Kasus Harian Covid-19 Melonjak, Korsel Desak Para Pekerja WFH

Kamis, 27 Agustus 2020 - 14:20 WIB
loading...
Kasus Harian Covid-19...
Pemerintah Korut mendesak para pekerja untuk bekerja dari rumah setelah kasus harian Covid-19 melonjak. Foto/Ilustrasi
A A A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mendesak para pekerja untuk bekerja dari rumah. Kebijakan ini didorong oleh meningkatnya jumlah kasus harian virus Corona sejak Maret, dan juga menandai risiko cluster baru di pusat panggilan dan gudang logistik.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea mengatakan negara itu melaporkan 441 kasus virus Corona baru pada Rabu, infeksi harian paling tinggi sejak awal Maret ketika negara itu mengalami wabah besar pertama. (Baca: Virus Corona Bangkit Kembali, Seluruh Sekolah di Seoul Ditutup )

Sementara pihak berwenang mengatakan lonjakan baru-baru ini sebagian besar berkaitan dengan wabah baru-baru ini di sebuah gereja dan unjuk rasa anti-pemerintah awal bulan ini, mereka memperingatkan tentang kemungkinan cluster baru di tempat kerja yang padat.

“Harap lakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap faktor risiko di tempat kerja, di mana lingkungan kerja sangat rentan terhadap infeksi, seperti pusat panggilan dan gudang logistik,” kata Menteri Kesehatan Korsel, Park Neung-hoo.

"Untuk mengurangi transmisi di tempat kerja, harap kurangi jumlah staf melalui jam kerja yang fleksibel, bekerja dari rumah, dan jam kerja yang tidak teratur," imbaunya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/8/2020).

Pada bulan Maret, Korsel melaporkan wabah di pusat panggilan, sementara setidaknya 100 kasus dikaitkan dengan pusat logistik yang dijalankan oleh raksasa e-commerce Coupang Corp pada bulan Juni.

Park mengatakan setidaknya 80% infeksi selama seminggu terakhir berasal dari daerah metropolitan Seoul yang padat penduduk dan banyak yang terkait dengan gereja dan demonstrasi politik.

Kasus-kasus baru itu membuat jumlah total infeksi virus Corona di Korsel menjadi 18.706 dan total kematian akibat Covid-19 menjadi 313.

"Sebanyak 933 infeksi telah dilacak ke wabah di gereja," kata KCDC.

Sementara itu otoritas kesehatan Korsel telah mengirim daftar setidaknya 51.000 orang, yang telah dikategorikan terkait dengan unjuk rasa pada 15 Agustus, kepada pemerintah daerah. Hal itu dikatakan oleh pejabat kementerian kesehatan Korsel Yoon Tae-ho dalam sebuah penjelasan.

Lonjakan kasus virus Corona baru terjadi ketika pemerintah Korsel mendorong reformasi perawatan kesehatan, yang telah memicu penentangan dari dokter dan memicu pemogokan. (Baca: Kasus Covid-19 Melonjak, Korsel Perintahkan Dokter Kembali Bekerja )

Otoritas kesehatan sekarang melayangkan kemungkinan memberlakukan tingkat jarak sosial tertinggi, di mana sekolah dan bisnis akan didesak untuk tutup, menimbulkan lebih banyak kerusakan pada ekonomi terbesar keempat di Asia itu.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1311 seconds (0.1#10.140)