Pasar Keuangan Bergejolak Saat Serangan Iran Picu Risiko Perang

Rabu, 08 Januari 2020 - 15:01 WIB
Pasar Keuangan Bergejolak...
Pasar Keuangan Bergejolak Saat Serangan Iran Picu Risiko Perang
A A A
SHANGHAI - Pasar keuangan bergejolak setelah Iran menembakkan rudal ke pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak. Bursa saham Asia dan obligasi AS melemah serta harga minyak menguat karena investor khawatir terjadi konflik lebih luas di Timur Tengah.

Serangan rudal Iran di pangkalan udara Ain Al-Asad dan Erbil, Irak, itu dilakukan beberapa jam setelah pemakaman komandan Iran yang dibunuh AS menggunakan drone di Irak.

Laporan serangan itu memicu kekhawatiran tentang bagaimana AS akan meresponnya. Hingga siang, bursa saham Asia terus melemah, yen stabil dan obligasi AS menahan pergerakan saat para investor memantau perkembangan situasi.

"Kami bergerak berlebihan tapi itu tentu perubahan permainan. Pasar benci ketidakpasian. Ini pepatah lama tapi jelas benar dalam situasi sekarang. Pasar dapat membayar risiko tapi mereka tak dapat membayar ketidakpastian," kata James McGlew, direktur eksekutif broker saham korporat di Argonaut, Perth, Australia.

Indeks saham Asia Pasifik selain Jepang, turun 0,5% sekitar 04.45 GMT, telah turun lebih dari 1% dari hari sebleumnya. Indeks blue-chip China, CSI300 melemah 0,48%.

Nikkei Jepang turun 1,29%, sementara bursa saham Australia turun lebih dari 1%.

Rob Carnell, kepala ekonom Asia Pasifik di ING, Singapura menyatakan kemungkinan eskalasi ketegangan antara AS dan Iran masih dapat memperpanjang reaksi negatif pasar.

"Jika Anda melihat bursa AS bergerak pagi ini, mereka diperkirakan bergerak lebih jauh jika ada respon keras dari AS, yang saya bayangkan akan terjadi, dari perspektif pasar saya pikir ini dapat lari dan lari," papar Carnell.

Di pasar komoditas, harga minyek mentah Brent naik di atas USD70 per barel, level tertinggi sejak pertengahan September di awal beberapa jam setelah serangan Iran.

Para pakar menyatakan eskalasi ketegangan Timur Tengah akan terus membuat pasar bergejolak.
(sfn)
Berita Terkait
Timur Tengah Membara,...
Timur Tengah Membara, G7 Tegaskan Dukungan untuk Ukraina
Timur Tengah Membara,...
Timur Tengah Membara, Warga Rusia Diminta Tak ke Sana
Trump Kecam Harris Asyik...
Trump Kecam Harris Asyik Berpesta saat Timur Tengah Membara
Timur Tengah Membara,...
Timur Tengah Membara, S&P: Ekonomi Global Masuki Masa Berbahaya
Timur Tengah Membara,...
Timur Tengah Membara, Menhan AS Tegaskan Komitmen Bantu Pertahanan Arab Saudi
Timur Tengah Membara,...
Timur Tengah Membara, WNI di Iran, Israel dan Palestina Diminta Waspada
Berita Terkini
Rusia Sebut Pemimpin...
Rusia Sebut Pemimpin Uni Eropa Adalah 'Anjing' yang Penyayang, Berikut 3 Penyebabnya
47 menit yang lalu
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
1 jam yang lalu
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
3 jam yang lalu
3 Alasan yang Diyakini...
3 Alasan yang Diyakini Presiden Zelensky kalau Ukraina Adalah Pemenang Perang
5 jam yang lalu
100 Orang Suku Druze...
100 Orang Suku Druze Asal Suriah Kunjungi Israel, Ada Apa Gerangan?
8 jam yang lalu
325.000 Orang ikut Unjuk...
325.000 Orang ikut Unjuk Rasa Terbesar Memprotes Kebijakan Korup Pemerintah Serbia
9 jam yang lalu
Infografis
Iran Kerahkan Rudal...
Iran Kerahkan Rudal Berteknologi AI Selama Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved