UPDATE-Virus Wuhan di China: Ada 830 Kasus, 25 Orang Tewas
A
A
A
BEIJING - Komisi Kesehatan Nasional China pada Jumat (24/1/2020) mengonfirmasi ada 830 kasus pasien yang terinfeksi dengan virus 2019-nCoV , jenis baru dari coronavirus , hingga hari Kamis kemarin. Sedangkan jumlah kematian meningkat menjadi 25 orang.
Komisi itu mengatakan pihak berwenang juga memeriksa 1.072 kasus yang diduga terkait virus mematikan mirip SARS tersebut.
Virus yang muncul pertama kali di kota Wuhan , provinsi Hubei, itu telah menyebar ke kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong.
Kasus serupa juga telah dikonfirmasi muncul di Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam dan Amerika Serikat. (Baca: Virus Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan, Sudah 17 Orang Tewas )
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis menyebut wabah "darurat di China", tetapi tidak menyatakan sebagai wabah darurat global.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah kematian direvisi naik setelah delapan kematian baru tercatat pada hari Kamis, dan 259 kasus baru dilaporkan muncul di seluruh negeri. Dari total 830 kasus yang dikonfirmasi, 177 di antaranya dalam kondisi serius.
"(Sebanyak) 34 orang (pasien) telah disembuhkan dan dipulangkan," kata komisi tersebut, seperti dikutip Channel News Asia. (Baca: Ini Video Wanita Santap Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan )
Untuk menghentikan penyebaran virus, pemerintah setempat di Wuhan—sebuah kota berpenduduk 11 juta orang—menangguhkan sebagian besar operasi transportasi mulai hari Kamis, termasuk penerbangan keluar, dan orang-orang diberitahu untuk tidak pergi keluar kota.
Beberapa jam kemudian, tetangga kota Wuhan, Huanggang—sebuah kota berpenduduk sekitar 7 juta orang—mengumumkan tindakan serupa.
"Penguncian 11 juta orang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kesehatan masyarakat," kata Gauden Galea, perwakilan WHO di Beijing.
Organisasi itu mengatakan, bagaimanapun, bahwa itu belum merekomendasikan pembatasan yang lebih luas pada perjalanan atau perdagangan. (Baca juga: Penduduk Wuhan Nyaris Menangis: Kamis Merasa Ini Akhir Dunia )
Jenis virus yang sebelumnya tidak dikenal diyakini telah muncul dari satwa liar, termasuk kelelawar buah, yang diperdagangkan secara ilegal di pasar hewan di Wuhan.
Ini telah membuat alarm karena ada sejumlah hal yang tidak diketahui sekitar virus ini. Masih terlalu dini untuk mengetahui betapa berbahayanya dan betapa mudahnya virus ini menyebar di antara manusia-ke-manusia.
Tidak ada vaksin untuk virus, yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk.
Komisi itu mengatakan pihak berwenang juga memeriksa 1.072 kasus yang diduga terkait virus mematikan mirip SARS tersebut.
Virus yang muncul pertama kali di kota Wuhan , provinsi Hubei, itu telah menyebar ke kota-kota besar lainnya termasuk Beijing, Shanghai dan Hong Kong.
Kasus serupa juga telah dikonfirmasi muncul di Singapura, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam dan Amerika Serikat. (Baca: Virus Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan, Sudah 17 Orang Tewas )
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Kamis menyebut wabah "darurat di China", tetapi tidak menyatakan sebagai wabah darurat global.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah kematian direvisi naik setelah delapan kematian baru tercatat pada hari Kamis, dan 259 kasus baru dilaporkan muncul di seluruh negeri. Dari total 830 kasus yang dikonfirmasi, 177 di antaranya dalam kondisi serius.
"(Sebanyak) 34 orang (pasien) telah disembuhkan dan dipulangkan," kata komisi tersebut, seperti dikutip Channel News Asia. (Baca: Ini Video Wanita Santap Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan )
Untuk menghentikan penyebaran virus, pemerintah setempat di Wuhan—sebuah kota berpenduduk 11 juta orang—menangguhkan sebagian besar operasi transportasi mulai hari Kamis, termasuk penerbangan keluar, dan orang-orang diberitahu untuk tidak pergi keluar kota.
Beberapa jam kemudian, tetangga kota Wuhan, Huanggang—sebuah kota berpenduduk sekitar 7 juta orang—mengumumkan tindakan serupa.
"Penguncian 11 juta orang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kesehatan masyarakat," kata Gauden Galea, perwakilan WHO di Beijing.
Organisasi itu mengatakan, bagaimanapun, bahwa itu belum merekomendasikan pembatasan yang lebih luas pada perjalanan atau perdagangan. (Baca juga: Penduduk Wuhan Nyaris Menangis: Kamis Merasa Ini Akhir Dunia )
Jenis virus yang sebelumnya tidak dikenal diyakini telah muncul dari satwa liar, termasuk kelelawar buah, yang diperdagangkan secara ilegal di pasar hewan di Wuhan.
Ini telah membuat alarm karena ada sejumlah hal yang tidak diketahui sekitar virus ini. Masih terlalu dini untuk mengetahui betapa berbahayanya dan betapa mudahnya virus ini menyebar di antara manusia-ke-manusia.
Tidak ada vaksin untuk virus, yang dapat menyebar melalui transmisi pernapasan. Gejalanya meliputi demam, sulit bernapas dan batuk.
(mas)