5 Negara BRICS yang Tidak Takut dengan Ancaman Donald Trump

Rabu, 04 Desember 2024 - 13:30 WIB
loading...
5 Negara BRICS yang...
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan peserta lainnya berkumpul untuk foto keluarga sebagai bagian dari sesi BRICS+ pada pertemuan puncak menteri luar negeri BRICS selama dua hari yang diadakan di Nizhny Novgorod, Rusia pada 11 Juni 2024. Foto/anadolu
A A A
BEIJING - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini mengancam akan memberlakukan tarif 100% pada negara-negara BRICS jika mereka mencoba menggantikan dolar AS dengan mata uang lain dalam perdagangan internasional.

Namun, beberapa negara BRICS tampaknya tidak gentar dengan ancaman ini. Berikut adalah penjelasan mengenai sikap beberapa negara BRICS terhadap ancaman tersebut:

1. China


China, sebagai salah satu anggota utama BRICS, telah lama berusaha mengurangi ketergantungan pada dolar AS.

Beijing telah memperkuat penggunaan yuan dalam perdagangan internasional dan telah menjalin kesepakatan dengan beberapa negara untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.

Selain itu, China memiliki ekonomi yang kuat dan cadangan devisa yang besar, yang memberikan mereka kepercayaan diri dalam menghadapi ancaman tarif dari Trump.

2. Rusia


Rusia juga tidak gentar dengan ancaman Trump. Rusia telah menghadapi sanksi ekonomi dari Barat sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014 dan telah berusaha mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan yang didominasi oleh AS.

Moskow telah meningkatkan penggunaan rubel dalam perdagangan internasional dan telah menjalin kerja sama dengan China untuk menggunakan yuan dan rubel dalam transaksi bilateral.

Presiden Vladimir Putin bahkan menyebut dolar sebagai "senjata" yang digunakan oleh Barat untuk menekan negara-negara lain.

3. India


India, meskipun memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan AS, juga telah menunjukkan minat untuk mengurangi ketergantungan pada dolar.

New Delhi telah menjalin kesepakatan dengan beberapa negara untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral.

Namun, India juga berhati-hati dalam pendekatannya dan tidak secara eksplisit mendukung de-dolarisasi sebagai kebijakan resmi.

Meskipun demikian, ancaman tarif dari Trump dapat memaksa India untuk mempertimbangkan kembali posisinya.

4. Brasil


Brasil, sebagai anggota BRICS lainnya, juga telah menunjukkan minat untuk mengurangi ketergantungan pada dolar.

Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, telah mengusulkan penciptaan mata uang bersama di Amerika Selatan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dalam perdagangan internasional.

Meskipun ada perbedaan politik dan ekonomi di antara negara-negara BRICS, Brasil tetap berkomitmen mencari alternatif terhadap dominasi dolar.

5. Afrika Selatan


Afrika Selatan, meskipun lebih kecil dibandingkan dengan anggota BRICS lainnya, juga tidak gentar dengan ancaman Trump.

Pemerintah Afrika Selatan telah menegaskan BRICS tidak berencana menciptakan mata uang baru, tetapi lebih fokus pada perdagangan menggunakan mata uang nasional masing-masing.

Afrika Selatan juga menekankan pentingnya menjaga hubungan perdagangan yang kuat dengan AS, tetapi tidak akan tunduk pada ancaman tarif.

Secara keseluruhan, negara-negara BRICS menunjukkan sikap yang beragam terhadap ancaman tarif dari Donald Trump.

Meskipun ada perbedaan dalam pendekatan dan kebijakan masing-masing negara, mereka semua memiliki satu tujuan yang sama: mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional.

Ancaman tarif dari Trump mungkin akan memicu diskusi lebih lanjut di antara negara-negara BRICS mengenai cara-cara untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan mencari alternatif terhadap dominasi dolar.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0957 seconds (0.1#10.140)