3 Negara Adidaya di Dunia, Lengkap dengan Sejarah yang Memengaruhinya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Terdapat tiga Negara Adidaya di dunia yang berkuasa saat ini menurut laporan yang ditulis Ketua Emeritus Bidang Strategi di CSIS, Anthony H Cordesman.
Laporan tersebut bertajuk "Kemunculan China sebagai Negara Adidaya: Perbandingan Grafis Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan Negara-negara Besar Lainnya". Tabel dalam laporan ini hanya menyoroti sebagian kecil dari perubahan kompleks yang terlibat.
Negara adidaya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan satu negara yang memiliki dominasi dan pengaruh luar biasa di berbagai aspek, seperti militer, ekonomi, politik, teknologi, dan budaya, baik di tingkat regional maupun global.
Negara adidaya juga mampu memengaruhi keputusan dan kebijakan negara lain serta memainkan peran utama dalam urusan internasional.
Terdapat sejumlah ciri-ciri negara adidaya yang diantaranya adalah memiliki kekuatan militer luar biasa, pengaruh politik internasional, kemajuan teknologi, hingga kemampuan proyeksi kekuatan global.
3 Negara Adidaya di Dunia
Dengan ekonomi terbesar di dunia, ratusan pangkalan militer di luar negeri, dan posisi kepemimpinan di berbagai lembaga internasional, Amerika Serikat adalah kekuatan global yang tidak dapat disangkal.
Amerika Serikat telah melalui berbagai peristiwa sejarah yang membuat negara tersebut mencapai puncak kejayaannya.
Dari mulai Perang Saudara dan Perang Spanyol Amerika tahun 1800-an, Perang Dunia I, hingga Perang Dunia II.
Kemunculan AS sebagai negara adidaya benar-benar baru terlihat setelah Perang Dunia II. Menurut CFR, Amerika Serikat berdiri sebagai pemenang dan dengan kekuatan global yang belum pernah ada sebelumnya.
Selain menjulang tinggi sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, Amerika Serikat juga membanggakan mata uang paling berharga yang menjadi mata uang utama.
Terlebih, ekonomi negara itu telah berkembang pesat selama perang, hampir dua kali lipat ukurannya antara tahun 1939 dan 1945.
Sebaliknya, ekonomi Eropa Barat berkontraksi sebesar 18 persen dan ekonomi Jepang terpangkas setengahnya.
Kekuatan ekonomi dan militer ini menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang unik untuk memajukan perdamaian dan kesejahteraan pascaperang.
Hal tersebut membuat Negeri Paman Sam memainkan peran kepemimpinan aktif dalam lembaga-lembaga global.
Kurang lebih dengan Amerika Serikat, Rusia juga mulai menyandang predikat negara adidaya setelah Perang Dunia II. Bedanya disini Moscow memiliki kendali yang tidak sebesar AS.
Mengingat kala itu Rusia adalah salah satu pihak sekutu yang mengalami kerugian cukup besar. Sebagian besar kemajuan negara ini diperoleh karena Industrialisasi yang dipaksakan kepada Rakyat Uni Soviet.
Kala itu, mantan Kepala Pemerintahan Uni Soviet Josef Stalin sempat mengungkapkan bahwa Rusia harus mengejar ketertinggalan 200 tahun dalam 20 tahun, jika ingin Bertahan Hidup di Dunia "Kapitalis Borjuis dan Imperialis" dan kemudian Kekuatan Fasis.
Hingga saat ini, mantan panglima militer Amerika Serikat (AS), Jenderal (Purn) Mark Milley, dan Vladimir Putin masih mempercayai jika Rusia merupakan salah satu dari tiga negara adidaya di dunia.
Rusia juga tetap menjadi ancaman akut, mengingat negara itu memiliki banyak senjata nuklir dan terlibat dalam perang darat terbesar di Eropa sejak 1945.
Sejumlah invasi yang dilakukan Rusia dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan jika mereka mampu tetap bertahan meski mendapat berbagai sanksi dari Barat, dan dikucilkan oleh Uni Eropa.
Dilansir dari CSIS, China telah muncul sebagai negara adikuasa ekonomi yang menyaingi Amerika Serikat dalam banyak hal, meskipun total kekuatan ekonomi negara-negara demokrasi modern adalah sekutu dari AS jauh melampaui ukuran ekonomi Tiongkok.
Hal yang membuat China bakal jadi negara adidaya baru dibuktikan ketika mereka mampu menghadapi tantangan internal besar yang disebabkan oleh pembatasan dan sanksi ekonomi dari luar, penanganan Covid-19, dan campur tangan negara dalam pembangunan ekonominya.
Namun banyak pihak yang mengkritik pandangan tersebut mengingat dua negara adidaya lain dalam beberapa tahun terakhir memang tengah merosot.
Seperti Rusia yang telah kehilangan kendali atas sebagian besar negara Eropa Timur dan banyak negara Eropa Tengah.
Meski begitu, tak bisa dipungkiri jika AS saat ini memang sudah menghadapi persaingan yang semakin ketat dari Tiongkok, khususnya di Pasifik dan juga di Samudra Hindia.
