Kabut Asap di Sydney Picu Kemarahan Publik pada Pemerintah

Rabu, 11 Desember 2019 - 14:00 WIB
Kabut Asap di Sydney Picu Kemarahan Publik pada Pemerintah
Kabut Asap di Sydney Picu Kemarahan Publik pada Pemerintah
A A A
SYDNEY - Kebakaran yang mengakibatkan kabut asap di Sydney pekan ini memicu kemarahan publik dan meningkatkan tekanan politik pada pemerintah agar lebih banyak bertindak mengatasi perubahan iklim.

Kabut asap yang masih menyelimuti Sydney itu memicu protes warga dan membuat seorang anggota parlemen konservatif mengaitkan kondisi cuaca saat ini dengan emisi karbon.

"Kita sedang di tengah kekeringan terburuk dalam memori, ini tahun terpanas kedua dalam catatan," ungkap Menteri Lingkungan New South Wales (NSW) Matt Kean dari koalisi Liberal Nasional.

Dia menambahkan, "Asap kemarin mengakibatkan polusi udara terburuk di Sydney yang pernah kita lihat. Ini perubahan iklim."

Sydney mengalami polusi udara terburuk pada Selasa (10/12) saat lebih dari 100 titik api tersebar di pantai timur, mengubah langit pada siang hari berwarna oranye, menghambat jarak pandang dan mengganggu layanan transportasi publik saat kualitas udara turun.

Pada Rabu (11/12), suhu turun menjadi sekitar 10 derajat Celsius dan hembusan angin tak terlalu kencang sehingga memperbaiki kualitas udara Sydney. Meski demikian, kondisi polusi udara masih dianggap berbahaya.

Di tengah kemarahan publik, pemerintah Australia membela kebijakannya dalam mengatasi perubahan iklim dan tak terlalu mengaitkan antara perubahan iklim dan kebakaran yang terjadi.

"Tentu, perubahan iklim jadi satu faktor, tak perlu dipertanyakan, tapi juga penting untuk menyatakan sebagian besar kebakaran itu diakibatkan oleh 'Lucifer Kecil'," papar Deputi Perdana Menteri Australia Michael McCormack menyebut para pelaku pembakaran sebagai Lucifer.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3809 seconds (0.1#10.140)