Sekutu Trump Tegaskan Zelensky Harus Menerima Krimea Hilang
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintahan kedua Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan fokus pada upaya mencapai perdamaian di Ukraina daripada memungkinkannya mengambil kembali semua wilayah yang telah hilang dari Rusia.
Penasihat kampanye senior presiden terpilih AS Bryan Lanza mengatakan hal itu di tengah berbagai spekulasi tentang nasib perang antara Rusia dan Ukraina.
Lanza, ahli strategi veteran partai Republik yang telah bekerja pada kampanye dengan Trump sejak 2016, menyampaikan pernyataan tersebut kepada BBC pada hari Sabtu (9/11/2024).
Sementara dia menyatakan rasa hormatnya kepada rakyat Ukraina, Lanza mengatakan prioritas AS adalah untuk mencapai “perdamaian dan menghentikan pembunuhan.”
Ahli strategi tersebut menolak sebagai tujuan yang tidak realistis yang dicanangkan Kiev untuk mengusir pasukan Rusia dari semua wilayah yang diklaimnya.
Lanza secara khusus menyebutkan semenanjung Krimea, yang memisahkan diri dari Ukraina setelah kudeta Maidan 2014 dan bergabung dengan Rusia melalui referendum.
Dia tidak mengatakan apa pun tentang empat wilayah bekas Ukraina lainnya yang dimasukkan ke Rusia pada tahun 2022.
“Ketika (Volodymyr) Zelensky mengatakan kita hanya akan menghentikan pertempuran ini, hanya akan ada perdamaian setelah Krimea dikembalikan, kita punya berita untuk Presiden Zelensky: Krimea telah hilang,” ujar dia.
“AS tidak akan berperang atas nama Ukraina untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayah itu dari Rusia,” tegas Lanza.
"Dan jika itu adalah prioritas Anda untuk mendapatkan kembali Krimea dan meminta tentara Amerika bertempur untuk mendapatkan kembali Krimea, Anda sendiri yang harus melakukannya," ujar dia.
Sebaliknya, para pemimpin Ukraina harus mengajukan "visi perdamaian yang realistis" sebelum negosiasi potensial.
“Desakan Zelensky bahwa kita hanya dapat mencapai perdamaian jika kita memiliki Krimea hanya menunjukkan bahwa ia tidak serius," papar Lanza.
"Apa yang akan kami katakan kepada Ukraina adalah, 'Anda tahu apa yang Anda lihat? Apa yang Anda lihat sebagai visi perdamaian yang realistis? Itu bukan visi untuk menang, tetapi visi untuk perdamaian. Dan mari kita mulai melakukan percakapan yang jujur," ungkap dia.
Trump berulang kali berjanji mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina dalam 24 jam selama kampanye pemilihannya.
Namun, dia tidak memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia bermaksud melakukannya.
Sementara itu, Wakil Presiden terpilih J.D. Vance telah mengisyaratkan konflik tersebut dapat dibekukan di sepanjang garis depan saat ini, dengan Kiev dipaksa meninggalkan klaimnya atas wilayah yang dikuasai Rusia, serta aspirasinya untuk bergabung dengan NATO.
Pernyataan Lanza tentang masalah Ukraina tidak mencerminkan posisi Trump, Reuters melaporkan pada Sabtu malam.
"Brian dipekerjakan untuk bekerja pada kampanye tersebut," kantor berita tersebut mengutip pernyataan perwakilan kampanye Trump. "Ia tidak bekerja untuk presiden (sekarang) dan tidak berbicara untuknya."
Penasihat kampanye senior presiden terpilih AS Bryan Lanza mengatakan hal itu di tengah berbagai spekulasi tentang nasib perang antara Rusia dan Ukraina.
Lanza, ahli strategi veteran partai Republik yang telah bekerja pada kampanye dengan Trump sejak 2016, menyampaikan pernyataan tersebut kepada BBC pada hari Sabtu (9/11/2024).
Sementara dia menyatakan rasa hormatnya kepada rakyat Ukraina, Lanza mengatakan prioritas AS adalah untuk mencapai “perdamaian dan menghentikan pembunuhan.”
Ahli strategi tersebut menolak sebagai tujuan yang tidak realistis yang dicanangkan Kiev untuk mengusir pasukan Rusia dari semua wilayah yang diklaimnya.
Lanza secara khusus menyebutkan semenanjung Krimea, yang memisahkan diri dari Ukraina setelah kudeta Maidan 2014 dan bergabung dengan Rusia melalui referendum.
Dia tidak mengatakan apa pun tentang empat wilayah bekas Ukraina lainnya yang dimasukkan ke Rusia pada tahun 2022.
“Ketika (Volodymyr) Zelensky mengatakan kita hanya akan menghentikan pertempuran ini, hanya akan ada perdamaian setelah Krimea dikembalikan, kita punya berita untuk Presiden Zelensky: Krimea telah hilang,” ujar dia.
“AS tidak akan berperang atas nama Ukraina untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayah itu dari Rusia,” tegas Lanza.
"Dan jika itu adalah prioritas Anda untuk mendapatkan kembali Krimea dan meminta tentara Amerika bertempur untuk mendapatkan kembali Krimea, Anda sendiri yang harus melakukannya," ujar dia.
Sebaliknya, para pemimpin Ukraina harus mengajukan "visi perdamaian yang realistis" sebelum negosiasi potensial.
“Desakan Zelensky bahwa kita hanya dapat mencapai perdamaian jika kita memiliki Krimea hanya menunjukkan bahwa ia tidak serius," papar Lanza.
"Apa yang akan kami katakan kepada Ukraina adalah, 'Anda tahu apa yang Anda lihat? Apa yang Anda lihat sebagai visi perdamaian yang realistis? Itu bukan visi untuk menang, tetapi visi untuk perdamaian. Dan mari kita mulai melakukan percakapan yang jujur," ungkap dia.
Trump berulang kali berjanji mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina dalam 24 jam selama kampanye pemilihannya.
Namun, dia tidak memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia bermaksud melakukannya.
Sementara itu, Wakil Presiden terpilih J.D. Vance telah mengisyaratkan konflik tersebut dapat dibekukan di sepanjang garis depan saat ini, dengan Kiev dipaksa meninggalkan klaimnya atas wilayah yang dikuasai Rusia, serta aspirasinya untuk bergabung dengan NATO.
Pernyataan Lanza tentang masalah Ukraina tidak mencerminkan posisi Trump, Reuters melaporkan pada Sabtu malam.
"Brian dipekerjakan untuk bekerja pada kampanye tersebut," kantor berita tersebut mengutip pernyataan perwakilan kampanye Trump. "Ia tidak bekerja untuk presiden (sekarang) dan tidak berbicara untuknya."
(sya)