Kisah Bos Hamas Yahya Sinwar, Lahir di Kamp Pengungsian dan Dipenjara Israel 23 Tahun

Rabu, 23 Oktober 2024 - 11:27 WIB
loading...
A A A
Beberapa bulan setelah perang itu, Amerika Serikat menambahkan Sinwar ke dalam daftar yang melabelinya sebagai "teroris global yang ditunjuk secara khusus".

Pada tahun 2017, dia menjadi pemimpin Hamas di Gaza, peran yang akan dipegangnya hingga beberapa bulan yang lalu.

Pada tahun 2017, dia mempelopori pembicaraan rekonsiliasi Hamas dengan Fatah dan Otoritas Palestina (PA) di bawah pengawasan Mesir, yang dengannya dia menjaga hubungan keamanan yang erat.

"(Sinwar) adalah pendukung kuat persatuan Palestina," ungkap Bassem Naim, pejabat Hamas, kepada Middle East Eye awal tahun ini.

Perlawanan Damai dan Bersenjata


Taktiknya mencakup tindakan tanpa kekerasan dan bersenjata.

Pada tahun 2018, dia memainkan peran utama dalam mengorganisasi protes damai "Great March of Return", yang menuntut diakhirinya pengepungan di Gaza dan hak untuk kembali bagi para pengungsi.

Aksi tersebut ditindak secara brutal oleh pasukan Israel, yang menewaskan 230 pengunjuk rasa.

Dia juga mempelopori Operasi Pedang Yerusalem, nama Hamas untuk operasinya sebagai respons atas pemboman Israel di Gaza antara tanggal 6 dan 21 Mei 2021.

Yang paling menonjol, dia dianggap sebagai arsitek Operasi Badai Al-Aqsa, nama kelompok Palestina untuk serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023.

Serangan mendadak di Israel selatan menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menangkap 250 orang lainnya yang dibawa ke Gaza.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0896 seconds (0.1#10.140)