Trump Anjurkan Pendukungnya Memilih Dua Kali, Picu Badai Kritik
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menganjurkan warga di Carolina Utara memilih dua kali dalam pemilu 3 November, satu lewat surat dan satu langsung datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
Saran Trump itu pun memicu badai kritik karena tindakan itu merupakan bentuk kecurangan dalam pemilu.
“Biarkan mereka mengirimnya di dalam (surat) dan biarkan mereka datang memilih (ke TPS),” kata Trump saat wawancara dengan WECT-TV di Wilmington, Carolina Utara.
“Dan jika sistem itu sebagus yang mereka katakan, maka tentu mereka tidak akan dapat memilih secara langsung (ke TPS),” papar Trump.
Trump berulang kali menuduh tanpa bukti bahwa memberikan suara lewat surat yang disarankan beberapa negara bagian karena pandemi virus corona itu akan menambah kecurangan dan mengacau pemilu November.
Namun para pakar menyatakan kecurangan semacam itu sangat jarang di AS .
Saat pawai pada Kamis (3/9) malam, Trump mengulangi seruannya agar datang ke TPS bahkan jika mereka telah mengirim suara lewat surat. Dia menuduh Partai Demokrat akan berupaya mencuri pemilu dengan manipulasi suara yang dikirim lewat surat.
“Anda harus memastikan suara Anda dihitung, karena satu-satunya cara mereka mengalahka nkita adalah melalui cara itu,” kata Trump di Latrobe, Pennsylvania.
Memberikan suara lebih dari sekali dalam pemilu merupakan tindakan ilegal. Di beberapa negara bagian, termasuk Carolina Utara, memilih lebih dari sekali adalah kejahatan, termasuk menyarankan orang lain untuk melakukannya.
Surat suara mulai dikirim lewat surat di Carolina Utara pada Jumat (4/9).
Jaksa Umum Carolina Utara Josh Stein dari Partai Demokrat menulis di Twitter bahwa Trump sangat mendorong warga Carolina Utara melanggar hukum untuk membantu dia menciptakan kekacauan dalam pemilu.
“Pastikan Anda memilih, tapi tidak memilih dua kali! Saya akan melakukan segala sesuai wewenang saya untuk memastikan keinginan rakyat terlaksana pada November,” ungkap Stein.
Tim kampanye Trump dan Gedung Putih kemudian menyangkal bahwa maksud Trump adalah mendorong warga memilih dua kali. “Presiden tidak menyarankan siapa pun melakukan apapun yang melanggar hukum. Apa yang dia katakan sangat jelas bahwa pastikan suara Anda terhitung dan jika tidak, maka memilih,” kata juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany. (Baca Juga: Menlu Retno: RI Tidak Akan Jadi Basis Militer Negara Manapun!)
Meski demikian, serangkaian tweet Trump pada Kamis (3/9) pagi mendorong para pendukungnya memilih lebih awal dengan surat dan kemudian berupaya memilih secara langsung ke TPS. (Baca Infografis: Kolaborasi MiG-Sukhoi, Siap Hadirkan Jet Tempur Gen Ke-6 Rusia)
“Pada Hari Pemilu, atau Awal Voting pergi ke Tempat Pemungutan untuk melihat apakah iya atau tidak Voting lewat Surat dihitung. Jika kalian tidak dapat Memilih dan Sistem Surat bekerja baik. Jika tidak dihitung, Pilih,” tweet Trump. (Lihat Video: Orangtua Lalai, Bocah 2 Tahun Tewas di Dalam Ember)
Saran Trump itu pun memicu badai kritik karena tindakan itu merupakan bentuk kecurangan dalam pemilu.
“Biarkan mereka mengirimnya di dalam (surat) dan biarkan mereka datang memilih (ke TPS),” kata Trump saat wawancara dengan WECT-TV di Wilmington, Carolina Utara.
“Dan jika sistem itu sebagus yang mereka katakan, maka tentu mereka tidak akan dapat memilih secara langsung (ke TPS),” papar Trump.
Trump berulang kali menuduh tanpa bukti bahwa memberikan suara lewat surat yang disarankan beberapa negara bagian karena pandemi virus corona itu akan menambah kecurangan dan mengacau pemilu November.
Namun para pakar menyatakan kecurangan semacam itu sangat jarang di AS .
Saat pawai pada Kamis (3/9) malam, Trump mengulangi seruannya agar datang ke TPS bahkan jika mereka telah mengirim suara lewat surat. Dia menuduh Partai Demokrat akan berupaya mencuri pemilu dengan manipulasi suara yang dikirim lewat surat.
“Anda harus memastikan suara Anda dihitung, karena satu-satunya cara mereka mengalahka nkita adalah melalui cara itu,” kata Trump di Latrobe, Pennsylvania.
Memberikan suara lebih dari sekali dalam pemilu merupakan tindakan ilegal. Di beberapa negara bagian, termasuk Carolina Utara, memilih lebih dari sekali adalah kejahatan, termasuk menyarankan orang lain untuk melakukannya.
Surat suara mulai dikirim lewat surat di Carolina Utara pada Jumat (4/9).
Jaksa Umum Carolina Utara Josh Stein dari Partai Demokrat menulis di Twitter bahwa Trump sangat mendorong warga Carolina Utara melanggar hukum untuk membantu dia menciptakan kekacauan dalam pemilu.
“Pastikan Anda memilih, tapi tidak memilih dua kali! Saya akan melakukan segala sesuai wewenang saya untuk memastikan keinginan rakyat terlaksana pada November,” ungkap Stein.
Tim kampanye Trump dan Gedung Putih kemudian menyangkal bahwa maksud Trump adalah mendorong warga memilih dua kali. “Presiden tidak menyarankan siapa pun melakukan apapun yang melanggar hukum. Apa yang dia katakan sangat jelas bahwa pastikan suara Anda terhitung dan jika tidak, maka memilih,” kata juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany. (Baca Juga: Menlu Retno: RI Tidak Akan Jadi Basis Militer Negara Manapun!)
Meski demikian, serangkaian tweet Trump pada Kamis (3/9) pagi mendorong para pendukungnya memilih lebih awal dengan surat dan kemudian berupaya memilih secara langsung ke TPS. (Baca Infografis: Kolaborasi MiG-Sukhoi, Siap Hadirkan Jet Tempur Gen Ke-6 Rusia)
“Pada Hari Pemilu, atau Awal Voting pergi ke Tempat Pemungutan untuk melihat apakah iya atau tidak Voting lewat Surat dihitung. Jika kalian tidak dapat Memilih dan Sistem Surat bekerja baik. Jika tidak dihitung, Pilih,” tweet Trump. (Lihat Video: Orangtua Lalai, Bocah 2 Tahun Tewas di Dalam Ember)
(sya)