4 Negara Muslim yang Sudah Hilang, Salah Satunya Dibentuk untuk Melawan Dominasi Barat

Selasa, 17 September 2024 - 15:00 WIB
loading...
4 Negara Muslim yang...
Kesultanan Turki Utsmani, salah satu negara Islam yang telah runtuh. Foto/mzemo
A A A
JAKARTA - Terdapat empat negara muslim yang sudah hilang atau runtuh. Keruntuhan beberapa negara ini disebabkan oleh berbagai sebab, seperti perang dan perpecahan internal.

Sepanjang sejarah, kawasan Timur Tengah didominasi sejumlah negara-negara muslim yang kuat. Namun, negara-negara itu sudah runtuh dan berubah menjadi negara baru.

4 Negara Muslim yang Sudah Hilang

1. Kekaisaran Persia


Kekaisaran Persia merupakan sebuah negara yang diciptakan oleh Koresh Agung atau Cyrus the Great sekitar 550 SM. Masa kejayaan Kekaisaran Persia berlangsung pada saat Darius Agung berkuasa (522-486 SM).

Pada periode ini, kekuasaan Kekaisaran Persia membentang dari Kaukasus dan Asia Barat ke Makedonia (sekarang Balkan), Laut Hitam, Asia Tengah, dan bahkan Libya serta Mesir.

Banyak orang menganggap Persia identik dengan Islam, padahal Islam baru menjadi agama dominan di Kekaisaran Persia setelah penaklukan Arab pada abad ke-7 Masehi.



Pada awal berdirinya kekaisaran ini, agama yang dianut masyarakatnya adalah Zoroastrianisme. Kepercayaan ini adalah salah satu agama monoteistik tertua di dunia yang saat ini masih dianut oleh beberapa masyarakat Iran dan India.

Kekaisaran Persia memasuki periode kemunduran setelah invasi yang gagal ke Yunani oleh Xerxes I pada 480 SM. Pada 330, Akhemeniyah akhirnya jatuh ke tangan Alexander Agung dari Makedonia.

Setelah runtuhnya Kekaisaran Persia Pertama, terdapat beberapa dinasti yang berkuasa di wilayah ini, seperti Kekaisaran Sassania (226-651 M), Islam Persia (700-1400 M), dan Dinasti Qajar hingga abad ke-20. Saat ini Kekaisaran Persia dikenal sebagai Iran.

2. Turki Utsmani


Kesultanan Turki Utsmani atau Kekaisaran Ottoman telah mampu mempertahankan kekuasaannya selama lebih dari 600 tahun (1300-1922). Saat itu wilayah kekuasaan Turki Utsmani meliputi Yunani, Bulgaria, Rumania, Makedonia, Hongaria, Palestina, Yordania, Lebanon, Suriah, Mesir dan sebagian besar pesisir utara Afrika.

Turki Utsmani merupakan negara muslim yang dipimpin oleh seorang khalifah—yang dalam kepercayaan Islam merupakan pemimpin seluruh umat muslim.

Kemunduran Turki Utsmani mulai tampak saat Perang Lepanto (1571). Kala itu, Turki Utsmani yang ingin menguasai Pulau Venesia, kalah dari pasukan Kristen Holy League.

Sedangkan kehancuran kesultanan ini dimulai ketika Perang Dunia I berlangsung. Turki Utsmani yang berkoalisi dengan Jerman, Austria, Hongaria, dan Bulgaria harus kalah dari sekutu.

Kekalahan itu mengakibatkan Turki Utsmani kehilangan hampir seluruh wilayah mereka di Eropa dan Afrika. Hal itu diperparah ketika Inggris dan sekutunya mengeluarkan Arab dari kekuasaan mereka pada 1920.

Hal tersebut mencetuskan revolusi Turki Muda berhasil mendorong perubahan pemerintahan ke bentuk parlementer, sehingga melemahkan kekuasaan sultan. Turki berganti sistem pemerintahan menjadi negara republik pada 1922.

3. Republik Arab Bersatu


Pada dasarnya Republik Arab Bersatu adalah persatuan politik Mesir dan Suriah diproklamasikan pada 1 Februari 1958. Kala itu, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser dan Presiden Suriah Shukri al-Quwatli menandatangani Pakta Persatuan.

Gerakan penyatuan ini adalah sebagai bentuk nasionalisme dan solidaritas bangsa Arab melawan kolonialisme Barat. Sebab, kawasan Arab terpecah-pecah menjadi sejumlah kekuatan yang mendapat pengaruh dari negara Barat.

