Kurdi kepada UE: Tegas Terhadap Turki atau Hadapi Pejuang ISIS

Sabtu, 09 November 2019 - 16:36 WIB
Kurdi kepada UE: Tegas Terhadap Turki atau Hadapi Pejuang ISIS
Kurdi kepada UE: Tegas Terhadap Turki atau Hadapi Pejuang ISIS
A A A
DAMASKUS - Seorang pemimpin senior Kurdi mengirim peringatan kepada Uni Eropa (UE) terhadap ancaman ISIS. UE akan menghadapi gelombang kembalinya pejuang ISIS dari Suriah, kecuali jika mereka mau bersikap tegas terhadap Turki termasuk memutus aksesi atau pembicaraan perdagangan.

Pemimpin politik Kurdi dan ketua bersama eksekutif Dewan Demokratik Suriah (SDC), Ilham Ahmed, mengatakan bahwa Uni Eropa harus bersikap keras terhadap Turki atau negara itu akan segera menghadapi gelombang gerilyawan ISIS yang tiba di Eropa.

“Ancamannya sangat besar karena cara sewenang-wenang (pasukan) Amerika Serikat telah ditarik. Ini telah memungkinkan banyak anggota (ISIS) untuk melarikan diri dan mereka akan kembali ke negara mereka untuk melanjutkan kegiatan teroris mereka," katanya.

"Ini merupakan ancaman besar bagi Inggris dan Eropa secara umum," tambah Ahmed seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (9/11/2019).

Ia pun meminta Eropa untuk mengirim 2.000 tentara untuk mengamankan perbatasan Suriah-Turki dan mencegah pejuang ISIS menyeberang, dan menghentikan semua penjualan senjata ke Turki.

"Orang-orang kita dibunuh oleh senjata Eropa," ujarnya.

Dalam kesempatan itu Ahmed meminta Barat harus menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia oleh Turki terhadap Kurdi. Ia meminta Eropa untuk memastikan Ankara bertanggung jawab atas apa yang ia katakan sebagai kejahatan perang Turki selama operasi militer.

"Kandidat anggota UE Turki bukan Turki yang sama dengan yang Anda tahu - (negara) itu sekarang ISIS radikal dan Anda, Eropa, harus memahami itu," kata Ahmed.

Ia menambahkan bahwa UE harus memutuskan pembicaraan aksesi dengan Turki dan membatalkan setiap kesepakatan perdagangan.

"Turki harus takut dan sekarang tidak," kata Ahmed, menambahkan bahwa militan ISIS tingkat atas telah menemukan perlindungan di wilayah-wilayah yang dikontrol Turki di Suriah utara.

Ketika ditanya tentang komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump - dalam menanggapi tuduhan pengkhianatan - bahwa Kurdi tidak bertempur bersama pasukan Sekutu di pantai Normandia pada tahun 1944 melawan Nazi Jerman, Ahmed mengatakan Turki tidak berada di pihak AS dalam Perang Dunia Kedua.

"Pada masa Normandia tidak ada negara Kurdi atau entitas Kurdi untuk berperang atas nama orang Amerika - dan orang Kurdi adalah korban dalam perang itu sementara orang Turki tidak bersama dengan orang Amerika pada saat itu. Jadi saya tidak tahu mengapa Trump akan mengatakan apa yang dikatakannya," tukasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5239 seconds (0.1#10.140)