Dari Trotsky hingga Morales, Sejarah Pemberian Suaka oleh Meksiko

Rabu, 13 November 2019 - 16:15 WIB
Dari Trotsky hingga Morales, Sejarah Pemberian Suaka oleh Meksiko
Dari Trotsky hingga Morales, Sejarah Pemberian Suaka oleh Meksiko
A A A
MEXICO CITY - Pemerintah Meksiko mengabulkan permintaan suaka presiden Bolivia yang mengundurkan diri Evo Morales. Ini bukanlah pertama kalinya Negeri Sombrero itu memberikan suaka kepada tokoh-tokoh politik. Meksiko mempunyai sejarah panjang dalam memberikan suaka kepada sejumlah tokoh politik dan pengungsi.

Dalam sejarahnya, Meksiko pernah memberikan suaka kepada anggota Partai Republik Spanyol yang melarikan diri dari Jenderal Francisco Franco setelah kalah dalam perang saudara. Hal yang sama juga diberikan kepada orang-orang dari Argentina, Chili dan Brazil yang melarikan diri dari kediktatoran militer pada tahun 1970-an. Meksiko telah menyambut ribuan pencari suaka politik selama bertahun-tahun.

"Saya sangat bangga memimpin pemerintahan yang menjamin hak suaka," kata Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, Selasa, ketika Morales tiba setelah mengundurkan diri di tengah kerusuhan setelah ia terpilih kembali secara kontroversialnya untuk masa jabatan keempat.

"Meksiko menyelamatkan hidupku," kata Morales setelah keluar dari pesawat angkatan udara Meksiko yang dikirim untuk menjemputnya dari Bolivia.

Menurut pensiunan diplomat Meksiko Agustin Gutierrez Canet, tokoh politik pertama yang diberikan pengasingan di Meksiko adalah revolusioner Nikaragua Cesar Augusto Sandino. Sandino adalah pemimpin pemberontakan terhadap pendudukan militer AS di Nikaragua di tahun 1920-an.

Namun, Sandino kemudian meninggalkan Meksiko pada tahun 1930. Ia frustrasi karena menurutnya pemerintah Meksiko telah melanggar janji untuk membantu perjuangannya.

Sosok yang bahkan lebih terkenal tiba tujuh tahun kemudian: Trotsky.

Diasingkan dari Uni Soviet pada tahun 1929 oleh Joseph Stalin, revolusioner Marxis itu berpindah-pindah tempat dari Turki ke Norwegia ke Prancis sebelum akhirnya mendarat di Meksiko pada tahun 1937.

"Adalah muralis Diego Rivera yang meminta Presiden Lazaro Cardenas untuk memberikan suaka (Trotsky). Tetapi kita semua tahu konsekuensinya. Perlindungan Meksiko gagal dan Ramon Mercader datang," terang Gutierrez seperti dikutip dari Economic Times, Rabu (13/11/2019).

Mercader adalah seorang komunis dan agen rahasia Spanyol untuk dinas intelijen Soviet. Ia menyusup ke dalam lingkaran Trotsky, kemudian membunuhnya dengan kapak es di rumahnya pada tahun 1940.

Di bawah Cardenas, yang menjabat presiden dari 1934 hingga 1940, Meksiko juga menyambut lebih dari 20.000 orang buangan Spanyol yang melarikan diri dari rezim Franco setelah kekalahan Partai Republik dalam Perang Sipil. Pemerintahan dalam pengasingan Republik bermarkas di Meksiko dari tahun 1939 hingga 1946.

Orang-orang buangan termasuk penyair Leon Felipe, seorang teman Che Guevara dan Fidel Castro, melarikan diri ke Meksiko setelah melancarkan pemberontakan yang gagal di Kuba. Ia kemudian meluncurkan Revolusi Kuba dari sana. Orang buangan lainnya adalah Bunuel, pembuat film legendaris.

Bunuel, mata-mata dan propagandis untuk Partai Republik, pindah ke Meksiko pada tahun 1946, menjadi warga negara Meksiko dan membuat film klasiknya "The Young and the Damned" di sana.

Lebih banyak lagi orang buangan tiba selama kediktatoran Amerika Latin yang brutal pada tahun 1970-an. Mereka termasuk Hortensia Bussi, janda mendiang presiden sosialis Chile Allende, yang melarikan diri ke kedutaan Meksiko di Santiago dan akhirnya Meksiko sendiri setelah suaminya meninggal dalam kudeta yang menggulingkannya pada 1973.

Meksiko juga menerima orang Amerika Tengah selama perang yang mengguncang wilayah itu pada 1980-an, termasuk aktivis pribumi Guatemala dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Rigoberta Menchu.

Terkait pemberian suaka kepada Morales, kebijakan ini bisa menjadi taruhan politik yang berisiko untuk Presiden Lopez Obrador.

Ini bisa mengancam hubungan "damai dan cinta" yang dia upayakan untuk pertahankan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang secara terbuka membenci Morales.

Di dalam negeri, lawan politik Lopez Obrador dengan cepat menerkamnya.

"Morales adalah seorang diktator yang memegang tampuk kekuasaan! Dia adalah persona non grata di Meksiko," tweet mantan presiden Vicente Fox, dari Partai Aksi Nasional (PAN) yang konservatif.

Bahkan penulis terkenal Meksiko Elena Poniatowska, sekutu Lopez Obrador, turut bergabung.

"Mengapa presiden ingin tetap berkuasa selamanya? Mengapa Evo Morales bersikeras percaya bahwa tidak ada seorang pun selain dia?" dia mentweet pada Sabtu.

Namun, Gutierrez, mengatakan pemberian suaka kepada Morales sejalan dengan komitmen Meksiko di bawah perjanjian internasional.

"Sangat penting bahwa suaka politik tidak menjadi pertimbangan ideologis," katanya.

"Ini untuk orang-orang yang dianiaya secara politik, membahayakan hidup, kebebasan, atau keselamatan mereka," ujarnya.

"Itulah yang terjadi pada Morales," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3298 seconds (0.1#10.140)