Cuma Modal Berani, Ratusan Tentara Korea Utara Dibantai Ukraina saat Mencoba Bantu Pasukan Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Ratusan tentara Korea Utara (Korut) dilaporkan telah dibantai pasukan Ukraina selama pertempuran di wilayah perbatasan Kursk, Selasa (17/12).
Kehadiran tentara Pyongyang di sana awalnya bertujuan membantu pasukan Rusia yang sedang berusaha mencapai kemajuan dalam perang tak berkesudahan melawan Kiev.
Associated Press (AP) mengungkap laporan tersebut datang dari seorang pejabat militer senior Amerika Serikat. Ia tidak memberikan rincian tentang jumlah pasti korban tewas, tetapi mengatakan pasukan Korea Utara yang muncul tampaknya tidak terlatih dalam pertempuran, sehingga banyak yang tewas.
Kabar tersebut kemudian diperkuat oleh pengungkapan seorang anggota parlemen Korea Selatan.
Berbicara kepada wartawan setelah acara pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional Korea, Lee Sung-kwon mengatakan setidaknya 100 tentara Korea Utara tewas dalam pertempuran di perang Ukraina sejak memasuki konflik tersebut.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan ada sekitar 1.000 orang lainnya terluka, termasuk beberapa petinggi.
Lagi, disebutkan bahwa tingginya jumlah korban di sana diakibatkan kurangnya pengetahuan pasukan Korea Utara terhadap medan, termasuk pemahaman perang melawan pesawat tanpa awak.
Sebelumnya, sumber-sumber Ukraina dan Barat mengonfirmasi bahwa Korea Utara di bawah rezim Kim Jong Un telah mengirim sekitar 10.000 tentara untuk membantu upaya perang Rusia melawan Kiev. Sebagai imbalan, Moskow dikatakan mengirimkan sumber daya berupa minyak kepada Pyongyang.
EuroNews melaporkan pasukan Korea Utara ditempatkan di wilayah Kursk. Di sana, tentara Putin masih terus berupaya merebut kembali wilayah yang sebelumnya diambil Ukraina dalam serangan mendadak lintas perbatasan pada awal Agustus.
Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (GUR) mengatakan pasukan Korea Utara telah dikerahkan bersama pasukan laut dan udara Rusia yang telah melancarkan serangan di sekitar desa Plekhovo, Vorobzha serta Martynovka di Kursk.
Sebagai tanggapan, Ukraina mengerahkan pesawat tak berawak bunuh diri dan artileri berat untuk melawan pasukan gabungan Rusia dan Korea Utara.
Pusat Strategi Pertahanan Ukraina menduga bahwa Rusia sengaja mengorbankan pasukan Korea Utara di garis depan.
Dalam hal ini, mereka seperti dipaksa tanpa pemahaman medan sekitar guna mengatasi ladang ranjau Ukraina sedalam 2 km hanya untuk menyerang reruntuhan Plekhovo.
Selain itu, masalah komunikasi juga mengakibatkan kesalahan mahal yang harus dibayar Rusia. Kendala bahasa membuat prajurit Moskow kesulitan mengoordinasikan tindakannya dengan tentara Korea Utara.
Mereka mencontohkan insiden “menembak kawan sendiri” saat pasukan Korea Utara secara keliru menyerang satu unit tentara Chechnya yang bertempur bersama mereka.
Hal-hal tersebut diperparah dengan ketidakcakapan tentara Korut yang diterjunkan untuk membantu di sana.
Rusia dalam beberapa bulan terakhir telah membuat kemajuan teritorial tercepat dan terbesar di medan perang Ukraina sejak invasi pada Februari 2022, khususnya di wilayah Donetsk timur.
Mereka bahkan disebutkan kini hanya berjarak 3 km dari kota strategis Pokrovsk, menurut pejabat militer dan analis Ukraina.
Adapun pengerahan pasukan Korea Utara ini menyusul hubungan dekat antara Moskow dan Pyongyang. Tak cukup mengirim amunisi persenjataan, rezim Kim Jong-un memberikan bantuan tentara kepada pasukan Putin yang masih belum mundur di Ukraina.
Kremlin memang belum mengonfirmasi kehadiran pasukan Korea Utara di Kursk, tetapi Presiden Vladimir Putin telah memberi sinyal Oktober lalu.
Kode tersebut diungkap saat Putin menyebut kepemimpinan Korea Utara menganggap serius perjanjian keamanan bersama.
Demikian ulasan mengenai ratusan tentara Korea Utara yang dilaporkan telah dibantai pasukan Ukraina selama pertempuran di wilayah perbatasan Kursk saat membantu Rusia.
Kehadiran tentara Pyongyang di sana awalnya bertujuan membantu pasukan Rusia yang sedang berusaha mencapai kemajuan dalam perang tak berkesudahan melawan Kiev.
Associated Press (AP) mengungkap laporan tersebut datang dari seorang pejabat militer senior Amerika Serikat. Ia tidak memberikan rincian tentang jumlah pasti korban tewas, tetapi mengatakan pasukan Korea Utara yang muncul tampaknya tidak terlatih dalam pertempuran, sehingga banyak yang tewas.
Kabar tersebut kemudian diperkuat oleh pengungkapan seorang anggota parlemen Korea Selatan.
Berbicara kepada wartawan setelah acara pengarahan oleh Badan Intelijen Nasional Korea, Lee Sung-kwon mengatakan setidaknya 100 tentara Korea Utara tewas dalam pertempuran di perang Ukraina sejak memasuki konflik tersebut.
Tak hanya itu, ia juga menyebutkan ada sekitar 1.000 orang lainnya terluka, termasuk beberapa petinggi.
Lagi, disebutkan bahwa tingginya jumlah korban di sana diakibatkan kurangnya pengetahuan pasukan Korea Utara terhadap medan, termasuk pemahaman perang melawan pesawat tanpa awak.
Tentara Korea Utara Dibantai Pasukan Ukraina
Sebelumnya, sumber-sumber Ukraina dan Barat mengonfirmasi bahwa Korea Utara di bawah rezim Kim Jong Un telah mengirim sekitar 10.000 tentara untuk membantu upaya perang Rusia melawan Kiev. Sebagai imbalan, Moskow dikatakan mengirimkan sumber daya berupa minyak kepada Pyongyang.
EuroNews melaporkan pasukan Korea Utara ditempatkan di wilayah Kursk. Di sana, tentara Putin masih terus berupaya merebut kembali wilayah yang sebelumnya diambil Ukraina dalam serangan mendadak lintas perbatasan pada awal Agustus.
Direktorat Utama Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina (GUR) mengatakan pasukan Korea Utara telah dikerahkan bersama pasukan laut dan udara Rusia yang telah melancarkan serangan di sekitar desa Plekhovo, Vorobzha serta Martynovka di Kursk.
Sebagai tanggapan, Ukraina mengerahkan pesawat tak berawak bunuh diri dan artileri berat untuk melawan pasukan gabungan Rusia dan Korea Utara.
Pusat Strategi Pertahanan Ukraina menduga bahwa Rusia sengaja mengorbankan pasukan Korea Utara di garis depan.
Dalam hal ini, mereka seperti dipaksa tanpa pemahaman medan sekitar guna mengatasi ladang ranjau Ukraina sedalam 2 km hanya untuk menyerang reruntuhan Plekhovo.
Selain itu, masalah komunikasi juga mengakibatkan kesalahan mahal yang harus dibayar Rusia. Kendala bahasa membuat prajurit Moskow kesulitan mengoordinasikan tindakannya dengan tentara Korea Utara.
Mereka mencontohkan insiden “menembak kawan sendiri” saat pasukan Korea Utara secara keliru menyerang satu unit tentara Chechnya yang bertempur bersama mereka.
Hal-hal tersebut diperparah dengan ketidakcakapan tentara Korut yang diterjunkan untuk membantu di sana.
Rusia dalam beberapa bulan terakhir telah membuat kemajuan teritorial tercepat dan terbesar di medan perang Ukraina sejak invasi pada Februari 2022, khususnya di wilayah Donetsk timur.
Mereka bahkan disebutkan kini hanya berjarak 3 km dari kota strategis Pokrovsk, menurut pejabat militer dan analis Ukraina.
Adapun pengerahan pasukan Korea Utara ini menyusul hubungan dekat antara Moskow dan Pyongyang. Tak cukup mengirim amunisi persenjataan, rezim Kim Jong-un memberikan bantuan tentara kepada pasukan Putin yang masih belum mundur di Ukraina.
Kremlin memang belum mengonfirmasi kehadiran pasukan Korea Utara di Kursk, tetapi Presiden Vladimir Putin telah memberi sinyal Oktober lalu.
Kode tersebut diungkap saat Putin menyebut kepemimpinan Korea Utara menganggap serius perjanjian keamanan bersama.
Demikian ulasan mengenai ratusan tentara Korea Utara yang dilaporkan telah dibantai pasukan Ukraina selama pertempuran di wilayah perbatasan Kursk saat membantu Rusia.
(sya)