Pasukan Assad Mundur dari Aleppo, Pemberontak Suriah Rayakan Kemenangan
loading...
A
A
A
ALEPPO - Presiden Suriah Bashar al-Assad menghadapi tantangan terbesar bagi otoritasnya dalam beberapa tahun terakhir setelah kelompok pemberontak merebut sebagian besar wilayah Aleppo. Mereka membagikan video perayaan ketika berhasil membuat pasukan rezim Assad mundur.
Kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mengatakan bahwa lebih dari 300 orang telah tewas sejak dimulainya serangan yang dilancarkan oleh kelompok milisi pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya pada hari Rabu di mana puluhan desa di Aleppo telah direbut.
SOHR mengatakan kepada Newsweek pada Sabtu bahwa kelompok yang menantang pemerintah Assad menguasai mayoritas Aleppo—menjadi pertama kalinya pemberontak mencapai kota itu sejak dipaksa keluar oleh tentara Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, setelah pengepungan brutal pada tahun 2016.
Militer Suriah mengonfirmasi bahwa kelompok pemberontak telah memasuki sebagian besar kota Aleppo dan puluhan tentara tewas atau terluka dalam pertempuran tersebut, sebagaiman dilaporkan Reuters, Minggu (1/12/2024).
Video-video yang diunggah di saluran yang berafiliasi dengan HTS memperlihatkan para milisi pemberontak berpawai di dalam kendaraan di dalam kota. Salah satu video memperlihatkan pasukan HTS mengibarkan bendera Tentara Pembebasan Suriah di atas benteng Aleppo dan menyatakan kemenangan.
Analis konflik, Clement Molin, membagikan video yang di dalamnya dia mengatakan bahwa pemberontak YPG-SDF yang sebagian besar adalah orang Kurdi telah mencapai bandara Aleppo, wilayah Kurdi dan terus bergerak maju ke utara. Bandara Aleppo dan semua jalan menuju kota telah ditutup.
Di samping sebuah video, jurnalis Thomas van Linge mem-posting di X tentang bagaimana bendera rezim diturunkan di kota Inkhil saat orang-orang berunjuk rasa melawan Assad.
Video lainnya memperlihatkan markas polisi yang direbut oleh pemberontak.
Dareen Khalifa, seorang peneliti di lembaga think tank International Crisis Group, mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa serangan pemberontak telah direncanakan selama berbulan-bulan dan telah disajikan sebagai "langkah defensif terhadap eskalasi rezim”, menyusul serangan pasukan pemerintah Suriah dan Rusia di daerah tersebut yang menyebabkan respons serangan pasukan pemberontak.
Militer Suriah mengatakan pasukannya telah ditarik dari Aleppo untuk sementara guna mempersiapkan serangan balasan.
Militer Rusia, yang diandalkan Assad untuk tetap berkuasa, melancarkan serangan udara di beberapa wilayah Aleppo pada Sabtu malam untuk pertama kalinya sejak 2016, menurut laporan BBC.
Pesawat Suriah dan Rusia melancarkan 23 serangan udara di dekat Idlib pada Jumat, yang menewaskan empat warga sipil dan melukai 19 lainnya, menurut SOHR.
Militer Rusia mengatakan telah mengebom "pasukan ekstremis”, menurut media pemerintah Rusia, dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan dukungan Moskow untuk segera memulihkan ketertiban bagi sekutunya.
Seorang blogger militer pro-Rusia terkemuka, Osetin, menyatakan keprihatinannya atas peristiwa di Aleppo mengingat betapa besar bantuan Moskow kepada Assad delapan tahun lalu.
"Berapa banyak orang kita yang tewas di Suriah demi pembebasan dari teroris, sehingga sekarang mereka bisa menyerahkan Aleppo dengan bebas?" kata blogger itu di Telegram dalam sebuah posting yang dibagikan oleh akun X War Translated.
Kelompok pemantau perang Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mengatakan bahwa lebih dari 300 orang telah tewas sejak dimulainya serangan yang dilancarkan oleh kelompok milisi pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi sekutunya pada hari Rabu di mana puluhan desa di Aleppo telah direbut.
SOHR mengatakan kepada Newsweek pada Sabtu bahwa kelompok yang menantang pemerintah Assad menguasai mayoritas Aleppo—menjadi pertama kalinya pemberontak mencapai kota itu sejak dipaksa keluar oleh tentara Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, setelah pengepungan brutal pada tahun 2016.
Militer Suriah mengonfirmasi bahwa kelompok pemberontak telah memasuki sebagian besar kota Aleppo dan puluhan tentara tewas atau terluka dalam pertempuran tersebut, sebagaiman dilaporkan Reuters, Minggu (1/12/2024).
Video-video yang diunggah di saluran yang berafiliasi dengan HTS memperlihatkan para milisi pemberontak berpawai di dalam kendaraan di dalam kota. Salah satu video memperlihatkan pasukan HTS mengibarkan bendera Tentara Pembebasan Suriah di atas benteng Aleppo dan menyatakan kemenangan.
Analis konflik, Clement Molin, membagikan video yang di dalamnya dia mengatakan bahwa pemberontak YPG-SDF yang sebagian besar adalah orang Kurdi telah mencapai bandara Aleppo, wilayah Kurdi dan terus bergerak maju ke utara. Bandara Aleppo dan semua jalan menuju kota telah ditutup.
Di samping sebuah video, jurnalis Thomas van Linge mem-posting di X tentang bagaimana bendera rezim diturunkan di kota Inkhil saat orang-orang berunjuk rasa melawan Assad.
Video lainnya memperlihatkan markas polisi yang direbut oleh pemberontak.
Dareen Khalifa, seorang peneliti di lembaga think tank International Crisis Group, mengatakan kepada Agence France-Presse bahwa serangan pemberontak telah direncanakan selama berbulan-bulan dan telah disajikan sebagai "langkah defensif terhadap eskalasi rezim”, menyusul serangan pasukan pemerintah Suriah dan Rusia di daerah tersebut yang menyebabkan respons serangan pasukan pemberontak.
Militer Suriah mengatakan pasukannya telah ditarik dari Aleppo untuk sementara guna mempersiapkan serangan balasan.
Militer Rusia, yang diandalkan Assad untuk tetap berkuasa, melancarkan serangan udara di beberapa wilayah Aleppo pada Sabtu malam untuk pertama kalinya sejak 2016, menurut laporan BBC.
Pesawat Suriah dan Rusia melancarkan 23 serangan udara di dekat Idlib pada Jumat, yang menewaskan empat warga sipil dan melukai 19 lainnya, menurut SOHR.
Militer Rusia mengatakan telah mengebom "pasukan ekstremis”, menurut media pemerintah Rusia, dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan dukungan Moskow untuk segera memulihkan ketertiban bagi sekutunya.
Seorang blogger militer pro-Rusia terkemuka, Osetin, menyatakan keprihatinannya atas peristiwa di Aleppo mengingat betapa besar bantuan Moskow kepada Assad delapan tahun lalu.
"Berapa banyak orang kita yang tewas di Suriah demi pembebasan dari teroris, sehingga sekarang mereka bisa menyerahkan Aleppo dengan bebas?" kata blogger itu di Telegram dalam sebuah posting yang dibagikan oleh akun X War Translated.
(mas)