Pesawat J-35 China Belum Mampu Tandingi Jet Siluman F-35 AS, Ini Kekurangannya
loading...
A
A
A
BEIJING - China telah memamerkan pesawat tempur siluman J-35 di Zhuhai Airshow. Beijing membangakan pesawat itu sebagai tandingan jet tempur siluman F-35 Amerika Serikat (AS).
Namun, mantan Spesialis Operasi Angkatan Laut Amerika Eric Wicklund menolak klaim keunggulan J-35 China. Menurutnya, pesawat itu belum bisa menjadi tandingan F-35 dan menganggapnya tak lebih dari tiruan dari pesawat Amerika tersebut.
“Hanya menghasilkan bentuk yang tampak seperti pesawat siluman hanyalah satu bagian dari berbagai aspek siluman (stealth),” kata Wicklund, seperti dikutip dari National Interest, Kamis (7/11/2024).
"Bahkan struktur internal, dan bagaimana mereka dikonfigurasi, penting.”
Satu hal yang menjadi kekurangan J-35 China, menurut Wicklund, adalah dalam ilmu material (materials science), dan kekurangan ini telah memengaruhi kemampuan Beijing untuk mengembangkan Radar Absorbent Material (RAM) yang efektif, yang dapat menyerap atau menyebarkan hingga 80% gelombang radar yang masuk.
Menurut Wicklund, mencuri bentuk stealth dari komputer cukup mudah, tetapi mengembangkan RAM canggih merupakan tugas yang lebih sulit.
"Saya bisa memberikan sepotong RAM kepada China," papar Wicklund.
"Mereka dapat menganalisisnya, dan menyadari bahwa itu asli, tetapi masalahnya ada pada rekayasa baliknya. Mereka tahu apa itu, tetapi tidak tahu cara membuatnya," imbuh dia.
Wicklund menjelaskan bahwa memberikan teknologi RAM Amerika kepada China sama saja seperti memberikan bilah baja Damaskus kepada pembuat pedang Mesir.
Orang Mesir akan mengenali kualitas bilah yang unggul tetapi tidak akan mampu merekayasa ulang benda itu. Itulah masalah yang dihadapi China saat ini dengan teknologi RAM.
Wicklund menyamakan masalah China dengan RAM dengan masalah mereka baru-baru ini dalam mengembangkan mesin jet WS-15.
Selama bertahun-tahun, China berjuang untuk membuat bilah kipas yang dapat menahan panas yang dihasilkan dalam mesin jet.
Akhirnya, ilmu material China berhasil mengatasi tugas itu, dan WS-15 telah mulai diproduksi.
"RAM akan menjadi batu loncatan yang sulit, dan sampai mereka menguasainya, pesawat tempur siluman China akan kalah bersaing dengan F-35," kata Wicklund.
Menurutnya, saat ini AS adalah satu-satunya negara yang mampu mengembangkan dan memproduksi pesawat secanggih F-35 atau F-22.
Dirancang untuk misi superioritas udara dan serangan, F-35 juga dilengkapi untuk melakukan peperangan elektronik dan fungsi ISR.
Fitur F-35 yang paling menonjol adalah avionik dan fusi sensor yang canggih, yang memberikan pilot tingkat kesadaran situasional yang tak tertandingi.
Anehnya, F-35 tidak dirancang untuk memiliki kemampuan kinetik atau kemampuan bermanuver seperti pesawat tempur generasi kelima F-22.
Sementara F-35 dapat mengimbangi pesawat generasi keempat, rangka pesawat dirancang dengan mengutamakan siluman dan fusi sensor, bukan kemampuan manuver.
Sensor utama di dalam F-35 meliputi radar array pemindaian elektronik aktif Northrop Grumman AN/APG-81; sistem peperangan elektronik BAE Systems AN/ASQ-239 Barracuda; Sistem Bukaan Terdistribusi Elektro-Optik Northrop Grumman/Raytheon AN/AAQ-37; Sistem Penargetan Elektro-Optik AN/AAQ-40 milik Lockheed Martin; dan rangkaian Komunikasi, Navigasi, dan Identifikasi Northrop Grumman AN/ASQ-242.
