Donald Trump Ancam Hamas: Ada Semua Neraka yang Harus Dibayar!
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengancam Hamas jika tidak membebabaskan semua sandera Israel yang tersisa sebelum dia menjabat bulan depan.
Dia mengatakan, "Ada semua neraka yang harus dibayar" jika kelompok perlawanan Palestina itu tidak melakukannya.
Sebelumnya, Trump telah mendesak Israel dan Hamas untuk gencatan senjata sebelum pelantikannya sebagai presiden Amerika.
Hamas menyandera lebih dari 250 orang selama serangan mereka terhadap Israel selatan pada 7 Oktober lalu. Sementara 105 orang dibebaskan selama gencatan senjata singkat bulan berikutnya dan beberapa lainnya diselamatkan tahun ini, sekitar 100 orang diyakini masih berada di Gaza.
Hamas bersedia membebaskan para sandera dengan syarat Israel menarik total tentaranya dari Gaza. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak syarat semacam itu.
"Semua orang membicarakan para sandera yang ditahan dengan sangat kejam, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan keinginan seluruh dunia, di Timur Tengah—Tapi itu semua hanya omong kosong dan tidak ada tindakan!" tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada hari Senin, yang dilansir USA Today, Selasa (3/12/2024).
"Mohon biarkan kebenaran ini menjadi bukti bahwa jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada semua neraka yang harus di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap kemanusiaan ini," lanjut Trump.
"Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada yang pernah diterima siapa pun dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur. Bebaskan para sandera sekarang!" imbuh Trump.
Trump telah berjanji untuk menyelesaikan berbagai krisis global sekembalinya ke Gedung Putih, terutama konflik Rusia-Ukraina.
Meskipun dia hanya memberikan sedikit rincian tentang bagaimana dia akan melakukannya, dia sebelumnya memaksa kekuatan asing ke meja perundingan dengan ancaman kekerasan atau hukuman ekonomi.
Dia mengatakan, "Ada semua neraka yang harus dibayar" jika kelompok perlawanan Palestina itu tidak melakukannya.
Sebelumnya, Trump telah mendesak Israel dan Hamas untuk gencatan senjata sebelum pelantikannya sebagai presiden Amerika.
Hamas menyandera lebih dari 250 orang selama serangan mereka terhadap Israel selatan pada 7 Oktober lalu. Sementara 105 orang dibebaskan selama gencatan senjata singkat bulan berikutnya dan beberapa lainnya diselamatkan tahun ini, sekitar 100 orang diyakini masih berada di Gaza.
Hamas bersedia membebaskan para sandera dengan syarat Israel menarik total tentaranya dari Gaza. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak syarat semacam itu.
"Semua orang membicarakan para sandera yang ditahan dengan sangat kejam, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan keinginan seluruh dunia, di Timur Tengah—Tapi itu semua hanya omong kosong dan tidak ada tindakan!" tulis Trump di platform Truth Social miliknya pada hari Senin, yang dilansir USA Today, Selasa (3/12/2024).
"Mohon biarkan kebenaran ini menjadi bukti bahwa jika para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada semua neraka yang harus di Timur Tengah, dan bagi mereka yang bertanggung jawab atas kekejaman terhadap kemanusiaan ini," lanjut Trump.
"Mereka yang bertanggung jawab akan menerima hukuman lebih berat daripada yang pernah diterima siapa pun dalam Sejarah Amerika Serikat yang panjang dan termasyhur. Bebaskan para sandera sekarang!" imbuh Trump.
Trump telah berjanji untuk menyelesaikan berbagai krisis global sekembalinya ke Gedung Putih, terutama konflik Rusia-Ukraina.
Meskipun dia hanya memberikan sedikit rincian tentang bagaimana dia akan melakukannya, dia sebelumnya memaksa kekuatan asing ke meja perundingan dengan ancaman kekerasan atau hukuman ekonomi.