Penduduk Wuhan Nyaris Menangis: Kami Merasa Ini Akhir Dunia

Jum'at, 24 Januari 2020 - 10:02 WIB
Penduduk Wuhan Nyaris...
Penduduk Wuhan Nyaris Menangis: Kami Merasa Ini Akhir Dunia
A A A
BEIJING - Penduduk Wuhan di Provinsi Hubei, China, nyaris menangis saat virus 2019-nCoV —jenis baru dari Coronavirus —membuat kota itu ditutup. Mereka putus asa dan merasa apa yang terjadi saat ini seolah-olah sebagai akhir dari dunia.

Layanan pesawat dan kereta api keluar kota Wuhan —pusat dari virus baru mirip SARS itu—dibatalkan. Transportasi umum lain untuk keluar kota juga ditangguhkan. Penduduk diperintahkan untuk tidak pergi dalam upaya mengendalikan penyebaran virus.

Tapi, kereta dan pesawat yang hampir kosong masih menuju ke kota berpenduduk 11 juta jiwa itu pada hari Kamis, di mana beberapa penumpang mengenakan masker wajah dan sarung tangan bedah memberanikan diri melakukan perjalanan.

Penutupan kota itu terjadi menjelang malam liburan Tahun Baru Imlek, ketika ratusan juta orang China naik pesawat, kereta api dan memenuhi jalan-jalan untuk mengunjungi kerabat mereka di seluruh negeri, bahkan juga ke beberapa negara. Tahun Baru Imlek merupakan mobilisasi tahunan terbesar manusia di dunia.

Istilah "Wuhan is sealed off" atau "Wuhan ditutup" merupakan yang paling banyak dicari di Internet, di mana lebih dari satu miliar kali istilah itu muncul di platform media sosial Weibo pada Kamis sore. Sebanyak 344.000 posting diskusi juga membahas istilah itu. (Baca: Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan, Sudah 17 Orang Tewas )

Beberapa warga Wuhan mengatakan mereka berada di “ambang tangis” ketika mereka membaca berita tentang penutupan kota oleh pihak berwenang China.

"Kami secara sadar menghindari keluar, desinfeksi dengan rajin, dan memakai masker," tulis seorang pengguna Weibo dalam sebuah posting.

“Tetapi ada kekurangan makanan dan disinfektan, dan kami membutuhkan lebih banyak sumber daya. Kami berharap semua orang bisa mengerti bahwa kami merasa seolah-olah ini adalah akhir dunia," keluhnya, seperti dikutip news.com.au, Jumat (24/1/2020).

Jumlah kematian yang dikonfirmasi akibat virus 2019-nCoV telah mencapai 17 orang di China. Para pejabat setempat menyatakan lebih dari 570 orang lainnya terinfeksi.

Ketika media pemerintah mengumumkan semua warga Wuhan harus mengenakan masker di tempat umum, beberapa orang terlihat berkeliaran di jalan-jalan yang rata-rata terlihat sepi. Acara-acara resmi di kota itu telah dibatalkan. Di salah satu hotel, para tamu diperiksa kondisi demamnnya dan diberikan gel antibakteri.

Beberapa penumpang di dalam satu kereta yang tiba dari Shanghai mengenakan masker dan sarung tangan, tetapi beberapa orang memasang wajah berani atau tanpa masker.

"Beberapa orang memiliki rencana mereka yang terpengaruh, tetapi rencana saya tidak. Saya ingin pulang," kata seorang pria berusia 28 tahun bermarga Fang yang bekerja di industri properti.

"Saya dan keluarga saya sama sekali tidak takut," kata seorang warga Wuhan bermarga Zhou, yang naik penerbangan pulang dari Beijing dengan kondisi kursi hampir kosong. Dia pulang ke kota Wuhan dengan anaknya yang berusia 8 tahun.

Di kota Wuhan, beberapa warga merasa takut. "Saya belum keluar rumah selama sekitar dua hari," kata Mao yang berusia 26 tahun kepada AFP.

Dia mengatakan terakhir kali dia pergi mengenakan masker yang dijual dengan harga lebih tinggi dari normal 50 RMB (USD10,50). Setelah dia membeli beberapa masker, orang di belakangnya dalam antrean membeli stok yang tersisa di toko. (Baca: Virus Wuhan Muncul di 6 Negara, Ini Peta Penyebarannya )

Beberapa warga pengguna Internet menyerukan kepada pemerintah untuk menyediakan lebih banyak sumber daya, dengan mengatakan masker yang tersedia tidak cukup dan harga makanan melonjak.

Banyak pengguna Internet dari luar kota menyatakan kesedihan dan kepedulian terhadap penduduk Wuhan. Mereka berharap warga Wuhan tetap aman, sementara yang lain mempertanyakan mengapa kota itu tidak ditutup lebih cepat.

Beberapa menyalahkan orang di Wuhan karena memakan hewan liar. Diyakini bahwa hewan liar seperti kelelawar buah adalah sumber utama virus 2019-nCoV, dan pasar makanan laut yang sekarang ditutup di Wuhan di mana hewan liar dijual secara ilegal telah diidentifikasi sebagai "ground zero".

"Apakah orang menikmati makan binatang liar sebanyak itu?," tanya seorang pengguna media sosial. "Apakah pelajaran dari SARS belum cukup?," lanjut dia merujuk pada wabah SARS beberapa tahun lalu yang menewaskan banyak warga China. (Baca juga: Ini Video Wanita Santap Sup Kelelawar Diduga Biang Virus Wuhan )

Sebuah video yang dibagikan di media sosial menunjukkan seorang pengantin wanita di kota terdekat Wuhan mengenakan masker bedah dan semua tamu yang telah mengunjungi Wuhan untuk bekerja duduk di meja yang sama.

Semua tur kelompok di luar Wuhan telah dibatalkan hingga 8 Februari, sementara tempat-tempat wisata dan hotel berbintang telah diperintahkan untuk menangguhkan semua kegiatan berskala besar sampai tanggal tersebut.

Layanan doa tahunan di Kuil Guiyuan, sebuah acara Tahun Baru Imlek yang menarik 700.000 orang pada tahun lalu, juga dibatalkan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9216 seconds (0.1#10.140)