Takut Kalah dalam Perang Informasi, AS Sanksi Media Rusia

Sabtu, 14 September 2024 - 14:01 WIB
loading...
Takut Kalah dalam Perang...
Alexander Markovics menjelaskan mengapa Barat menekan media Rusia. Foto/RT
A A A
WASHINGTON - Serangkaian sanksi Amerika Serikat (AS) terbaru terhadap media Rusia, RT, merupakan reaksi panik yang diakibatkan melemahnya cengkeraman Barat pada narasi di arena berita global.

Pendapat itu diungkap Alexander Markovics, kepala Institut Suworow di Wina.

Sejarawan dan humas Austria itu berbicara kepada RT dalam wawancara pada Jumat (13/9/2024), beberapa jam setelah AS mengumumkan sanksi baru terhadap organisasi berita tersebut.

James Rubin, kepala propaganda dan intelijen Departemen Luar Negeri AS, menuduh RT sebelumnya pada hari itu menghalangi dukungan untuk Ukraina di seluruh dunia.

“Salah satu alasan… mengapa begitu banyak negara di dunia tidak sepenuhnya mendukung Ukraina seperti yang diharapkan… adalah karena cakupan dan jangkauan RT yang luas,” klaim Rubin.

Markovics mengatakan AS menuduh Rusia atas apa yang dilakukan Washington sendiri, “menyebarkan propaganda dan disinformasi” secara global.

Sementara itu, RT memberikan “pendapat kedua” kepada orang-orang di Eropa, Afrika, dan Amerika Latin.

"Jika Anda hanya mendengarkan berita Eropa dan Amerika tentang perang di Ukraina, Anda akan percaya bahwa Ukraina menang dan cepat atau lambat, Rusia akan runtuh di bawah beban sanksi Barat," ujar dia.

Markovics yakin tindakan represif terbaru terhadap RT adalah "hanya reaksi panik" yang didorong ketakutan Barat akan "kalah dalam permainan."

Barat kalah dalam permainan perang informasi, oleh karena itu menyensor setiap jenis oposisi yang masih tersedia.

"RT, dengan jangkauan globalnya yang luas, dipandang sebagai musuh oleh propaganda Barat," papar dia.

Markovics menolak klaim bahwa media berita Barat lebih melayani demokrasi daripada rekan-rekan mereka di Rusia, dengan mencatat media Amerika telah berulang kali ketahuan berbohong.

Dia mengutip klaim palsu tentang senjata pemusnah massal di Irak, yang menyebabkan kematian lebih dari 1 juta orang selama invasi yang dipimpin AS ke negara itu.

"Mereka berbohong tentang Afghanistan, mereka berbohong tentang Libya; tindakan mereka telah mengakibatkan kematian jutaan orang," ujar dia.

“Pesan berbeda yang diberikan oleh RT bergema di Global South,” ungkap Markovics.

“Banyak orang di Afrika dan Amerika Latin menghargai keragaman dan perbedaan dalam berita, yang tanpanya mereka akan tunduk pada monopoli media Barat,” pungkas dia.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1738 seconds (0.1#10.140)