Marah 26 Turis Hindu Dibantai di Kashmir, India Lakukan 5 Pembalasan pada Pakistan

Kamis, 24 April 2025 - 09:56 WIB
loading...
Marah 26 Turis Hindu...
Marah 26 turis Hindu dibantai di Kashmir, India lakukan 5 pembalasan pada Pakistan. Foto/NDTV
A A A
NEW DELHI - India marah besar pada Pakistan setelah 26 turis Hindu dibantai kelompok bersenjata di padang rumput Baisaran, Pahalgam, di Jammu dan Kashmir. Wilayah itu terkenal dengan julukan "Mini Swiss".

Pelaku pembantaian itu adalah kelompok militan bersenjata The Resistance Front (TRF), yang disebut-sebut sebagai afiliasi Lashkar-e-Taiba (LeT) Pakistan.

Pemerintah Pakistan mengecam serangan tersebut, tapi tidak mengonfirmasi apakah kelompok TRF berafiliasi dengan pemerintah.

India kini menurunkan status hubungan diplomatik dengan Pakistan.

Baca Juga: 26 Turis Hindu Dibantai di 'Mini Swiss' Kashmir, Ini Reaksi Dunia

Rapat Komite Kabinet Keamanan yang diketuai oleh Perdana Menteri India Narendra Modi pada hari Rabu juga telah memutuskan lima tindakan pembalasan terhadap Pakistan.

Tindakan tersebut termasuk mendeklarasikan penasihat pertahanan Komisi Tinggi Pakistan sebagai persona non-grata dan mengurangi kekuatan misi diplomatik Islamabad di India dari 55 menjadi 30 orang. India akan menarik penasihat militernya sendiri dari Komisi Tinggi di Ibu Kota Pakistan.

Respons New Delhi juga mencakup pembatalan visa bagi warga negara Pakistan berdasarkan Skema Pengecualian Visa SAARC, yang memberikan hak kepada kategori pejabat tertentu untuk mendapatkan Dokumen Perjalanan Khusus, sehingga membebaskan mereka dari visa di wilayah tersebut.

SAARC atau Asosiasi Asia Selatan untuk Kerja Sama Regional, meliputi Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka.

Saat memberi pengarahan kepada media setelah rapat tersebut, Menteri Luar Negeri India Vikram Misri mengatakan bahwa penasihat pertahanan, militer, Angkatan Laut, dan Angkatan uUdara di Komisi Tinggi Pakistan memiliki waktu seminggu untuk meninggalkan India.

Warga negara Pakistan yang saat ini berada di India di bawah rezim SVES (SAARC Visa Exemption Scheme) memiliki waktu 48 jam untuk meninggalkan negara tersebut.

India juga menutup Pos Pemeriksaan Terpadu Attari, yang umumnya dikenal sebagai perbatasan Wagah-Attari antara kedua negara, dengan efek segera.

“Mereka yang telah menyeberang dengan dukungan yang sah dapat kembali melalui rute tersebut sebelum 01 Mei 2025,” imbuh Misri, yang secara efektif memberikan waktu yang sempit bagi para pelancong yang ada untuk kembali.

New Delhi, lebih lanjut, mengumumkan penghentian Perjanjian Air Sungai Indus 1960 dengan segera. Perjanjian tersebut membatasi hak dan kewajiban kedua negara tetangga Asia Selatan terkait penggunaan perairan sistem Sungai Indus.

“Perjanjian Air Sungai Indus tahun 1960 akan ditangguhkan dengan segera hingga Pakistan secara kredibel dan tidak dapat ditarik kembali melepaskan dukungannya terhadap terorisme lintas batas,” kata Misri, seperti dikutip RT, Kamis (24/4/2025).

Setidaknya 26 turis Hindu, termasuk dua wisatawan asing, tewas oleh serangan kelompok TRF di wilayah Jammu dan Kashmir yang dikendalikan India.

Kelompok itu melepaskan tembakan ke arah wisatawan yang sedang mengunjungi tempat terkenal, padang rumput Baisaran, di hulu Pahalgam di Jammu dan Kashmir pada Selasa sore.

Lebih dari 20 orang juga terluka, beberapa mengalami luka kritis. Kelompok TRF telah mengaku bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut.

New Delhi telah lama menuduh Pakistan mendukung terorisme lintas batas—sebuah klaim yang dibantah oleh Islamabad.

Kementerian Luar Negeri Pakistan pada hari Rabu menyatakan "kekhawatiran" atas hilangnya nyawa, menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan berharap "yang terluka segera pulih."

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah mengadakan pertemuan Komite Keamanan Nasional untuk menilai situasi tersebut.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Inilah 9 Rudal Nuklir...
Inilah 9 Rudal Nuklir Pakistan yang Dapat Lenyapkan India
Jenderal Chaudhry: Pakistan...
Jenderal Chaudhry: Pakistan Serang 26 Target Militer India
Ini Jawaban Resmi Militer...
Ini Jawaban Resmi Militer India soal Klaim Jet Tempur Rafale-nya Ditembak Jatuh J-10 Pakistan
Siapa Maryam Nawaz?...
Siapa Maryam Nawaz? Menteri Besar Punjab yang Menyebut Tidak Ada Musuh yang Berani Menatap Pakistan
Mengapa India dan Pakistan...
Mengapa India dan Pakistan Sepakat Melakukan Gencatan Senjata?
Israel Dukung Penuh...
Israel Dukung Penuh India dalam Perang Melawan Pakistan, Ini 5 Alasannya
Perbandingan India vs...
Perbandingan India vs Pakistan di Olahraga, Rivalitas Sengit di Kriket
Kim Jong Un Pantau Uji...
Kim Jong Un Pantau Uji Coba Rudal Balistik Korut, Tekankan Kesiapan Kekuatan Nuklir
Utusan Trump Kritik...
Utusan Trump Kritik Pedas Netanyahu, Perang Terus tapi Tak Ada Kemajuan
Rekomendasi
Mengapa Danau Aral Mengering?
Mengapa Danau Aral Mengering?
4 Tradisi Waisak di...
4 Tradisi Waisak di Indonesia, Ada Pelepasan Lampion hingga Pengambilan Api Abadi
Perangi Preman! 504...
Perangi Preman! 504 Pelaku Premanisme di Jabar Ditangkap dalam 10 Hari
Berita Terkini
Taliban Melarang Catur,...
Taliban Melarang Catur, Dianggap sebagai Sarana Judi yang Dilarang Islam
Inilah 9 Rudal Nuklir...
Inilah 9 Rudal Nuklir Pakistan yang Dapat Lenyapkan India
Badan Mata-mata MI6...
Badan Mata-mata MI6 Inggris Bakal Dipimpin Bos Wanita untuk Pertama Kalinya
Keluarga Kerajaan Qatar...
Keluarga Kerajaan Qatar Akan Memberi Trump Pesawat Supermewah Bak Istana Terbang
Hakim Terkenal Mesir...
Hakim Terkenal Mesir yang Menghukum Mati Ratusan Orang Meninggal akibat Kanker
Jenderal Chaudhry: Pakistan...
Jenderal Chaudhry: Pakistan Serang 26 Target Militer India
Infografis
Pakistan Balas Serangan...
Pakistan Balas Serangan India, Luncurkan Operasi Bunyan Marsoos
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved