China dan Ukraina untuk pemeliharaan dan modernisasi.
b. Sistem Pertahanan Udara
Kamboja telah meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya dengan akuisisi sistem modern:
Man-Portable Air Defense Systems (MANPADS): FN-6 dan QW-3 dari China.
Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara: HQ-12 (KS-1C+) yang mampu menghadapi ancaman udara menengah.
Langkah ini menunjukkan upaya Kamboja mengurangi ketergantungan pada peralatan lama dan meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya.
c. Senjata Infanteri
Pasukan infanteri Kamboja dilengkapi dengan berbagai senjata, termasuk:
Senapan Serbu: Type 56, AK-47, dan QBZ-97.
Senapan Mesin: RPD, PKM, dan QBB-95.
Senapan Sniper: Type 79 dan QBU-88.
Kamboja juga telah menerima bantuan militer dari negara-negara seperti Indonesia, yang menyumbangkan senjata dan amunisi untuk mendukung modernisasi angkatan bersenjata.
a. Hubungan dengan China
Kamboja memiliki hubungan militer yang erat dengan China, termasuk:
Bantuan Militer: China telah menyediakan peralatan militer, pelatihan, dan dukungan logistik.
Pangkalan Angkatan Laut Ream: China membantu dalam modernisasi pangkalan ini, yang memicu kekhawatiran dari negara-negara Barat mengenai kemungkinan penggunaan eksklusif oleh militer China.
b. Hubungan dengan Negara Lain
Meskipun hubungan dengan China kuat, Kamboja juga berupaya menjaga keseimbangan.
Amerika Serikat dan Jepang: Kamboja telah menyatakan keterbukaan untuk menerima kunjungan kapal perang dari negara-negara ini, menunjukkan niat untuk diversifikasi hubungan militer.
Misi Penjaga Perdamaian PBB: Kamboja telah mengirim lebih dari 6.800 personel ke berbagai misi penjaga perdamaian, menunjukkan komitmen terhadap keamanan global.
Menurut Global Firepower 2025, Kamboja menempati peringkat ke-95 dari 145 negara dalam hal kekuatan militer, dengan skor PowerIndex sebesar 2.0752.
Skor ini menunjukkan meskipun Kamboja memiliki angkatan bersenjata yang fungsional, kapasitasnya masih terbatas dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.
Meskipun tidak termasuk dalam jajaran kekuatan militer utama dunia, Kamboja telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat dan menyesuaikan angkatan bersenjatanya dengan tantangan kontemporer.
Berikut adalah tinjauan komprehensif mengenai kekuatan militer Kamboja:
1. Struktur dan Organisasi Militer
Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (Royal Cambodian Armed Forces - RCAF) terdiri dari tiga cabang utama:
Angkatan Darat (Royal Cambodian Army): Merupakan komponen terbesar dengan sekitar 85.000 personel. Terdiri dari 11 divisi infanteri yang dilengkapi dengan dukungan artileri dan lapis baja.
Wilayah operasional dibagi menjadi enam wilayah militer, masing-masing mencakup beberapa provinsi dan dipimpin oleh seorang Mayor Jenderal.
Angkatan Laut (Royal Cambodian Navy): Bertanggung jawab atas pengamanan perairan Kamboja, termasuk patroli sungai dan pesisir.
Meskipun ukurannya relatif kecil, angkatan laut ini memainkan peran penting dalam menjaga kedaulatan maritim negara.
Angkatan Udara (Royal Cambodian Air Force): Memiliki peran terbatas dengan armada pesawat yang kecil. Fokus utamanya adalah pada pengawasan udara dan dukungan logistik.
2. Anggaran Pertahanan
Pengeluaran militer Kamboja telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir:
2023: Anggaran pertahanan mencapai sekitar USD668 juta, tertinggi dalam sejarah negara tersebut.
Tren: Peningkatan ini mencerminkan komitmen pemerintah memperkuat kapabilitas militer, meskipun masih jauh dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Vietnam atau Thailand.
3. Peralatan dan Modernisasi
a. Kendaraan Lapis Baja dan Tank
Kamboja memiliki berbagai kendaraan lapis baja, banyak di antaranya merupakan warisan era Soviet:
Tank Tempur Utama: T-54, T-55M1, dan T-55AM1.
Tank Ringan: Type 62 dan PT-76.
Kendaraan Tempur Infanteri: BMP-1 dan BTR-60PB.
Meskipun beberapa kendaraan ini sudah usang, Kamboja telah menerima bantuan dari negara-negara seperti China dan Ukraina untuk pemeliharaan dan modernisasi.
b. Sistem Pertahanan Udara
Kamboja telah meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya dengan akuisisi sistem modern:
Man-Portable Air Defense Systems (MANPADS): FN-6 dan QW-3 dari China.
Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara: HQ-12 (KS-1C+) yang mampu menghadapi ancaman udara menengah.
Langkah ini menunjukkan upaya Kamboja mengurangi ketergantungan pada peralatan lama dan meningkatkan kemampuan pertahanan udaranya.
c. Senjata Infanteri
Pasukan infanteri Kamboja dilengkapi dengan berbagai senjata, termasuk:
Senapan Serbu: Type 56, AK-47, dan QBZ-97.
Senapan Mesin: RPD, PKM, dan QBB-95.
Senapan Sniper: Type 79 dan QBU-88.
Kamboja juga telah menerima bantuan militer dari negara-negara seperti Indonesia, yang menyumbangkan senjata dan amunisi untuk mendukung modernisasi angkatan bersenjata.
4. Kerja Sama Internasional dan Geopolitik
a. Hubungan dengan China
Kamboja memiliki hubungan militer yang erat dengan China, termasuk:
Bantuan Militer: China telah menyediakan peralatan militer, pelatihan, dan dukungan logistik.
Pangkalan Angkatan Laut Ream: China membantu dalam modernisasi pangkalan ini, yang memicu kekhawatiran dari negara-negara Barat mengenai kemungkinan penggunaan eksklusif oleh militer China.
b. Hubungan dengan Negara Lain
Meskipun hubungan dengan China kuat, Kamboja juga berupaya menjaga keseimbangan.
Amerika Serikat dan Jepang: Kamboja telah menyatakan keterbukaan untuk menerima kunjungan kapal perang dari negara-negara ini, menunjukkan niat untuk diversifikasi hubungan militer.
Misi Penjaga Perdamaian PBB: Kamboja telah mengirim lebih dari 6.800 personel ke berbagai misi penjaga perdamaian, menunjukkan komitmen terhadap keamanan global.
5. Peringkat dan Kapabilitas Global
Menurut Global Firepower 2025, Kamboja menempati peringkat ke-95 dari 145 negara dalam hal kekuatan militer, dengan skor PowerIndex sebesar 2.0752.
Skor ini menunjukkan meskipun Kamboja memiliki angkatan bersenjata yang fungsional, kapasitasnya masih terbatas dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan.
(sya)
Lihat Juga :