Namun setelah beberapa tahun berjalan, Republik Arab Bersatu hancur. Suriah memisahkan diri karena merasa hanya menjadi "kendaraan" bagi kekuasaan pemerintahan Mesir.

Republik Arab Bersatu berakhir pada 28 September 1961. Meski begitu, Mesir tetap menggunakan nama Republik Arab Bersatu hingga 2 September 1971, setelah kematian Nasser.

4. Yaman Utara dan Selatan


Yaman yang dikenal saat ini merupakan unifikasi atau penyatuan dari Yaman Utara dan Selatan pada tahun 1990. Sebelum penggabungan itu, negara tersebut telah dilanda berbagai konflik dan perang saudara.

Konflik diketahui disebabkan karena kawasan Yaman Utara diabaikan oleh rezim Sana’a dalam hal infrastruktur, kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan.

Keterbelakangan ini membuat wilayah utara mendapatkan stigma dari elite-elite politik di Sana’a (Ibu Kota Yaman) sebagai ”kampungan”, ”bodoh”, dan ”kasar” sehingga pantas untuk terus mendapatkan pengawasan.

Akibatnya, tumbuh semacam kesadaran komunal bersama di Utara, yang di kemudian hari membesar dan melampaui batas-batas desa, distrik, dan provinsi. Kondisi ini semakin menggerakkan Houthi untuk melancarkan kritik keras terhadap rezim Sana’a, terutama melalui ceramah-ceramah Hussein al-Houthi.

Meski saat ini wilayah utara dan selatan Yaman telah disatukan, konflik antara Yaman Utara dan Sana’a masih kerap terjadi.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Profil Katedral Our...
Profil Katedral Our Lady of Arabia, Gereja 9.000 Meter yang Dibangun Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa
Daftar 12 Anak Hamad...
Daftar 12 Anak Hamad bin Isa Al-Khalifa, Raja Bahrain yang Bangun Gereja 9.000 Meter Persegi
Profil 4 Istri Hamad...
Profil 4 Istri Hamad bin Isa Al-Khalifa, Raja Bahrain yang Bangun Gereja 9.000 Meter Persegi
4 Negara Islam yang...
4 Negara Islam yang Terdampak Tarif Impor AS Terbesar, Nomor 2 Pernah Diinvasi
Berapa Pendapatan Arab...
Berapa Pendapatan Arab Saudi dari Pelaksanaan Haji? Ternyata Tembus Rp248,2 Triliun Per Tahun
Mengapa Banyak Umat...
Mengapa Banyak Umat Islam Tinggal di Israel? Ini Analisisnya
Heboh, Menhan AS Pete...
Heboh, Menhan AS Pete Hegseth Pamer Tato Bertuliskan Kafir
Krisis Air di Gaza Semakin...
Krisis Air di Gaza Semakin Parah, Warga Harus Antre Berjam-jam
Miris! Dokter Spesialis...
Miris! Dokter Spesialis Jantung Gadungan Buka Praktik, 7 Pasien Tewas Pasca-Operasi
Rekomendasi
Thom Haye Sanjung Habis...
Thom Haye Sanjung Habis Peran Vital Nova Arianto
Remaja Berkostum Badut...
Remaja Berkostum Badut Tewas Tenggelam di Sungai Mahakam, Nekat Terjun Cari Topi Labubunya yang Jatuh
Meriahkan HUT ke-22...
Meriahkan HUT ke-22 Tanah Bumbu, PB POBSI Dukung Turnamen Batulicin Open 2025 Berhadiah Rp500 Juta
Berita Terkini
Siapa Haj Hasan Ibrahim...
Siapa Haj Hasan Ibrahim Al Fardan? Pengusaha Mutiara yang Jadi Inspirasi Arah Kemajuan Uni Emirat Arab
59 menit yang lalu
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
2 jam yang lalu
Tentara Israel Kepung...
Tentara Israel Kepung Rafah, Siapkan Serangan Besar untuk Membangun Koridor Morag
2 jam yang lalu
Perundingan AS dan Iran...
Perundingan AS dan Iran Berlansung Konstruktif dan Positif, Akankah Konflik Timur Tengah Mereda?
4 jam yang lalu
Rusia Lacak Kapal Selam...
Rusia Lacak Kapal Selam Nuklir Inggris yang Teknologinya Dinilai Sangat Tua dan Ketinggalan Zaman
4 jam yang lalu
The Times: Inggris Terlibat...
The Times: Inggris Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Termasuk Kerahkan Pasukan Rahasia
9 jam yang lalu
Infografis
5 Negara Calon Pemimpin...
5 Negara Calon Pemimpin Baru NATO, Salah Satunya Turki
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved