Profil Faisal Al Musaid, Pangeran Kerajaan Arab Saudi Lulusan AS yang Menembak Mati Raja Faisal
loading...
A
A
A
Melansir Time Note, Sang pangeran mengeluarkan pistol dari jubahnya dan menembak kepala Raja dua kali. Tembakan ketiganya meleset dan dia membuang pistolnya. Raja Faisal jatuh ke lantai. Pengawal dengan pedang dan senapan mesin ringan menangkap sang pangeran. Raja segera dilarikan ke rumah sakit tetapi dokter tidak dapat menyelamatkannya. Sebelum meninggal, Raja Faisal memerintahkan agar pembunuh itu tidak dieksekusi. Kru televisi Saudi merekam seluruh pembunuhan itu di kamera.
Pengadilan syariah memutuskan Faisal dinyatakan bersalah atas pembunuhan raja pada tanggal 18 Juni, dan eksekusi publiknya terjadi beberapa jam kemudian. Saudaranya, Bandar, dipenjara selama satu tahun dan kemudian dibebaskan.
Mobil-mobil dengan pengeras suara melaju di sekitar Riyadh untuk mengumumkan vonis dan eksekusinya yang akan segera dilakukan, dan massa berkumpul di alun-alun. Faisal digiring oleh seorang tentara ke tempat eksekusi dan dilaporkan berjalan sempoyongan.
Mengenakan jubah putih dan mata tertutup, Faisal dipenggal dengan satu sapuan pedang bergagang emas. Setelah eksekusi, kepalanya dipertontonkan ke kerumunan selama 15 menit pada sebuah paku kayu, sebelum dibawa pergi bersama tubuhnya dengan ambulans.
6. Motif Pembunuhan Masih Misterius, dari Keterlibatan CIA hingga Ketidakpuasan
Surat kabar Beirut mengklaim keterlibatan dengan narkoba sebagai motivasi dalam pembunuhan tersebut. Para pejabat Saudi mulai menyatakan bahwa tindakan sang pangeran itu disengaja dan direncanakan.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa sang pangeran telah memberi tahu ibunya tentang rencana pembunuhannya, yang kemudian memberi tahu Raja Faisal yang menjawab bahwa "jika itu adalah kehendak Allah, maka itu akan terjadi." "Terjadi". Media Arab menyiratkan bahwa sang pangeran telah menjadi alat Badan Intelijen Pusat AS.
Surat kabar Beirut menawarkan tiga penjelasan berbeda untuk serangan tersebut. An-Nahar melaporkan bahwa serangan itu mungkin merupakan pembalasan dendam atas pencopotan Raja Saud, karena Faisal dijadwalkan menikahi putri Saud — Putri Sita — pada minggu yang sama.
An-Nahar juga melaporkan bahwa Raja Faisal telah mengabaikan keluhan berulang-ulangnya bahwa tunjangan bulanannya sebesar USD3.500 tidak mencukupi dan ini mungkin telah mendorong pembunuhan tersebut. Al Bayrak melaporkan bahwa menurut sumber-sumber Saudi yang dapat dipercaya, Raja Faisal melarangnya meninggalkan negara itu karena konsumsi alkohol dan narkoba yang berlebihan di luar negeri dan serangan itu mungkin merupakan pembalasan terhadap larangan tersebut.
5. Diduga Mengalami Gangguan Jiwa, Akhirnya Dieksekusi Mati
Laporan awal menggambarkan Faisal bin Musaid sebagai "gangguan mental." Ia dipindahkan ke penjara Riyadh. Namun, ia kemudian dianggap waras untuk diadili.Pengadilan syariah memutuskan Faisal dinyatakan bersalah atas pembunuhan raja pada tanggal 18 Juni, dan eksekusi publiknya terjadi beberapa jam kemudian. Saudaranya, Bandar, dipenjara selama satu tahun dan kemudian dibebaskan.
Mobil-mobil dengan pengeras suara melaju di sekitar Riyadh untuk mengumumkan vonis dan eksekusinya yang akan segera dilakukan, dan massa berkumpul di alun-alun. Faisal digiring oleh seorang tentara ke tempat eksekusi dan dilaporkan berjalan sempoyongan.
Mengenakan jubah putih dan mata tertutup, Faisal dipenggal dengan satu sapuan pedang bergagang emas. Setelah eksekusi, kepalanya dipertontonkan ke kerumunan selama 15 menit pada sebuah paku kayu, sebelum dibawa pergi bersama tubuhnya dengan ambulans.
6. Motif Pembunuhan Masih Misterius, dari Keterlibatan CIA hingga Ketidakpuasan
Surat kabar Beirut mengklaim keterlibatan dengan narkoba sebagai motivasi dalam pembunuhan tersebut. Para pejabat Saudi mulai menyatakan bahwa tindakan sang pangeran itu disengaja dan direncanakan.
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa sang pangeran telah memberi tahu ibunya tentang rencana pembunuhannya, yang kemudian memberi tahu Raja Faisal yang menjawab bahwa "jika itu adalah kehendak Allah, maka itu akan terjadi." "Terjadi". Media Arab menyiratkan bahwa sang pangeran telah menjadi alat Badan Intelijen Pusat AS.
Surat kabar Beirut menawarkan tiga penjelasan berbeda untuk serangan tersebut. An-Nahar melaporkan bahwa serangan itu mungkin merupakan pembalasan dendam atas pencopotan Raja Saud, karena Faisal dijadwalkan menikahi putri Saud — Putri Sita — pada minggu yang sama.
An-Nahar juga melaporkan bahwa Raja Faisal telah mengabaikan keluhan berulang-ulangnya bahwa tunjangan bulanannya sebesar USD3.500 tidak mencukupi dan ini mungkin telah mendorong pembunuhan tersebut. Al Bayrak melaporkan bahwa menurut sumber-sumber Saudi yang dapat dipercaya, Raja Faisal melarangnya meninggalkan negara itu karena konsumsi alkohol dan narkoba yang berlebihan di luar negeri dan serangan itu mungkin merupakan pembalasan terhadap larangan tersebut.
(ahm)