Terapkan Gencatan Senjata, Pemimpin Hizbullah akan Bekerja Sama dengan Militer Lebanon

Sabtu, 30 November 2024 - 07:45 WIB
loading...
Terapkan Gencatan Senjata,...
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem. Foto/anadolu
A A A
BEIRUT - Pemimpin Hizbullah Naim Qassem akan bekerja sama dengan militer Lebanon untuk menegakkan gencatan senjata yang disetujui kelompok itu dengan Israel.

Gencatan senjata yang rawan dilanggar itu sebagian besar telah berlangsung pada hari ketiga setelah lebih dari setahun pertempuran.

Dalam pidato pertamanya yang disiarkan di televisi sejak gencatan senjata mulai berlaku, Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada hari Jumat (29/11/2024) bahwa dia tidak membayangkan "masalah atau perselisihan" dengan militer, yang menurut ketentuan kesepakatan akan dikerahkan ke Lebanon selatan selama 60 hari saat para pejuang Hizbullah dan pasukan Israel mundur.

"Koordinasi antara perlawanan dan militer Lebanon akan berada pada tingkat tinggi untuk melaksanakan komitmen perjanjian," ujar Qassem.

"Kami akan bekerja untuk ... memperkuat kapasitas pertahanan Lebanon," papar dia.

"Perlawanan akan siap mencegah musuh mengambil keuntungan dari kelemahan Lebanon bersama dengan mitra kami ... pertama dan terutama militer," tegas dia.

Militer Lebanon telah mengirim sejumlah pasukan ke selatan dan tengah mempersiapkan rencana pengerahan terperinci untuk dibagikan kepada kabinet Lebanon, kantor berita Reuters melaporkan, mengutip beberapa sumber dan pejabat keamanan.

Berdasarkan ketentuan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS), pasukan Israel memiliki waktu 60 hari untuk menyelesaikan penarikan pasukan mereka, yang dapat menunda pengerahan pasukan tentara Lebanon yang lebih besar.

Militer Israel telah mengeluarkan larangan bagi orang-orang untuk kembali ke desa-desa di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel dan telah menembaki orang-orang di desa-desa tersebut dalam beberapa hari terakhir, menyebut pergerakan tersebut sebagai pelanggaran gencatan senjata.

Baik militer Lebanon maupun Hizbullah menuduh Israel melanggar gencatan senjata dalam kejadian tersebut, dan dengan melancarkan serangan udara di utara Sungai Litani pada hari Kamis.

Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di Lebanon selatan pada hari Jumat, dengan klaim mereka menargetkan senjata Hizbullah.

Pasukan Israel yang ditempatkan di kota Khiam, yang mencakup sedikitnya empat tank, pada hari Jumat menembaki orang-orang saat mereka mencoba menguburkan jenazah di pemakaman.

“Terdengar tembakan ke arah warga sipil. Telah terjadi pemboman artileri. Telah terjadi tank-tank Merkava yang meluncurkan peluru ke beberapa daerah,” ungkap Ali Hashem dari Al Jazeera, melaporkan dari Tyre di Lebanon.

Qassem juga mendeklarasikan “kemenangan ilahi” dalam perang kelompok itu dengan Israel dan mengklaim kemenangan itu bahkan lebih besar daripada kemenangan pada tahun 2006, ketika Hizbullah dan Israel bertempur selama 34 hari.

Dia mengatakan pasukan Israel membunuh dan menggusur ribuan orang, termasuk para pejuang, tetapi juga menderita kerugian besar dan gagal mencapai tujuan mereka.

Dia menegaskan Hizbullah akan terus mendukung warga Palestina di Gaza, tempat Israel terus melakukan serangan selama lebih dari setahun.

“Bagi mereka yang bertaruh bahwa Hizbullah akan melemah, kami minta maaf, taruhan mereka telah gagal,” tegas dia.

Pejabat Amerika dan Prancis, sebagai anggota komite yang dibentuk untuk memantau pelaksanaan gencatan senjata, berada di Beirut pada hari Jumat dan bertemu dengan pejabat militer Lebanon.

Militer Israel terus memberi tahu warga Lebanon untuk mengungsi dari daerah dekat perbatasan dan menahan diri untuk tidak kembali ke rumah mereka.

Analisis data geografis oleh lembaga pemeriksa fakta Al Jazeera, Sanad, menunjukkan peringatan Israel juga telah meluas ke 20 desa yang sebelumnya tidak pernah diserbu oleh pasukan Israel atau menyaksikan bentrokan serius.

Dalam ringkasan operasi militer terhadap Hizbullah sejak pecahnya konflik pada Oktober 2023, militer Israel pada hari Jumat mengklaim telah menyerang lebih dari 12.500 target Hizbullah, termasuk 1.600 pusat komando dan 1.000 depot senjata.

Sebagai bagian dari invasi daratnya ke Lebanon selatan yang dimulai pada bulan Oktober, dikatakan lebih dari 100 operasi khusus dilakukan oleh 14 satuan tugas tingkat brigade militer Israel.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1598 seconds (0.1#10.140)