Profil Victor Gao, Analis yang Sebut China Bisa Hidup 5.000 Tahun Lagi Meski Ditekan AS
loading...
A
A
A
Dia mendukung Undang-Undang Keamanan Nasional dan integrasi Hong Kong yang berkelanjutan dengan China.
Pada September 2021, Gao menyebut pakta AUKUS sebagai "pelanggaran berat terhadap hukum internasional", mengeklaim bahwa Australia yang dipersenjatai dengan kapal selam nuklir akan menjadi target serangan nuklir di masa mendatang.
Dia pernah menyebut warga Australia "tidak punya otak".
"Saya akan mengatakan kesepakatan AUKUS itu sendiri dengan memungkinkan Australia membangun kapal selam nuklir akan memiliki satu konsekuensi besar bagi Australia, yaitu, Australia tidak akan lagi menikmati manfaat dan hak istimewa yang sangat langka untuk tidak menjadi target senjata nuklir di masa mendatang," katanya.
Sedangkan soal Taiwan, Gao mendukung segala cara yang mungkin untuk mencapai penyatuan China dengan pulau tersebut.
Pada Oktober 2021, Gao mengeklaim bahwa orang Taiwan keturunan Jepang mendukung kemerdekaan Taiwan, dan bahwa setelah China mengambil alih, mereka harus menunjukkan dukungan untuk penyatuan kembali secara tertulis atau beremigrasi.
Majalah Foreign Policy menganggap komentar Gao itu sebagai seruan untuk pembersihan etnis.
Pada Agustus 2022, Gao berpendapat bahwa "misi militer China adalah untuk membebaskan Taiwan."
Pada September 2021, Gao menyebut pakta AUKUS sebagai "pelanggaran berat terhadap hukum internasional", mengeklaim bahwa Australia yang dipersenjatai dengan kapal selam nuklir akan menjadi target serangan nuklir di masa mendatang.
Dia pernah menyebut warga Australia "tidak punya otak".
"Saya akan mengatakan kesepakatan AUKUS itu sendiri dengan memungkinkan Australia membangun kapal selam nuklir akan memiliki satu konsekuensi besar bagi Australia, yaitu, Australia tidak akan lagi menikmati manfaat dan hak istimewa yang sangat langka untuk tidak menjadi target senjata nuklir di masa mendatang," katanya.
Sedangkan soal Taiwan, Gao mendukung segala cara yang mungkin untuk mencapai penyatuan China dengan pulau tersebut.
Pada Oktober 2021, Gao mengeklaim bahwa orang Taiwan keturunan Jepang mendukung kemerdekaan Taiwan, dan bahwa setelah China mengambil alih, mereka harus menunjukkan dukungan untuk penyatuan kembali secara tertulis atau beremigrasi.
Majalah Foreign Policy menganggap komentar Gao itu sebagai seruan untuk pembersihan etnis.
Pada Agustus 2022, Gao berpendapat bahwa "misi militer China adalah untuk membebaskan Taiwan."
(mas)
Lihat Juga :