Profil Aleksandar Vucic, Presiden Serbia yang Didemo 1 Juta Warganya karena Kasus Korupsi

Rabu, 19 Maret 2025 - 11:45 WIB
loading...
Profil Aleksandar Vucic,...
Presiden Serbia Aleksandar Vucic (Kanan) berjabat tangan dengan konstruktor China di Pozarevac, Serbia, 22 Februari 2025. Foto/xinhua
A A A
BEOGRAD - Aleksandar Vucic yang lahir pada 5 Maret 1970 di Beograd, Serbia, adalah seorang politikus yang menjabat sebagai Presiden Serbia sejak 31 Mei 2017.

Sebelumnya, dia menjabat sebagai Perdana Menteri Serbia dari 2014 hingga 2017 dan sebagai Menteri Pertahanan pada 2012.

Karier politiknya dimulai dengan keterlibatannya dalam Partai Radikal Serbia (SRS) yang nasionalis, sebelum akhirnya mendirikan Partai Progresif Serbia (SNS) yang berhaluan kanan-tengah pada 2008.

Pendidikan dan Awal Karier


Vucic menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Beograd. Setelah lulus, dia bekerja sebagai jurnalis di Pale, Bosnia dan Herzegovina, dan terlibat dalam media yang mendukung kebijakan nasionalis Serbia selama perang Yugoslavia.

Pada 1993, dia bergabung dengan SRS dan dengan cepat naik pangkat, menjadi Sekretaris Jenderal partai tersebut pada 1994.

Peralihan Politik dan Pembentukan SNS


Pada 2008, setelah perpecahan dalam SRS terkait arah politik partai, Vucic bersama Tomislav Nikolic mendirikan SNS dengan tujuan mengadopsi platform yang lebih pro-Eropa dan reformis.

Langkah ini menandai pergeseran signifikan dari nasionalisme keras menuju integrasi Eropa dan reformasi ekonomi.

SNS berhasil memenangkan pemilu parlemen pada 2012, membuka jalan bagi Vucic untuk memainkan peran kunci dalam pemerintahan Serbia.

Kepemimpinan sebagai Perdana Menteri dan Presiden


Sebagai Perdana Menteri, Vucic memfokuskan diri pada reformasi ekonomi, menarik investasi asing, dan mendorong integrasi Serbia ke Uni Eropa.

Namun, kepemimpinannya juga dikritik karena kecenderungan otoriter, termasuk kontrol media yang ketat dan tekanan terhadap oposisi politik.

Pada 2017, dia terpilih sebagai Presiden Serbia, posisi yang lebih seremonial, tetapi dia tetap mempertahankan pengaruh signifikan dalam politik negara.

Kontroversi dan Tuduhan Korupsi


Pada November 2024, insiden tragis terjadi di stasiun kereta Novi Sad, di mana atap beton runtuh dan menewaskan 15 orang.

Insiden ini memicu protes besar-besaran yang dipimpin mahasiswa, menuduh pemerintah korupsi dan kelalaian dalam pengawasan proyek infrastruktur.

Protes tersebut berkembang menjadi gerakan nasional yang menuntut transparansi, akuntabilitas, dan reformasi dalam pemerintahan.

Protes Massal dan Tuntutan Pengunduran Diri


Pada Maret 2025, ratusan ribu warga Serbia berkumpul di Beograd dalam protes terbesar dalam sejarah modern negara tersebut, menuntut pengunduran diri Vucic dan pemerintahannya.

Para demonstran menuduh pemerintah terlibat dalam korupsi sistemik, pembungkaman kebebasan berpendapat, dan kegagalan menjaga keselamatan publik.

Mereka juga menuntut reformasi mendalam dalam sistem pemerintahan Serbia dan peningkatan anggaran pendidikan.

Respon Pemerintah dan Situasi Terkini


Pemerintah Serbia menanggapi protes tersebut dengan menyangkal tuduhan penggunaan kekuatan berlebihan oleh aparat keamanan.

Namun, insiden seperti penggunaan dugaan senjata sonik ilegal untuk membubarkan demonstran menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan masyarakat sipil dan komunitas internasional.

