RI Sesalkan Keputusan AS Veto Resolusi Soal Terorisme

Selasa, 01 September 2020 - 15:44 WIB
loading...
RI Sesalkan Keputusan...
Indonesia menyesalkan keputusan Amerika Serikat untuk memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang penuntutan, rehabilitasi, dan reintegrasi (PRR) teroris. Foto/PTRI New York
A A A
NEW DELHI - Indonesia menyesalkan keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memveto resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB tentang penuntutan, rehabilitasi, dan reintegrasi (PRR) teroris. Resolusi tersebut diajukan oleh Indonesia.

"Sebagai negara yang pernah menjadi korban sekaligus terdepan dalam pemberantasan terorisme, Indonesia gagal memahami bahwa ketika dunia terus dikepung oleh ancaman terorisme yang berat bagi perdamaian dan keamanan internasional, sebuah prakarsa penting yang telah ditambahkan nilai dalam menangani ancaman serius ini belum diterima di DK PBB, karena pandangan yang tidak bisa dipahami," ucap Duta Besar Indonesia di PBB, Dian Triansyah Djani.

Pria yang kerap disapa Trian itu menuturkan bahwa rancangan resolusi dimaksudkan untuk memberikan panduan yang jelas bagi negara-negara anggota untuk mengembangkan dan melaksanakan strategi PRR yang komprehensif, membangun aspek penuntutan yang kuat, memberikan elemen rehabilitasi dan reintegrasi yang jelas dan praktis, melalui pengembangan metode jangka panjang untuk melawan ekstremisme kekerasan yang kondusif bagi terorisme.

"Ini juga bertujuan untuk mendorong pendekatan pemerintah secara proaktif dan mengakui peran yang dapat dimainkan oleh keluarga dan organisasi masyarakat sipil, pemimpin agama, termasuk mendorong partisipasi penuh dan kepemimpinan perempuan," ucapnya, dalam siaran pers yang diterima Sindonews pada Selasa (1/9/2020).

Dia mengatakan, rancangan resolusi menyerukan kepada negara-negara anggota untuk menangani kondisi yang kondusif bagi penyebaran terorisme, termasuk dengan mencegah radikalisme dan mendorong kolaborasi yang erat, peningkatan kapasitas dan berbagi pengalaman tentang penuntutan, rehabilitasi dan langkah-langkah reintegrasi, termasuk penyelidikan kriminal, penyelidikan bersama, dan pencegahan radikalisasi di penjara.

Rancangan resolusi, jelasnya, juga meminta negara-negara anggota untuk mengembangkan alat penilaian dan risiko, metodologi standar, dan mekanisme pengawasan. ( Baca juga: AS Terkucil, Negara Peserta Perjanjian Nuklir Iran Bertemu di Wina )

PRR, menurut Trian, merupakan bagian integral dari pendekatan komprehensif dalam menyikapi ancaman teroris. Trian menyebut, pendekatan ini sangat penting dalam upaya kontra-terorisme secara keseluruhan dan oleh karena itu harus menjadi salah satu prioritas DK.

"Tanpa tindakan PRR yang komprehensif, ada risiko signifikan bahwa teroris dapat jatuh ke dalam siklus residivisme yang tak ada habisnya. Resolusi PRR, jika diadopsi, akan menjadi alat kunci bagi DK, dan semua negara anggota PBB, serta sistem PBB, untuk memiliki strategi yang komprehensif dan berjangka panjang dalam melawan aksi teroris dan ekstremisme kekerasan yang kondusif bagi terorisme dan mencegah terulangnya aksi teroris," ungkapnya. ( Baca juga: Wall Street Variatif Saat Indeks S&P Dalam Jalur Terbaik 34 Tahun )

"Oleh karena itu, kegagalan DK untuk mengadopsi resolusi penting ini tidak hanya melumpuhkan upaya kolektif kita untuk menghadapi ancaman terorisme, tetapi yang paling penting juga mengirimkan sinyal yang merusak bahwa Dewan, untuk pertama kalinya, tidak bersatu dalam perang melawan momok terorisme," tukasnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Hubungan Trump-Netanyahu...
Hubungan Trump-Netanyahu Retak Makin Dalam, Keduanya Saling Frustrasi
Hamas Bebaskan Sandera...
Hamas Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander, Zionis Tetap Bombardir Gaza
Begini Spesifikasi Boeing...
Begini Spesifikasi Boeing 747-8, Hadiah Pesawat Supermewah Qatar untuk Donald Trump
Trump Bilang Bodoh Jika...
Trump Bilang Bodoh Jika Menolak Hadiah Pesawat Mewah Rp6,6 Triliun dari Qatar
Trump dan Netanyahu...
Trump dan Netanyahu Pecah Kongsi, Apa Pemicunya?
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya,...
Tak Pernah Terjadi Sebelumnya, China Mampu Tundukkan AS
AS Sadar Diri Akui Kemajuan...
AS Sadar Diri Akui Kemajuan Industri Otomotif China Sulit untuk Dilawan
Eks Pimpinan UE Sebut...
Eks Pimpinan UE Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza, Tuduh AS dan Eropa Terlibat
Dipenjara ICC, Mantan...
Dipenjara ICC, Mantan Presiden Filipina Duterte Unggul dalam Pilwalkot Davao
Rekomendasi
Perempat Final Piala...
Perempat Final Piala Asia Futsal Putri, Timnas Futsal Putri Indonesia Siap Lawan China
Vespa Sprint S 150 Lengkap...
Vespa Sprint S 150 Lengkap dengan Harga dan Spesifikasi
Dibanderol Rp28 Juta,...
Dibanderol Rp28 Juta, HP Lipat Kelas Sultan Oppo Find N5 Ludes Bak Kacang Goreng, Apa Sebabnya?
Berita Terkini
Kenapa India dan Pakistan...
Kenapa India dan Pakistan Menjadi Musuh Bebuyutan ? Ini Sejarah Lengkapnya
Inggris: Ekspor Komponen...
Inggris: Ekspor Komponen Jet Siluman F-35 ke Israel Lebih Penting daripada Hentikan Genosida Gaza
Jenderal India Tak Setuju...
Jenderal India Tak Setuju Perang Habis-habisan Melawan Pakistan: Ini Bukan Film Bollywood!
Hubungan Trump-Netanyahu...
Hubungan Trump-Netanyahu Retak Makin Dalam, Keduanya Saling Frustrasi
Hamas Bebaskan Sandera...
Hamas Bebaskan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander, Zionis Tetap Bombardir Gaza
Australia Kirim Kapal...
Australia Kirim Kapal Perang untuk Misi yang Targetkan Korea Utara
Infografis
AS Mulai Bagikan Info...
AS Mulai Bagikan Info Intel Ruang Angkasa Sensitif China-Rusia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved