4 Keuntungan Besar Erdogan setelah Sukses Menggulingkan Assad
loading...
A
A
A
Dengan para pendukung jangka panjang Assad yang kini sudah tidak ada lagi -- Rusia terperosok dalam perangnya dengan Ukraina dan Iran yang dilemahkan oleh serangan Israel terhadap proksinya, Hizbullah -- panggung telah dibuka bagi Erdogan untuk "memperluas pengaruh Turki di Suriah", katanya.
Sejak 2016, Turki telah menggelar beberapa operasi di Suriah utara, terutama menargetkan YPG, yang merupakan bagian penting dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
Namun bagi Ankara, YPG terkait dengan PKK, musuh bebuyutannya di dalam negeri yang telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun di tanah Turki.
Hanya beberapa hari setelah jatuhnya Assad, Ankara tampak yakin penentangannya terhadap militan Kurdi akan diadopsi oleh sekutunya, HTS, yang sekarang memerintah Suriah.
"Dalam periode baru ini, organisasi teroris PKK/YPG akan dilenyapkan di Suriah... Baik kami maupun pemerintahan baru di Suriah menginginkan ini," kata Menteri Luar Negeri Hakan Fidan pada hari Jumat, dilansir Al Monitor.
Yang juga dapat memperkuat posisi Turki adalah keputusan pemerintahan Trump yang akan datang untuk menarik pasukan AS dari Suriah -- yang akan melemahkan SDF "yang menyenangkan Erdogan", kata Abrahms.
Penggulingan Assad sekarang "membuka jalan bagi kembalinya para pengungsi yang tinggal di Turki dan meningkatkan pengaruh Ankara di Suriah", kata Hamish Kinnear, analis senior di Verisk Maplecroft.
Mengingat peran Erdogan yang semakin besar di Timur Tengah bersamaan dengan keberhasilan negosiasinya dengan Ethiopia dan Somalia, hal itu "hanya memperkuat kesan pengaruh geopolitik dan diplomatik Turki yang semakin besar", katanya.
Itu dapat meningkatkan peluangnya untuk mengambil peran negosiasi dalam konflik lain.
"Turki secara teori berada pada posisi yang tepat untuk menjadi penengah antara Ukraina dan Rusia, mengingat kemampuannya untuk berbicara dengan Kyiv dan Moskow," kata Maplecroft.
3. Mengurangi Ancaman Pemberontak Kurdi
Itu kemungkinan akan membuat Ankara bergerak untuk "mengurangi ancaman PKK saat Turki mengonsolidasikan kendali di sepanjang perbatasannya", katanya tentang operasi Turki terhadap pejuang Kurdi Suriah.Sejak 2016, Turki telah menggelar beberapa operasi di Suriah utara, terutama menargetkan YPG, yang merupakan bagian penting dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung AS.
Namun bagi Ankara, YPG terkait dengan PKK, musuh bebuyutannya di dalam negeri yang telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun di tanah Turki.
Hanya beberapa hari setelah jatuhnya Assad, Ankara tampak yakin penentangannya terhadap militan Kurdi akan diadopsi oleh sekutunya, HTS, yang sekarang memerintah Suriah.
"Dalam periode baru ini, organisasi teroris PKK/YPG akan dilenyapkan di Suriah... Baik kami maupun pemerintahan baru di Suriah menginginkan ini," kata Menteri Luar Negeri Hakan Fidan pada hari Jumat, dilansir Al Monitor.
Yang juga dapat memperkuat posisi Turki adalah keputusan pemerintahan Trump yang akan datang untuk menarik pasukan AS dari Suriah -- yang akan melemahkan SDF "yang menyenangkan Erdogan", kata Abrahms.
4. Mengembalikan 3 Juta Pengungsi Kembali Pulang Kampung
Transisi Suriah juga membuka perhatian utama lainnya bagi Ankara -- nasib hampir tiga juta pengungsi yang menemukan perlindungan di Turki tetapi kehadirannya telah memicu peningkatan ketegangan dalam negeri.Penggulingan Assad sekarang "membuka jalan bagi kembalinya para pengungsi yang tinggal di Turki dan meningkatkan pengaruh Ankara di Suriah", kata Hamish Kinnear, analis senior di Verisk Maplecroft.
Mengingat peran Erdogan yang semakin besar di Timur Tengah bersamaan dengan keberhasilan negosiasinya dengan Ethiopia dan Somalia, hal itu "hanya memperkuat kesan pengaruh geopolitik dan diplomatik Turki yang semakin besar", katanya.
Itu dapat meningkatkan peluangnya untuk mengambil peran negosiasi dalam konflik lain.
"Turki secara teori berada pada posisi yang tepat untuk menjadi penengah antara Ukraina dan Rusia, mengingat kemampuannya untuk berbicara dengan Kyiv dan Moskow," kata Maplecroft.