4 Pemimpin Dunia Sahabat Dekat Prabowo Subianto
loading...
A
A
A
Dalam sesi pelantikan di gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang dihadiri oleh para pemimpin negara lain pada hari Minggu, Anwar menerima tepuk tangan meriah dan standing ovation terbanyak ketika diperkenalkan oleh Prabowo.
Mengenai bidang-bidang kerja sama tertentu di bawah pemerintahan Prabowo, analis itu mencatat bahwa masih terlalu dini, tetapi beberapa perusahaan Malaysia diketahui sedang menjajaki peluang investasi, termasuk pengembangan perumahan di ibu kota baru, Nusantara.
Kunjungan Anwar dilakukan saat Malaysia bersiap menjadi ketua ASEAN tahun depan, yang disinggung oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Syed Md Hasrin Tengku Hussin, yang menyatakan: "Ini adalah momen penting bagi kedua negara kita. Kunjungan kerja perdana menteri akan memperkuat hubungan bilateral dan memperkuat kerja sama ASEAN."
Banyak analis juga setuju bahwa babak baru kerja sama antara kedua negara dapat mengatasi tantangan bersama sambil memanfaatkan kekuatan bersama untuk lebih memperkuat dinamika ASEAN sebagai platform kerja sama regional di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Wakil Rektor (Akademik) Universiti Utara Malaysia Mohd Azizuddin Mohd Sani mengatakan kedekatan hubungan Anwar-Prabowo akan mengangkat hubungan Kuala Lumpur-Jakarta ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih bermakna.
Dia juga melihat Prabowo, yang menerima pendidikan awalnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, dan Anwar, yang memiliki hubungan dekat dengan banyak tokoh Indonesia dan memahami dinamika negara, memiliki saling pengertian satu sama lain.
"Saya melihat kedekatan kedua pemimpin negara sangat penting bagi masa depan kedua negara, tidak hanya dalam hal politik tetapi juga dalam pengembangan hubungan ekonomi, sosial, dan budaya antara kedua negara, yang dapat mendorong upaya untuk membangun hubungan yang lebih erat antara masyarakat kedua negara," katanya.
Menggambarkan Anwar dan Prabowo sebagai sahabat sejati, ia mengatakan hubungan tersebut tidak berkembang baru-baru ini tetapi telah dibangun sejak masa muda kedua pemimpin, dimulai pada era Presiden Soeharto.
"Tentunya, ketika persahabatan yang erat antara dua pemimpin negara diterjemahkan ke dalam hubungan diplomatik, itu akan menguntungkan kemajuan kedua negara dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya," katanya.
Mengenai bidang-bidang kerja sama tertentu di bawah pemerintahan Prabowo, analis itu mencatat bahwa masih terlalu dini, tetapi beberapa perusahaan Malaysia diketahui sedang menjajaki peluang investasi, termasuk pengembangan perumahan di ibu kota baru, Nusantara.
Kunjungan Anwar dilakukan saat Malaysia bersiap menjadi ketua ASEAN tahun depan, yang disinggung oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Syed Md Hasrin Tengku Hussin, yang menyatakan: "Ini adalah momen penting bagi kedua negara kita. Kunjungan kerja perdana menteri akan memperkuat hubungan bilateral dan memperkuat kerja sama ASEAN."
Banyak analis juga setuju bahwa babak baru kerja sama antara kedua negara dapat mengatasi tantangan bersama sambil memanfaatkan kekuatan bersama untuk lebih memperkuat dinamika ASEAN sebagai platform kerja sama regional di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Wakil Rektor (Akademik) Universiti Utara Malaysia Mohd Azizuddin Mohd Sani mengatakan kedekatan hubungan Anwar-Prabowo akan mengangkat hubungan Kuala Lumpur-Jakarta ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih bermakna.
Dia juga melihat Prabowo, yang menerima pendidikan awalnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, dan Anwar, yang memiliki hubungan dekat dengan banyak tokoh Indonesia dan memahami dinamika negara, memiliki saling pengertian satu sama lain.
"Saya melihat kedekatan kedua pemimpin negara sangat penting bagi masa depan kedua negara, tidak hanya dalam hal politik tetapi juga dalam pengembangan hubungan ekonomi, sosial, dan budaya antara kedua negara, yang dapat mendorong upaya untuk membangun hubungan yang lebih erat antara masyarakat kedua negara," katanya.
Menggambarkan Anwar dan Prabowo sebagai sahabat sejati, ia mengatakan hubungan tersebut tidak berkembang baru-baru ini tetapi telah dibangun sejak masa muda kedua pemimpin, dimulai pada era Presiden Soeharto.
"Tentunya, ketika persahabatan yang erat antara dua pemimpin negara diterjemahkan ke dalam hubungan diplomatik, itu akan menguntungkan kemajuan kedua negara dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya," katanya.