Siapa Nga wai hono i te po? Ratu Maori Selandia Baru yang Siap Membela Suku Pribumi
loading...
A
A
A
"Saya merasa marah," katanya dalam sebuah dokumenter dalam bahasa Maori te reo. "Saya orangnya banyak bicara, jadi saya harus berhati-hati."
Namun, hal itu dapat terbukti berguna setelah tahun lalu, di mana ayahnya menjadi tokoh yang semakin menonjol dalam protes nasional terhadap kebijakan pemerintah. Pada bulan Januari, puluhan ribu orang mengindahkan seruan Tuheitia untuk mengadakan rapat umum guna membahas tanggapan, dan pertemuan besar lainnya akan diadakan pada bulan Oktober, yang diharapkan dihadiri oleh Kiingitanga.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Perdana Menteri Christopher Luxon, yang tidak menghadiri penobatan, mengatakan bahwa ia menyambut Ratu baru, "yang meneruskan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh ayahnya."
Suku Kiingitanga tidak memiliki garis keturunan, dengan raja yang dipilih oleh dewan tetua dan ahli yang dikenal sebagai Tekau mā rua (Maori untuk 12), yang terdiri dari perwakilan dari banyak suku.
Selama pemakaman Tuheitia selama lima hari, mereka mendengarkan pidato, pidato, dan saran dari seluruh negeri, dan bertemu untuk memutuskan langkah selanjutnya. Ketua Tekau mā rua Che Wilson mengatakan kepada penyiar publik RNZ bahwa raja baru akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
"Ia masih perlu berduka atas ayahnya," katanya. "Namun, ada beberapa momentum yang diciptakan ayahnya untuk suku Te Iwi Māori."
Namun, hal itu dapat terbukti berguna setelah tahun lalu, di mana ayahnya menjadi tokoh yang semakin menonjol dalam protes nasional terhadap kebijakan pemerintah. Pada bulan Januari, puluhan ribu orang mengindahkan seruan Tuheitia untuk mengadakan rapat umum guna membahas tanggapan, dan pertemuan besar lainnya akan diadakan pada bulan Oktober, yang diharapkan dihadiri oleh Kiingitanga.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Perdana Menteri Christopher Luxon, yang tidak menghadiri penobatan, mengatakan bahwa ia menyambut Ratu baru, "yang meneruskan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh ayahnya."
Suku Kiingitanga tidak memiliki garis keturunan, dengan raja yang dipilih oleh dewan tetua dan ahli yang dikenal sebagai Tekau mā rua (Maori untuk 12), yang terdiri dari perwakilan dari banyak suku.
Selama pemakaman Tuheitia selama lima hari, mereka mendengarkan pidato, pidato, dan saran dari seluruh negeri, dan bertemu untuk memutuskan langkah selanjutnya. Ketua Tekau mā rua Che Wilson mengatakan kepada penyiar publik RNZ bahwa raja baru akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
"Ia masih perlu berduka atas ayahnya," katanya. "Namun, ada beberapa momentum yang diciptakan ayahnya untuk suku Te Iwi Māori."
(ahm)