Sekutu Trump Tegaskan Zelensky Harus Menerima Krimea Hilang

Minggu, 10 November 2024 - 09:45 WIB
loading...
Sekutu Trump Tegaskan...
Pemandangan kota resor Yalta di Krimea, Rusia. Foto/Sputnik/Konstantin Mikhalchevsky
A A A
WASHINGTON - Pemerintahan kedua Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan fokus pada upaya mencapai perdamaian di Ukraina daripada memungkinkannya mengambil kembali semua wilayah yang telah hilang dari Rusia.

Penasihat kampanye senior presiden terpilih AS Bryan Lanza mengatakan hal itu di tengah berbagai spekulasi tentang nasib perang antara Rusia dan Ukraina.

Lanza, ahli strategi veteran partai Republik yang telah bekerja pada kampanye dengan Trump sejak 2016, menyampaikan pernyataan tersebut kepada BBC pada hari Sabtu (9/11/2024).

Sementara dia menyatakan rasa hormatnya kepada rakyat Ukraina, Lanza mengatakan prioritas AS adalah untuk mencapai “perdamaian dan menghentikan pembunuhan.”

Ahli strategi tersebut menolak sebagai tujuan yang tidak realistis yang dicanangkan Kiev untuk mengusir pasukan Rusia dari semua wilayah yang diklaimnya.

Lanza secara khusus menyebutkan semenanjung Krimea, yang memisahkan diri dari Ukraina setelah kudeta Maidan 2014 dan bergabung dengan Rusia melalui referendum.

Dia tidak mengatakan apa pun tentang empat wilayah bekas Ukraina lainnya yang dimasukkan ke Rusia pada tahun 2022.

“Ketika (Volodymyr) Zelensky mengatakan kita hanya akan menghentikan pertempuran ini, hanya akan ada perdamaian setelah Krimea dikembalikan, kita punya berita untuk Presiden Zelensky: Krimea telah hilang,” ujar dia.

“AS tidak akan berperang atas nama Ukraina untuk mendapatkan kembali wilayah-wilayah itu dari Rusia,” tegas Lanza.

"Dan jika itu adalah prioritas Anda untuk mendapatkan kembali Krimea dan meminta tentara Amerika bertempur untuk mendapatkan kembali Krimea, Anda sendiri yang harus melakukannya," ujar dia.

Sebaliknya, para pemimpin Ukraina harus mengajukan "visi perdamaian yang realistis" sebelum negosiasi potensial.

“Desakan Zelensky bahwa kita hanya dapat mencapai perdamaian jika kita memiliki Krimea hanya menunjukkan bahwa ia tidak serius," papar Lanza.

"Apa yang akan kami katakan kepada Ukraina adalah, 'Anda tahu apa yang Anda lihat? Apa yang Anda lihat sebagai visi perdamaian yang realistis? Itu bukan visi untuk menang, tetapi visi untuk perdamaian. Dan mari kita mulai melakukan percakapan yang jujur," ungkap dia.

Trump berulang kali berjanji mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina dalam 24 jam selama kampanye pemilihannya.

Namun, dia tidak memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia bermaksud melakukannya.

Sementara itu, Wakil Presiden terpilih J.D. Vance telah mengisyaratkan konflik tersebut dapat dibekukan di sepanjang garis depan saat ini, dengan Kiev dipaksa meninggalkan klaimnya atas wilayah yang dikuasai Rusia, serta aspirasinya untuk bergabung dengan NATO.

Pernyataan Lanza tentang masalah Ukraina tidak mencerminkan posisi Trump, Reuters melaporkan pada Sabtu malam.

"Brian dipekerjakan untuk bekerja pada kampanye tersebut," kantor berita tersebut mengutip pernyataan perwakilan kampanye Trump. "Ia tidak bekerja untuk presiden (sekarang) dan tidak berbicara untuknya."

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
13 Rudal dan Drone Iran...
13 Rudal dan Drone Iran yang Bisa Hapus Pangkalan AS di Timur Tengah dari Peta
Netanyahu Batal Tunjuk...
Netanyahu Batal Tunjuk Eli Sharafit Jadi Bos Baru Shin Bet karena Kritik Trump
Perang Panas Trump dan...
Perang Panas Trump dan Iran Bisa Picu Kiamat Inflasi?
Trump akan Modernisasi...
Trump akan Modernisasi Persenjataan Nuklir AS Tanpa Menambah Jumlah
Trump akan Berkunjung...
Trump akan Berkunjung ke Arab Saudi pada Pertengahan Mei
Anggota Parlemen Iran...
Anggota Parlemen Iran Serukan Teheran Memiliki Senjata Nuklir
Incar 3 Periode, Trump:...
Incar 3 Periode, Trump: Saya Tidak Bercanda
Aksi Heroik WNI Selamatkan...
Aksi Heroik WNI Selamatkan Puluhan Warga Desa dari Kebakaran Hutan di Korsel
Dahsyatnya Ledakan Pipa...
Dahsyatnya Ledakan Pipa Gas Petronas serasa Gempa Bumi, Suhu Capai 1.000 Derajat Celsius
Rekomendasi
Ray Sahetapy Dimakamkan...
Ray Sahetapy Dimakamkan di TPU Tanah Kusir 4 April, Tunggu Kepulangan Anak dari Amerika
6 Penyakit yang Sering...
6 Penyakit yang Sering Kambuh setelah Lebaran, Kenali Gejalanya
Kisah Malaikat yang...
Kisah Malaikat yang Dipatahkan Sayapnya karena Enggan Berselawat Nabi
Berita Terkini
Jam Tangan Paling Rumit...
Jam Tangan Paling Rumit di Dunia! Mampu Melacak Posisi Matahari hingga Mendeteksi Bintang
5 menit yang lalu
Siapa Uday Rabie? Warga...
Siapa Uday Rabie? Warga Palestina yang Berani Mendemo Hamas hingga Diculik serta Disiksa hingga Tewas
45 menit yang lalu
Ikuti Langkah AS, Jerman...
Ikuti Langkah AS, Jerman Terapkan Kebijakan Anti-Islam dengan Mendeportasi Aktivis Pro-Palestina
2 jam yang lalu
Sudah Terbang di Samudra...
Sudah Terbang di Samudra Hindia, Pesawat Ini Putar Balik ke Bandara setelah Penumpang Mencoba Buka Pintu
2 jam yang lalu
Sugianto Dipuji sebagai...
Sugianto Dipuji sebagai Pahlawan karena Menyelamatkan Lansia saat Kebakaran Hutan di Korea Selatan
3 jam yang lalu
Antisipasi Eskalasi...
Antisipasi Eskalasi dengan NATO, Putin Panggil 160.000 Pemuda untuk Wajib Militer
5 jam yang lalu
Infografis
Trump Bela Putin, Tepis...
Trump Bela Putin, Tepis Klaim Rusia Tolak Gencatan Senjata
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved