Universitas Amerika Didesak Cabut Beasiswa Menantu Presiden Jokowi

Kamis, 19 September 2024 - 11:07 WIB
loading...
Universitas Amerika...
Universitas di Amerika Serikat didesak untuk mencabut beasiswa yang diberikan kepada menantu Presiden Indonesia Joko Widodo, Erina Gudono. Foto/Instagram @erinagudono
A A A
WASHINGTON - Sebuah univeritas di Amerika Serikat (AS) telah didesak untuk mencabut beasiswa yang diberikan kepada menantu Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), Erina Gundono.

School of Social Policy and Practice University of Pennsylvania, yang dikenal sebagai Penn SP2, diketahui telah memberikan beasiswa kepada Erina, istri Kaesang Pengarep—putra bungsu Jokowi.

Desakan pencabutan beasiswa itu datang dari para warga negara Indonesia (WNI) melalui media sosial.

Erina telah mengumumkan bahwa dia menerima beasiswa untuk studi di Penn SP2 dalam sebuah unggahan di Instagram pada 28 Juli lalu.



Sejak saat itu, beberapa warga Indonesia telah menggunakan media sosial—termasuk X dan Instagram—untuk menyuarakan kekhawatiran tentang penerimaan beasiswa tersebut, dengan menuduh bahwa latar belakangnya yang istimewa (privileged) membuatnya menjadi penerima beasiswa yang kurang layak.

Erina dan pihak Penn SP2 belum berkomentar.

Para pengguna media sosial telah menandai Penn SP2 di komentar unggahan Gudono dan keterangan unggahan mereka sendiri yang kritis, yang menyerukan agar universitas tersebut mempertimbangkan kembali keputusan mereka.

Para kritikus juga diduga telah memulai kampanye email massal yang menuntut pencabutan beasiswa Erina.

"Saya tidak menyangka bahwa Allah SWT begitu baik memberikan rezeki untuk anak dan kuliah di waktu yang bersamaan dalam satu tahun pernikahan,” bunyi unggahan di akun Instagram Erina, @erinagudono.

Setelah ramai kritikan, Erina menonaktifkan komentar pada unggahan tersebut.

Lulusan Columbia University Patricia Kusumaningtyas mengatakan kepada The Daily Pennsylvanian bahwa sebagian kemarahan seputar beasiswa Erina Gudono bermula dari "gaya hidupnya yang sangat mewah" dan kurangnya komentar "tentang kerusuhan dan protes politik yang terjadi di Indonesia."

Secara khusus, Kusumaningtyas mempermasalahkan kurangnya komentar Erina tentang krisis yang sedang berlangsung terkait dengan putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) perihal Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada).

Salah satu putusan MK adalah UU Pilkada mengatur batas usia paling rendah calon gubernur adalah 30 tahun dan calon bupati/wali kota adalah 25 tahun.

Kurang dari sehari kemudian, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Parlemen berupaya melakukan revisi UU tersebut, yang dipandang banyak pihak untuk memuluskan Kaesang maju dalam Pilkada.

Upaya DPR itu memicu massa berunjuk rasa di Jakarta dan berujung rusuh. Pada akhirnya, DPR membatalkan upaya tersebut.

“Banyak sekali protes, semua teman saya protes dan kemudian terkena gas air mata," kata Kusumaningtyas kepada The Daily Pennsylvanian.

"Tidak adil bahwa begitu banyak penindasan yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi, dan Erina menjadi sangat tuli nada," katanya lagi.

Dia menambahkan bahwa dirinya dan banyak orang lainnya merasa bahwa Erina seharusnya bebas untuk melanjutkan pendidikannya.

Namun, dia mendorong Penn SP2 untuk "memikirkan pelamar di masa depan yang memiliki andil dalam mengganggu isu-isu hak asasi manusia [dan] isu-isu demokrasi di negara mereka sendiri" ketika mempertimbangkan calon penerima beasiswa.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
Trump Ingatkan Netanyahu:...
Trump Ingatkan Netanyahu: Baik-baiklah kepada Warga Gaza yang Menderita
6 Cara Iran Menang Perang...
6 Cara Iran Menang Perang Lawan AS dan Israel, Mungkinkah Tercapai dalam 5 Tahap?
Ukraina Tekan Italia...
Ukraina Tekan Italia Gelar KTT di Sela-sela Pemakaman Paus Fransiskus
10 Kelemahan Militer...
10 Kelemahan Militer AS dan 4 Cara China Menang Perang dengan Mudah
Houthi Yaman Tembak...
Houthi Yaman Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun dalam 6 Pekan
Pakistan Akui Lakukan...
Pakistan Akui Lakukan Pekerjaan Kotor untuk Barat dalam Dukung Teroris
Sebut Rakyat Gaza Menderita,...
Sebut Rakyat Gaza Menderita, Trump Desak Netanyahu Cabut Blokade Bantuan
Ledakan Dahsyat Guncang...
Ledakan Dahsyat Guncang Pelabuhan Bandar Abbas Iran, 400 Orang Lebih Luka
Rekomendasi
Menteri UMKM Maman Abdurrahman...
Menteri UMKM Maman Abdurrahman Resmi Terpilih Jadi Ketua IKA Trisakti 2025-2029
Hasil Kualifikasi MotoGP...
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2025: Fabio Quartararo Rebut Pole Position!
Muhammadiyah Dukung...
Muhammadiyah Dukung Polres Pelabuhan Tanjung Priok Jaga Kamtibmas dan Giat Keagamaan
Berita Terkini
AS Butuh Rp15.919 Triliun...
AS Butuh Rp15.919 Triliun untuk Memodernisasi Senjata Nuklirnya
2 menit yang lalu
Trump dan Zelensky Bertemu...
Trump dan Zelensky Bertemu selama 15 Menit di Sela-sela Pemakaman Paus Fransikus
1 jam yang lalu
Ledakan Besar Guncang...
Ledakan Besar Guncang Pelabuhan Bandar Abbas di Iran, Apakah Mossad Terlibat?
2 jam yang lalu
3 Negara yang Tak Hadiri...
3 Negara yang Tak Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Mana Saja Itu?
3 jam yang lalu
Jenderal Rusia Tewas...
Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Bom Mobil, Kremlin Tebar Ancaman
4 jam yang lalu
Dunia Tak Baik-baik...
Dunia Tak Baik-baik Saja, Diplomasi Spontan Menggema pada Pemakaman Paus Fransiskus
5 jam yang lalu
Infografis
Jokowi Sampaikan Permintaan...
Jokowi Sampaikan Permintaan Maaf selama Jadi Presiden
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved