Rusia Diduga Eksekusi Tentara Ukraina, Pedang Bertuliskan 'untuk Kursk' Tertancap di Dada

Kamis, 19 September 2024 - 11:41 WIB
loading...
A A A
Komisaris Hak Asasi Manusia Ukraina Dmytro Lubinets mengatakan bahwa dugaan eksekusi tersebut merupakan pelanggaran Konvensi Jenewa tentang Perlakuan terhadap Tahanan Perang, yang melarang penyiksaan dan mengamanatkan perlindungan tahanan dari kekerasan.

"Tingkat kebiadaban dan haus darah tidak mungkin dipahami," tulis Lubinets di saluran Telegramnya.

Kremlin belum mengomentari dugaan eksekusi tersebut.

Ukraina saat ini sedang menyelidiki sekitar 130.000 kejahatan perang yang diduga dilakukan oleh pasukan Rusia sejak invasi skala penuh dimulai pada Februari 2022.

Kostin menyebutkan pada bulan Juni bahwa kejahatan perang tersebut merupakan bagian dari upaya Kyiv yang lebih luas untuk mendokumentasikan tindakan Rusia.

Para aktivis hak asasi manusia percaya skala penuh dari dugaan pelanggaran tersebut hanya akan terungkap di masa depan yang jauh dan telah mendorong kekuatan internasional untuk meningkatkan upaya dalam mengidentifikasi para pelaku.

Sementara itu, Rusia telah mengintensifkan upayanya untuk mengusir pasukan Ukraina dari Kursk saat Presiden Vladimir Putin berusaha untuk mengembangkan militer negaranya menjadi yang terbesar kedua di dunia, setelah China.

Rusia juga membuat kemajuan yang lambat menuju Pokrovsk, yang terletak di barat laut Novohrodivka, tempat dugaan eksekusi dengan pedang itu terjadi.

Dalam pembaruan militer pada hari Kamis (19/9/2024), Ukraina melaporkan telah menggagalkan 40 serangan Rusia di dekat Pokrovsk selama 24 jam sebelumnya, dengan pertempuran paling sengit terjadi di dekat Hrodivka dan Novohrodivka.
(mas)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1025 seconds (0.1#10.140)