Israel Bunuh 3 Jurnalis di Lebanon Selatan dalam Serangan yang Disengaja
loading...
A
A
A
"Ini adalah pembunuhan, setelah pemantauan dan pelacakan, dengan perencanaan dan persiapan sebelumnya, karena ada 18 wartawan yang hadir di lokasi yang mewakili tujuh lembaga media," tulis dia di platform media sosial X.
Ghassan bin Jiddo, direktur Al Mayadeen, mengatakan di X bahwa, "Penargetan Israel terhadap kediaman wartawan itu disengaja, dan ada wartawan yang terluka dari saluran Arab lainnya."
"Kami menganggap pendudukan sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan perang ini, di mana kru wartawan, termasuk tim Al Mayadeen, menjadi sasaran," papar dia.
Tidak ada komentar langsung dari rezim kolonial rasis Israel yang telah membunuh lebih dari 2.500 warga Lebanon dan 42.800 warga Palestina di Jalur Gaza.
Serangan itu terjadi sehari setelah serangan Israel menghantam kantor yang digunakan Al Mayadeen di pinggiran selatan Beirut yang menewaskan satu orang dan melukai lima orang lainnya.
Khan dari Al Jazeera mengatakan, "Tidak masalah apakah Anda menyukai organisasi berita itu atau tidak. Jika Anda menganut demokrasi, kebebasan berbicara adalah nilai inti."
Dia menambahkan serangan itu adalah "pesan yang disengaja untuk semua jurnalis", yang sekarang akan meninggalkan daerah itu.
"Jelas, mereka mencoba membutakan dunia terhadap apa yang terjadi di Lebanon selatan dengan menargetkan jurnalis," ujar Khan tentang militer Israel.
Pada bulan November, dua jurnalis untuk Al Mayadeen TV tewas dalam serangan pesawat tak berawak, yang menurut jaringan itu disengaja.
Sebulan sebelumnya, penembakan Israel di Lebanon selatan menewaskan videografer Reuters Issam Abdallah dan melukai jurnalis lain dari kantor berita AFP dan Al Jazeera.
Ghassan bin Jiddo, direktur Al Mayadeen, mengatakan di X bahwa, "Penargetan Israel terhadap kediaman wartawan itu disengaja, dan ada wartawan yang terluka dari saluran Arab lainnya."
"Kami menganggap pendudukan sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan perang ini, di mana kru wartawan, termasuk tim Al Mayadeen, menjadi sasaran," papar dia.
Tidak ada komentar langsung dari rezim kolonial rasis Israel yang telah membunuh lebih dari 2.500 warga Lebanon dan 42.800 warga Palestina di Jalur Gaza.
Ancaman untuk Wartawan
Serangan itu terjadi sehari setelah serangan Israel menghantam kantor yang digunakan Al Mayadeen di pinggiran selatan Beirut yang menewaskan satu orang dan melukai lima orang lainnya.
Khan dari Al Jazeera mengatakan, "Tidak masalah apakah Anda menyukai organisasi berita itu atau tidak. Jika Anda menganut demokrasi, kebebasan berbicara adalah nilai inti."
Dia menambahkan serangan itu adalah "pesan yang disengaja untuk semua jurnalis", yang sekarang akan meninggalkan daerah itu.
"Jelas, mereka mencoba membutakan dunia terhadap apa yang terjadi di Lebanon selatan dengan menargetkan jurnalis," ujar Khan tentang militer Israel.
Pada bulan November, dua jurnalis untuk Al Mayadeen TV tewas dalam serangan pesawat tak berawak, yang menurut jaringan itu disengaja.
Sebulan sebelumnya, penembakan Israel di Lebanon selatan menewaskan videografer Reuters Issam Abdallah dan melukai jurnalis lain dari kantor berita AFP dan Al Jazeera.