Pentagon Tak Temukan Ancaman Baru dari Perwira Saudi usai Penembakan

Jum'at, 20 Desember 2019 - 06:53 WIB
Pentagon Tak Temukan Ancaman Baru dari Perwira Saudi usai Penembakan
Pentagon Tak Temukan Ancaman Baru dari Perwira Saudi usai Penembakan
A A A
WASHINGTON - Pentagon dalam tinjuannya menyimpulkan bahwa mereka tidak menemukan ancaman baru dari sekitar 850 perwira militer dari Arab Saudi yang menjalani pelatihan di pangkalan militer Amerika Serikat (AS). Tinjauan itu diumumkan setelah penembakan 6 Desember oleh seorang perwira Angkatan Udara Saudi yang menewaskan tiga orang di Naval Air Station (NAS) Pensacola, Florida.

"Kami dapat melaporkan bahwa tidak ada informasi yang mengindikasikan skenario ancaman segera yang ditemukan," kata Garry Reid, Direktur Intelijen Pertahanan, Kontra Intelijen, Penegakan Hukum dan Keamanan Pentagon dalam breafing kepada wartawan, hari Kamis.

Kesimpulan itu membuka jalan bagi dinas militer AS mencabut penagguhan pelatihan operasional bagi pilot-pilot militer Arab Saudi dan pembatasan kru udara Saudi untuk para perwira infantri untuk belanjar di kelas-kelas.

FBI mengatakan para penyelidik AS percaya Letnan Dua Angkatan Udara Arab Saudi Mohammed Saeed Alshamrani, 21, bertindak sendiri saat melakukan penembakan di Pngkalan Angkatan Laut AS di Pensacola sebelum dia ditembak mati oleh wakil sheriff.

Sebuah kelompok pemantau terorisme online mengatakan Alshamrani telah mem-posting kritik terhadap perang AS di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim sebelum dia melakukan penembakan. Melalui media sosial, dia juga menuliskan kutipan pernyataan dari pendiri al-Qaeda, Osama bin Laden.

Pentagon mengatakan pihaknya akan melakukan peningkatan tinjauan terhadap peserta pelatihan militer internasional, termasuk memantau akun media sosial mereka. Ada sekitar 5.000 personel dari 150 negara yang berlatih di pangkalan militer AS.

Seorang pejabat pertahanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan tinjauan itu tidak berbicara dengan informasi apa pun bahwa FBI mungkin berkumpul secara terpisah tentang penembakan di pangkalan militer di Pensacola.

Sejauh ini, terlepas dari aksi penyerang yang menewaskan tiga orang, penyelidikan FBI belum mengungkap bukti bahwa ada penyerang potensial lainnya yang berada di antara personel militer Arab Saudi yang sekarang berlatih di Amerika Serikat.

Seorang pejabat FBI mengatakan kepada kantor berita Reuters, Jumat (20/12/2019), bahwa divisi Biro Satuan Tugas Terorisme dan Kontraterorisme bekerja tanpa lelah untuk membedakan apakah ada ideologi yang mungkin menjadi faktor dalam penembakan di Pensacola. "Dan juga melihat pada apakah dia bertindak sendiri atau menjadi bagian dari jaringan yang lebih besar," kata pejabat tersebut.

Tetapi pejabat itu mengatakan bahwa sejauh ini para penyelidik belum mengidentifikasi risiko yang dapat dipercaya bagi masyarakat sebagai hasil dari penyelidikan ini. Pejabat itu menambahkan bahwa FBI telah melakukan lebih dari 500 wawancara dengan bantuan dari lembaga pemerintah lainnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4806 seconds (0.1#10.140)