Keseluruhan sistem canggih ini merupakan pesawat dengan kesadaran situasional yang lebih baik, kemampuan komando dan kontrol yang lebih baik, dan kemampuan yang berpusat pada jaringan yang lebih baik daripada pesawat apa pun yang diproduksi.
Namun, mantan Spesialis Operasi Angkatan Laut Amerika Eric Wicklund menolak klaim keunggulan J-35 China. Menurutnya, pesawat itu belum bisa menjadi tandingan F-35 dan menganggapnya tak lebih dari tiruan dari pesawat Amerika tersebut.
“Hanya menghasilkan bentuk yang tampak seperti pesawat siluman hanyalah satu bagian dari berbagai aspek siluman (stealth),” kata Wicklund, seperti dikutip dari National Interest, Kamis (7/11/2024).
"Bahkan struktur internal, dan bagaimana mereka dikonfigurasi, penting.”
Satu hal yang menjadi kekurangan J-35 China, menurut Wicklund, adalah dalam ilmu material (materials science), dan kekurangan ini telah memengaruhi kemampuan Beijing untuk mengembangkan Radar Absorbent Material (RAM) yang efektif, yang dapat menyerap atau menyebarkan hingga 80% gelombang radar yang masuk.
Menurut Wicklund, mencuri bentuk stealth dari komputer cukup mudah, tetapi mengembangkan RAM canggih merupakan tugas yang lebih sulit.
"Saya bisa memberikan sepotong RAM kepada China," papar Wicklund.
"Mereka dapat menganalisisnya, dan menyadari bahwa itu asli, tetapi masalahnya ada pada rekayasa baliknya. Mereka tahu apa itu, tetapi tidak tahu cara membuatnya," imbuh dia.
Wicklund menjelaskan bahwa memberikan teknologi RAM Amerika kepada China sama saja seperti memberikan bilah baja Damaskus kepada pembuat pedang Mesir.
Orang Mesir akan mengenali kualitas bilah yang unggul tetapi tidak akan mampu merekayasa ulang benda itu. Itulah masalah yang dihadapi China saat ini dengan teknologi RAM.
Wicklund menyamakan masalah China dengan RAM dengan masalah mereka baru-baru ini dalam mengembangkan mesin jet WS-15.
Selama bertahun-tahun, China berjuang untuk membuat bilah kipas yang dapat menahan panas yang dihasilkan dalam mesin jet.
Akhirnya, ilmu material China berhasil mengatasi tugas itu, dan WS-15 telah mulai diproduksi.
"RAM akan menjadi batu loncatan yang sulit, dan sampai mereka menguasainya, pesawat tempur siluman China akan kalah bersaing dengan F-35," kata Wicklund.
Menurutnya, saat ini AS adalah satu-satunya negara yang mampu mengembangkan dan memproduksi pesawat secanggih F-35 atau F-22.
Dirancang untuk misi superioritas udara dan serangan, F-35 juga dilengkapi untuk melakukan peperangan elektronik dan fungsi ISR.
Fitur F-35 yang paling menonjol adalah avionik dan fusi sensor yang canggih, yang memberikan pilot tingkat kesadaran situasional yang tak tertandingi.
Anehnya, F-35 tidak dirancang untuk memiliki kemampuan kinetik atau kemampuan bermanuver seperti pesawat tempur generasi kelima F-22.
Sementara F-35 dapat mengimbangi pesawat generasi keempat, rangka pesawat dirancang dengan mengutamakan siluman dan fusi sensor, bukan kemampuan manuver.
Sensor utama di dalam F-35 meliputi radar array pemindaian elektronik aktif Northrop Grumman AN/APG-81; sistem peperangan elektronik BAE Systems AN/ASQ-239 Barracuda; Sistem Bukaan Terdistribusi Elektro-Optik Northrop Grumman/Raytheon AN/AAQ-37; Sistem Penargetan Elektro-Optik AN/AAQ-40 milik Lockheed Martin; dan rangkaian Komunikasi, Navigasi, dan Identifikasi Northrop Grumman AN/ASQ-242.
Keseluruhan sistem canggih ini merupakan pesawat dengan kesadaran situasional yang lebih baik, kemampuan komando dan kontrol yang lebih baik, dan kemampuan yang berpusat pada jaringan yang lebih baik daripada pesawat apa pun yang diproduksi.
(mas)