Laporan tersebut bertajuk "Kemunculan China sebagai Negara Adidaya: Perbandingan Grafis Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, dan Negara-negara Besar Lainnya". Tabel dalam laporan ini hanya menyoroti sebagian kecil dari perubahan kompleks yang terlibat.
Negara adidaya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan satu negara yang memiliki dominasi dan pengaruh luar biasa di berbagai aspek, seperti militer, ekonomi, politik, teknologi, dan budaya, baik di tingkat regional maupun global.
Negara adidaya juga mampu memengaruhi keputusan dan kebijakan negara lain serta memainkan peran utama dalam urusan internasional.
Terdapat sejumlah ciri-ciri negara adidaya yang diantaranya adalah memiliki kekuatan militer luar biasa, pengaruh politik internasional, kemajuan teknologi, hingga kemampuan proyeksi kekuatan global.
3 Negara Adidaya di Dunia
1. Amerika Serikat
Dengan ekonomi terbesar di dunia, ratusan pangkalan militer di luar negeri, dan posisi kepemimpinan di berbagai lembaga internasional, Amerika Serikat adalah kekuatan global yang tidak dapat disangkal.
Amerika Serikat telah melalui berbagai peristiwa sejarah yang membuat negara tersebut mencapai puncak kejayaannya.
Dari mulai Perang Saudara dan Perang Spanyol Amerika tahun 1800-an, Perang Dunia I, hingga Perang Dunia II.
Kemunculan AS sebagai negara adidaya benar-benar baru terlihat setelah Perang Dunia II. Menurut CFR, Amerika Serikat berdiri sebagai pemenang dan dengan kekuatan global yang belum pernah ada sebelumnya.
Selain menjulang tinggi sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia, Amerika Serikat juga membanggakan mata uang paling berharga yang menjadi mata uang utama.
Terlebih, ekonomi negara itu telah berkembang pesat selama perang, hampir dua kali lipat ukurannya antara tahun 1939 dan 1945.
Sebaliknya, ekonomi Eropa Barat berkontraksi sebesar 18 persen dan ekonomi Jepang terpangkas setengahnya.
Kekuatan ekonomi dan militer ini menempatkan Amerika Serikat pada posisi yang unik untuk memajukan perdamaian dan kesejahteraan pascaperang.
Hal tersebut membuat Negeri Paman Sam memainkan peran kepemimpinan aktif dalam lembaga-lembaga global.
2. Rusia
Kurang lebih dengan Amerika Serikat, Rusia juga mulai menyandang predikat negara adidaya setelah Perang Dunia II. Bedanya disini Moscow memiliki kendali yang tidak sebesar AS.
Mengingat kala itu Rusia adalah salah satu pihak sekutu yang mengalami kerugian cukup besar. Sebagian besar kemajuan negara ini diperoleh karena Industrialisasi yang dipaksakan kepada Rakyat Uni Soviet.
Kala itu, mantan Kepala Pemerintahan Uni Soviet Josef Stalin sempat mengungkapkan bahwa Rusia harus mengejar ketertinggalan 200 tahun dalam 20 tahun, jika ingin Bertahan Hidup di Dunia "Kapitalis Borjuis dan Imperialis" dan kemudian Kekuatan Fasis.
Hingga saat ini, mantan panglima militer Amerika Serikat (AS), Jenderal (Purn) Mark Milley, dan Vladimir Putin masih mempercayai jika Rusia merupakan salah satu dari tiga negara adidaya di dunia.
Rusia juga tetap menjadi ancaman akut, mengingat negara itu memiliki banyak senjata nuklir dan terlibat dalam perang darat terbesar di Eropa sejak 1945.
Sejumlah invasi yang dilakukan Rusia dalam beberapa tahun terakhir juga menunjukkan jika mereka mampu tetap bertahan meski mendapat berbagai sanksi dari Barat, dan dikucilkan oleh Uni Eropa.
3. China
Dilansir dari CSIS, China telah muncul sebagai negara adikuasa ekonomi yang menyaingi Amerika Serikat dalam banyak hal, meskipun total kekuatan ekonomi negara-negara demokrasi modern adalah sekutu dari AS jauh melampaui ukuran ekonomi Tiongkok.
Hal yang membuat China bakal jadi negara adidaya baru dibuktikan ketika mereka mampu menghadapi tantangan internal besar yang disebabkan oleh pembatasan dan sanksi ekonomi dari luar, penanganan Covid-19, dan campur tangan negara dalam pembangunan ekonominya.
Namun banyak pihak yang mengkritik pandangan tersebut mengingat dua negara adidaya lain dalam beberapa tahun terakhir memang tengah merosot.
Seperti Rusia yang telah kehilangan kendali atas sebagian besar negara Eropa Timur dan banyak negara Eropa Tengah.
Meski begitu, tak bisa dipungkiri jika AS saat ini memang sudah menghadapi persaingan yang semakin ketat dari Tiongkok, khususnya di Pasifik dan juga di Samudra Hindia.
(sya)