6 Negara Arab yang Warganya Banyak Ikut Rayakan Natal, Siapa Saja?
loading...
A
A
A
Berbentuk keranjang, di dalamnya terdapat tujuh makanan yang dipilih masing-masing mewakili satu hari dalam seminggu.
Warga Lebanon kemudian bisa menawarkannya kepada tetangga atau orang asing. Hal ini dianggap sebagai cara mengucapkan selamat Tahun Baru yang penuh kemakmuran.
Kemudian, ada yang mengatakan bahwa keranjang ini melambangkan persembahan orang Majus kepada Yesus.
Keranjang tersebut biasanya berisi campuran beberapa jenis kacang, termasuk kacang almond dan kastanye, kurma, kismis dan aprikot kering, cranberry dan prem.
Pemeluk Kristen di Mesir tidak semuanya merayakan Natal pada 25 Desember. Hal ini lantaran sebagian besar menganut Ortodoks Koptik, sehingga menggunakan kalender berbeda untuk menentukan waktu Natal, yakni 7 Januari.
Lagi, Natal di sini juga tidak hanya dirayakan umat Kristen saja. Warga dengan kepercayaan lain termasuk Muslim juga mengikuti kemeriahannya.
Mengutip Egyptian Streets, sebagian Muslim di sini menganggap bahwa mendekorasi rumah dengan pohon Natal atau sekadar bertukar hadiah dengan teman-teman sama pentingnya dengan membeli “Halawet El-Mouled”, sejenis permen yang dibagikan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.
Lanjut, ada Irak. Negara Arab ini mengalami perubahan menarik saat lebih banyak umat Muslim di sana yang merayakan Natal daripada sebelumnya.
Mengutip DW, Natal bahkan semakin populer di Irak selatan yang menjadi basis mayoritas Muslim Syiah di negara itu.
Di Baghdad, dewan kota telah menempatkan pohon Natal di persimpangan jalan dan banyak hotel serta restoran besar didekorasi sesuai dengan perayaan tersebut.
Warga Lebanon kemudian bisa menawarkannya kepada tetangga atau orang asing. Hal ini dianggap sebagai cara mengucapkan selamat Tahun Baru yang penuh kemakmuran.
Kemudian, ada yang mengatakan bahwa keranjang ini melambangkan persembahan orang Majus kepada Yesus.
Keranjang tersebut biasanya berisi campuran beberapa jenis kacang, termasuk kacang almond dan kastanye, kurma, kismis dan aprikot kering, cranberry dan prem.
3. Mesir
Pemeluk Kristen di Mesir tidak semuanya merayakan Natal pada 25 Desember. Hal ini lantaran sebagian besar menganut Ortodoks Koptik, sehingga menggunakan kalender berbeda untuk menentukan waktu Natal, yakni 7 Januari.
Lagi, Natal di sini juga tidak hanya dirayakan umat Kristen saja. Warga dengan kepercayaan lain termasuk Muslim juga mengikuti kemeriahannya.
Mengutip Egyptian Streets, sebagian Muslim di sini menganggap bahwa mendekorasi rumah dengan pohon Natal atau sekadar bertukar hadiah dengan teman-teman sama pentingnya dengan membeli “Halawet El-Mouled”, sejenis permen yang dibagikan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.
4. Irak
Lanjut, ada Irak. Negara Arab ini mengalami perubahan menarik saat lebih banyak umat Muslim di sana yang merayakan Natal daripada sebelumnya.
Mengutip DW, Natal bahkan semakin populer di Irak selatan yang menjadi basis mayoritas Muslim Syiah di negara itu.
Di Baghdad, dewan kota telah menempatkan pohon Natal di persimpangan jalan dan banyak hotel serta restoran besar didekorasi sesuai dengan perayaan tersebut.