Kurang dari 20 Pangeran Arab Saudi Positif COVID-19
loading...
A
A
A
RIYADH - Kurang dari 20 pangeran Kerajaan Arab Saudi telah positif terinfeksi virus corona baru, COVID-19. Data ini diungkap anggota senior keluarga kerajaan yang juga mantan kepala intelijen Saudi, Pangeran Turki al-Faisal.
Komentar al-Faisal disampaikan dalam sebuah artikel berjudul "Coronavirus thoughts" untuk menanggapi laporan baru-baru ini oleh New York Times tentang ratusan bangsawan Saudi yang terinfeksi virus tersebut.
Pada 8 April 2020, surat kabar Amerika Serikat itu menulis Gubernur Riyadh berada dalam perawatan intensif karena coronavirus dan menambahkan bahwa anggota keluarga kerajaan lainnya juga sakit.
"Sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus, termasuk anggota cabang yang lebih rendah," tulis surat kabar itu, mengutip sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan.
Namun Pangeran Turki al-Faisal sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Sabtu (2/5/2020), menggambarkan laporan New York Times itu sebagai "fitnah".
Menanggapi klaim New York Times bahwa rumah sakit elite Saudi—yang merawat bangsawan—menyiapkan sebanyak 500 tempat tidur untuk masuknya anggota keluarga lainnya yang kemungkinan terinfeksi, kerajaan menegaskan bahwa rumah sakit tidak hanya diperuntukkan untuk perawatan para bangsawan, tapi juga terbuka untuk semua warga negara.
Awal pekan ini, pemerintah yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tersebut mengatakan mereka akan membuka kembali dua masjid suci di Makkah dan Madinah—Masjidilharam dan Masjid Nabawi—dalam beberapa hari ke depan.
Dua masjid suci itu sudah hampir tidak diperbolehkan digunakan untuk salat berjamaah oleh jamaah Muslim dari seluruh dunia sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Sejak muncul di Wuhan, China, pada bulan Desember 2019, virus itu telah menyebar ke 212 negara dan beberapa wilayah. Data yang dikutip dari worldometers Sabtu (2/5/2020) pukul 10.48 WIB menunjukkan ada 3.401.189 kasus infeksi COVID-19 secara global dengan 239.604 kematian dan 1.081.639 pasien berhasil disembuhkan.
Di Arab Saudi sendiri tercatat ada 24.097 kasus infeksi dengan 169 kematian dan sebanyak 3.555 pasien berhasil disembuhkan.
Komentar al-Faisal disampaikan dalam sebuah artikel berjudul "Coronavirus thoughts" untuk menanggapi laporan baru-baru ini oleh New York Times tentang ratusan bangsawan Saudi yang terinfeksi virus tersebut.
Pada 8 April 2020, surat kabar Amerika Serikat itu menulis Gubernur Riyadh berada dalam perawatan intensif karena coronavirus dan menambahkan bahwa anggota keluarga kerajaan lainnya juga sakit.
"Sebanyak 150 bangsawan di kerajaan sekarang diyakini telah tertular virus, termasuk anggota cabang yang lebih rendah," tulis surat kabar itu, mengutip sumber yang dekat dengan keluarga kerajaan.
Namun Pangeran Turki al-Faisal sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Sabtu (2/5/2020), menggambarkan laporan New York Times itu sebagai "fitnah".
Menanggapi klaim New York Times bahwa rumah sakit elite Saudi—yang merawat bangsawan—menyiapkan sebanyak 500 tempat tidur untuk masuknya anggota keluarga lainnya yang kemungkinan terinfeksi, kerajaan menegaskan bahwa rumah sakit tidak hanya diperuntukkan untuk perawatan para bangsawan, tapi juga terbuka untuk semua warga negara.
Awal pekan ini, pemerintah yang dipimpin Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tersebut mengatakan mereka akan membuka kembali dua masjid suci di Makkah dan Madinah—Masjidilharam dan Masjid Nabawi—dalam beberapa hari ke depan.
Dua masjid suci itu sudah hampir tidak diperbolehkan digunakan untuk salat berjamaah oleh jamaah Muslim dari seluruh dunia sebagai bagian dari serangkaian langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Sejak muncul di Wuhan, China, pada bulan Desember 2019, virus itu telah menyebar ke 212 negara dan beberapa wilayah. Data yang dikutip dari worldometers Sabtu (2/5/2020) pukul 10.48 WIB menunjukkan ada 3.401.189 kasus infeksi COVID-19 secara global dengan 239.604 kematian dan 1.081.639 pasien berhasil disembuhkan.
Di Arab Saudi sendiri tercatat ada 24.097 kasus infeksi dengan 169 kematian dan sebanyak 3.555 pasien berhasil disembuhkan.
(min)