Mengenal Admiral Kuznetsov, Satu-satunya Kapal Induk Rusia yang Bobrok Sejak 2017
loading...
A
A
A
Komponen tersebut membuatnya mampu mencapai kecepatan maksimum hingga 29 knot. Sementara untuk jarak tempuh maksimalnya adalah 8.500 mil pada kecepatan 18 knot.
Admiral Kuznetsov dibekali radar akuisisi target udara dan permukaan, radar kontrol penerbangan, radar navigasi hingga radar kontrol tembakan. Selain itu, ada juga sistem anti kapal selam Udav-1 dengan 60 roket anti-kapal selam.
Kapal induk Rusia ini memiliki sistem rudal anti-kapal yang dibekali 12 peluncur rudal antar-permukaan. Lalu, ada rudal Granit (NATO SS-N-19 Shipwreck) yang diklaim memiliki jangkauan hingga 400 km dan bisa membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.
Admiral Kuznetsov memiliki system pertahanan udara, yakni Klinok Air Defense dengan 24 peluncur vertikal dan 192 rudal. Keberadaannya mampu melindungi kapal dari ancaman rudal, pesawat, ataupun jenis kapal perang lainnya milik musuh.
Ia telah memulai program perbaikan dan modernisasi pada kuartal pertama tahun 2017. Tujuan utama perbaikan adalah untuk memperpanjang masa pakainya hingga 25 tahun ke depan.
Akan tetapi, pada proses perbaikannya, Admiral Kuznetsov dilaporkan mengalami banyak masalah. Di tengah banyaknya kecelakaan dan penundaan dalam perbaikannya, kapal ini masih tidak beroperasi dan diprediksi sejumlah pihak tidak akan pernah berlayar lagi.
Melihat ketidakpastian dari nasib Admiral Kuznetsov, Rusia dilaporkan sedang mengkaji perancangan kapal induk baru agar bisa menyaingi Amerika Serikat.
Mantan Wakil Kepala Staf Utama Angkatan Laut Rusia, Laksamana Madya Vladimir Pepelyaev, mengatakan bahwa Angkatan Laut Rusia harus mampu membangun kapal induk yang menjanjikan dengan bobot 70 hingga 90 ribu ton dan menempatkan varian jet tempur Su-57 di atasnya.
Mengutip Eurasian Times, pada tahun 2017 Moskow meluncurkan rencana untuk membangun "kapal induk terbesar di dunia" yang dipandang sebagai upaya untuk bersaing dengan kapal induk kelas Nimitz milik Amerika Serikat.
Konsepnya dijuluki "Shtorm" dan dirancang berukuran hampir sama dengan kapal induk yang dioperasikan Amerika dengan bobot benaman 100.000 ton.
Admiral Kuznetsov dibekali radar akuisisi target udara dan permukaan, radar kontrol penerbangan, radar navigasi hingga radar kontrol tembakan. Selain itu, ada juga sistem anti kapal selam Udav-1 dengan 60 roket anti-kapal selam.
Kapal induk Rusia ini memiliki sistem rudal anti-kapal yang dibekali 12 peluncur rudal antar-permukaan. Lalu, ada rudal Granit (NATO SS-N-19 Shipwreck) yang diklaim memiliki jangkauan hingga 400 km dan bisa membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir.
Admiral Kuznetsov memiliki system pertahanan udara, yakni Klinok Air Defense dengan 24 peluncur vertikal dan 192 rudal. Keberadaannya mampu melindungi kapal dari ancaman rudal, pesawat, ataupun jenis kapal perang lainnya milik musuh.
Ia telah memulai program perbaikan dan modernisasi pada kuartal pertama tahun 2017. Tujuan utama perbaikan adalah untuk memperpanjang masa pakainya hingga 25 tahun ke depan.
Akan tetapi, pada proses perbaikannya, Admiral Kuznetsov dilaporkan mengalami banyak masalah. Di tengah banyaknya kecelakaan dan penundaan dalam perbaikannya, kapal ini masih tidak beroperasi dan diprediksi sejumlah pihak tidak akan pernah berlayar lagi.
Kemungkinan Kapal Induk Baru Rusia
Melihat ketidakpastian dari nasib Admiral Kuznetsov, Rusia dilaporkan sedang mengkaji perancangan kapal induk baru agar bisa menyaingi Amerika Serikat.
Mantan Wakil Kepala Staf Utama Angkatan Laut Rusia, Laksamana Madya Vladimir Pepelyaev, mengatakan bahwa Angkatan Laut Rusia harus mampu membangun kapal induk yang menjanjikan dengan bobot 70 hingga 90 ribu ton dan menempatkan varian jet tempur Su-57 di atasnya.
Mengutip Eurasian Times, pada tahun 2017 Moskow meluncurkan rencana untuk membangun "kapal induk terbesar di dunia" yang dipandang sebagai upaya untuk bersaing dengan kapal induk kelas Nimitz milik Amerika Serikat.
Konsepnya dijuluki "Shtorm" dan dirancang berukuran hampir sama dengan kapal induk yang dioperasikan Amerika dengan bobot benaman 100.000 ton.