Netanyahu Marah soal Macron Sebut Negara Israel Diciptakan PBB

Kamis, 17 Oktober 2024 - 15:14 WIB
loading...
Netanyahu Marah soal...
PM Benjamin Netanyahu marah setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Negara Israel diciptakan oleh PBB. Foto/Jerusalem Post/Marc Israel Sellem
A A A
TEL AVIV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu marah atas komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan negara Yahudi itu diciptakan oleh PBB.

Macron mengatakan kepada para menteri kabinet Prancis dalam sebuah pertemuan pada hari Selasa: "Netanyahu tidak boleh lupa bahwa negaranya dibentuk oleh keputusan PBB," mengacu pada resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1947 tentang rencana untuk membagi Palestina menjadi negara-negara Yahudi dan Arab.

Macron, yang komentarnya dikutip oleh seorang peserta pertemuan yang berbicara kepada AFP, menambahkan: "Ini bukan saatnya untuk melepaskan diri dari keputusan PBB."



Dia tampaknya merujuk pada serangan Israel terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon, meskipun PBB berulang kali menyerukan agar permusuhan dihentikan, khususnya setelah pasukan penjaga perdamaian PBB terluka di daerah tersebut.

Netanyahu membalas pernyataan Macron dengan marah dan menegaskan bahwa negaranya diciptakan dengan darah pasukan Israel dalam Perang Arab-Israel tahun 1948.

Menurutnya, perang tersebut pecah setelah Palestina menolak resolusi PBB dan menyerang Israel, yang memperoleh kemenangan setelah satu tahun pertempuran.

“Pengingat bagi presiden Prancis: bukan resolusi PBB yang mendirikan Negara Israel, melainkan kemenangan yang diraih dalam Perang Kemerdekaan dengan darah para pejuang heroik, banyak di antaranya adalah penyintas Holocaust—termasuk dari rezim Vichy di Prancis,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Times of Israel, Kamis (17/10/2024).

Netanyahu dan Macron kemudian berbicara melalui telepon, di mana PM Israel memberi tahu presiden Prancis bahwa dia tidak akan menyetujui "gencatan senjata sepihak" di Lebanon, menurut pernyataan yang dirilis oleh kantor Netanyahu.

Macron dan Netanyahu telah berselisih sejak pekan lalu, ketika pemimpin Prancis itu menyerukan penghentian ekspor senjata Barat ke Israel, dengan menyebutnya sebagai satu-satunya cara untuk memaksa rezim Zionis menghentikan perangnya di Gaza dan Lebanon.

Dia juga menuduh Israel sengaja menempatkan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) yang beranggotakan 10.000 orang di Lebanon selatan di garis tembak.

Kontingen tersebut mencakup sekitar 700 tentara Prancis.

Netanyahu mengecam seruan Macron tentang embargo senjata sebagai komentar memalukan, bersumpah bahwa Israel akan menang dengan atau tanpa dukungan Barat.

Pada hari Minggu, pemimpin Israel itu meminta PBB untuk mengevakuasi pasukan penjaga perdamaiannya keluar dari Lebanon, dengan mengeklaim bahwa Hizbullah menggunakan mereka sebagai "perisai manusia".

Namun, kepala pasukan penjaga perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa pasukan penjaga perdamaian tersebut akan tetap berada di posisi mereka.

Israel sebelumnya membuat marah masyarakat global dengan menyatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai persona non grata setelah dia mengutuk meluasnya konflik di Timur Tengah dan menyerukan gencatan senjata setelah serangan Iran terhadap negara Yahudi tersebut.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan keputusan itu didorong oleh "perilaku anti-Semit dan anti-Israel" Guterres yang berulang.

Namun, langkah itu membuat lebih dari 100 negara anggota PBB menandatangani surat yang mendukung kepala organisasi tersebut.

Berbicara di hadapan majelis PBB setelah larangan Israel, Guterres menjelaskan bahwa "seharusnya sudah jelas" bahwa dia mengutuk serangan Iran terhadap negara Yahudi tersebut.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)