Pada Mei 2023, sebelum puncak protes, Vucic mengundurkan diri sebagai ketua SNS, tetapi tetap menjabat sebagai Presiden Serbia.

Langkah ini dilihat oleh beberapa pihak sebagai upaya untuk meredakan ketegangan politik dan memenuhi sebagian tuntutan demonstran.

Pandangan Internasional dan Masa Depan Politik


Komunitas internasional, termasuk Uni Eropa, memantau situasi di Serbia dengan cermat, menyerukan dialog antara pemerintah dan oposisi serta menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan kebebasan berpendapat.

Masa depan politik Vucic dan stabilitas Serbia saat ini berada di persimpangan, tergantung pada bagaimana pemerintah menanggapi tuntutan rakyat dan melakukan reformasi yang diperlukan untuk memulihkan kepercayaan publik.

Secara keseluruhan, situasi di Serbia mencerminkan ketegangan antara aspirasi demokratis rakyat dan tantangan dalam mengatasi korupsi serta memastikan pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

Baca juga: Warga Gaza Hadapi Kengerian Baru, Netanyahu: Serangan Ini Hanya Permulaan
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Rumah Eks Presiden Korsel...
Rumah Eks Presiden Korsel Digerebek untuk Penyelidikan terhadap Dukun dan Hadiah Mewah
Mantan Presiden Korsel...
Mantan Presiden Korsel Didakwa Korupsi karena Minta Pekerjaan untuk Menantunya
Kasus Pencucian Uang...
Kasus Pencucian Uang Rp285,9 T, Hukuman Bui Seumur Hidup Miliarder Truong My Lan Dipangkas Jadi 30 Tahun
Mantan PNS Ini Dihukum...
Mantan PNS Ini Dihukum Penjara 468 Tahun dan Denda Rp674,6 Miliar atas Pencucian Uang
Demo Menentang Trump...
Demo Menentang Trump Digelar di Penjuru Dunia, Ada Berlin, Frankfurt, Paris, dan London
Penampakan Demo Besar...
Penampakan Demo Besar di Amerika Serikat Menentang Trump, Diikuti 250.000 Orang
Diangkat dari Kisah...
Diangkat dari Kisah Nyata, Film Garin Nugroho Nyanyi Sunyi dalam Rantang Resmi Tayang
Eks Pimpinan UE Sebut...
Eks Pimpinan UE Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza, Tuduh AS dan Eropa Terlibat
Berapa Banyak Jet Tempur...
Berapa Banyak Jet Tempur China yang Dimiliki Pakistan? Ini Daftar Lengkapnya
Rekomendasi
Stok Cadangan Beras...
Stok Cadangan Beras Pemerintah Tembus 3,7 Juta Ton, Indonesia Terdepan di ASEAN dalam Produksi Beras
Anies Kenang Sosok Eddie...
Anies Kenang Sosok Eddie Nalapraya: Beliau adalah Sahabat dan Panutan
Jejak Prestasi Eddie...
Jejak Prestasi Eddie Marzuki Nalapraya: Bapak Pencak Silat yang Meninggal Dunia
Berita Terkini
5 Fakta Menarik Pemberontak...
5 Fakta Menarik Pemberontak PKK yang Menjadi Duri dalam Daging
Horor! Kandidat Wali...
Horor! Kandidat Wali Kota dan 3 Pendukungnya Ditembak Mati saat Kampanye
Kenapa India dan Pakistan...
Kenapa India dan Pakistan Menjadi Musuh Bebuyutan ? Ini Sejarah Lengkapnya
Inggris: Ekspor Komponen...
Inggris: Ekspor Komponen Jet Siluman F-35 ke Israel Lebih Penting daripada Hentikan Genosida Gaza
Jenderal India Tak Setuju...
Jenderal India Tak Setuju Perang Habis-habisan Melawan Pakistan: Ini Bukan Film Bollywood!
Hubungan Trump-Netanyahu...
Hubungan Trump-Netanyahu Retak Makin Dalam, Keduanya Saling Frustrasi
Infografis
Lebih dari 1 Juta Tentara...
Lebih dari 1 Juta Tentara Ukraina Tewas dan Terluka
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved