Apakah Jet Tempur Siluman F-35 Israel Gunakan Wilayah Udara Yordania saat Serang Iran?
loading...
A
A
A
Laporan tersebut mencatat bahwa pesawat tempur F-16 buatan AS memiliki ketinggian operasional maksimum sekitar 15.000 meter, dan F-35 mencapai 18.000 meter.
The Jerusalem Post lebih lanjut menyatakan bahwa jika sebuah pesawat militer terbang di atas Yordania, itu dapat dianggap sebagai pelanggaran wilayah udara Yordania, dan Kerajaan dapat menanggapi dengan berbagai cara, mulai dari memanggil duta besar, hingga mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB.
Pada bulan Agustus, Yordania secara resmi mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan negara mana pun menggunakan wilayah udaranya untuk tujuan militer di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, menyusul laporan pada bulan April bahwa Yordania mengizinkan jet tempur Israel memasuki wilayah udaranya untuk menembak jatuh rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan oleh Iran.
Serangan Israel terhadap Iran pada hari Sabtu berlangsung beberapa jam dan melibatkan lebih dari 100 jet tempur Israel, termasuk F-35, F-16, dan F-15.
Gelombang serangan pertama ditujukan pada fasilitas radar dan pertahanan udara Iran, dengan fasilitas militer, rudal, dan pesawat nirawak menjadi sasaran pada gelombang kedua dan ketiga.
Jet tempur melakukan serangan dalam kelompok yang terdiri dari 25-30 jet, dalam apa yang dijuluki “Operasi Hari Pertobatan”.
Pertahanan udara Israel dan AS dalam keadaan siaga tinggi, sementara 10 jet melakukan serangan terkoordinasi dan yang lainnya memberikan perlindungan.
Dua tentara Iran awalnnya dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, namun media Iran memperbarui informasi yang menyebutkan jumlah korban tewas empat tentara.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan serangan militer Zionis kemarin terbatas dan menargetkan situs-situs militer.
The Jerusalem Post lebih lanjut menyatakan bahwa jika sebuah pesawat militer terbang di atas Yordania, itu dapat dianggap sebagai pelanggaran wilayah udara Yordania, dan Kerajaan dapat menanggapi dengan berbagai cara, mulai dari memanggil duta besar, hingga mengajukan pengaduan ke Dewan Keamanan PBB.
Pada bulan Agustus, Yordania secara resmi mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan negara mana pun menggunakan wilayah udaranya untuk tujuan militer di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, menyusul laporan pada bulan April bahwa Yordania mengizinkan jet tempur Israel memasuki wilayah udaranya untuk menembak jatuh rudal dan pesawat nirawak yang diluncurkan oleh Iran.
Serangan Israel terhadap Iran pada hari Sabtu berlangsung beberapa jam dan melibatkan lebih dari 100 jet tempur Israel, termasuk F-35, F-16, dan F-15.
Gelombang serangan pertama ditujukan pada fasilitas radar dan pertahanan udara Iran, dengan fasilitas militer, rudal, dan pesawat nirawak menjadi sasaran pada gelombang kedua dan ketiga.
Jet tempur melakukan serangan dalam kelompok yang terdiri dari 25-30 jet, dalam apa yang dijuluki “Operasi Hari Pertobatan”.
Pertahanan udara Israel dan AS dalam keadaan siaga tinggi, sementara 10 jet melakukan serangan terkoordinasi dan yang lainnya memberikan perlindungan.
Dua tentara Iran awalnnya dilaporkan tewas dalam serangan tersebut, namun media Iran memperbarui informasi yang menyebutkan jumlah korban tewas empat tentara.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran mengatakan serangan militer Zionis kemarin terbatas dan menargetkan situs-situs militer.