Cawapres Partai Republik Tegaskan AS Seharusnya Tidak Berperang dengan Rusia, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - AS tidak berperang dengan Rusia dan tidak seharusnya mencari perang. Demikian diungkapkan calon wakil presiden dari Partai Republik J.D. Vance, ketika ditanya apakah ia akan mencap Presiden Vladimir Putin sebagai "musuh" Amerika.
Senator dari Ohio itu ditanya selama penampilannya di acara Meet the Press di NBC pada hari Minggu apakah ia melihat pemimpin Rusia itu "sebagai sekutu atau musuh." Putin "jelas musuh, ia pesaing," tetapi Washington perlu "cerdas dalam diplomasi juga," jawab Vance.
"Hanya karena kita tidak menyukai seseorang bukan berarti kita tidak bisa sesekali terlibat dalam percakapan dengan mereka," sarannya, dilansir RT.
Pembawa acara Kristen Welker mendesaknya lebih jauh mengenai apakah ia akan secara langsung menyebut Putin sebagai musuh.
"Kami tidak berperang dengannya. Dan saya tidak ingin berperang dengan Rusia pimpinan Vladimir Putin," kata senator tersebut. "Saya pikir kita harus mencoba mencari jalan damai."
Logika yang sama berlaku untuk Tiongkok, kata Vance, seraya menambahkan bahwa ia menganggapnya sebagai ancaman yang lebih besar bagi kepentingan Amerika daripada Rusia. AS mungkin tidak suka harus berbicara dengan para pesaingnya, tetapi dalam kasus konflik Ukraina, penyelesaiannya akan memerlukan negosiasi, kata senator tersebut.
Ketika ditanya apakah mantan Presiden Donald Trump akan mengeluarkan AS dari NATO, Vance meyakinkan bahwa ia tidak akan melakukannya. Jika calon wakil presidennya kembali menjabat, negara tersebut akan menghormati komitmennya terhadap organisasi tersebut, tetapi blok tersebut "bukan hanya klien kesejahteraan, tetapi harus menjadi aliansi yang nyata," katanya.
Vance merujuk pada kritik Trump atas kurangnya anggaran pertahanan oleh negara-negara anggotanya di Eropa.
Moskow telah mengidentifikasi perluasan NATO di Eropa sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan alasan utama memburuknya hubungan dengan Barat.
Senator dari Ohio itu ditanya selama penampilannya di acara Meet the Press di NBC pada hari Minggu apakah ia melihat pemimpin Rusia itu "sebagai sekutu atau musuh." Putin "jelas musuh, ia pesaing," tetapi Washington perlu "cerdas dalam diplomasi juga," jawab Vance.
"Hanya karena kita tidak menyukai seseorang bukan berarti kita tidak bisa sesekali terlibat dalam percakapan dengan mereka," sarannya, dilansir RT.
Pembawa acara Kristen Welker mendesaknya lebih jauh mengenai apakah ia akan secara langsung menyebut Putin sebagai musuh.
"Kami tidak berperang dengannya. Dan saya tidak ingin berperang dengan Rusia pimpinan Vladimir Putin," kata senator tersebut. "Saya pikir kita harus mencoba mencari jalan damai."
Logika yang sama berlaku untuk Tiongkok, kata Vance, seraya menambahkan bahwa ia menganggapnya sebagai ancaman yang lebih besar bagi kepentingan Amerika daripada Rusia. AS mungkin tidak suka harus berbicara dengan para pesaingnya, tetapi dalam kasus konflik Ukraina, penyelesaiannya akan memerlukan negosiasi, kata senator tersebut.
Ketika ditanya apakah mantan Presiden Donald Trump akan mengeluarkan AS dari NATO, Vance meyakinkan bahwa ia tidak akan melakukannya. Jika calon wakil presidennya kembali menjabat, negara tersebut akan menghormati komitmennya terhadap organisasi tersebut, tetapi blok tersebut "bukan hanya klien kesejahteraan, tetapi harus menjadi aliansi yang nyata," katanya.
Vance merujuk pada kritik Trump atas kurangnya anggaran pertahanan oleh negara-negara anggotanya di Eropa.
Moskow telah mengidentifikasi perluasan NATO di Eropa sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan alasan utama memburuknya hubungan dengan Barat.