Pompeo Bahas Konflik Libya dan Pengaruh Iran dengan Menlu UEA
loading...
A
A
A
DUBAI - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo membahas konflik Libya dan cara melawan pengaruh Iran dengan Menlu Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.
Kunjungan Pompeo ke UEA pada Rabu (26/8) itu setelah kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel yang dimediasi AS.
Pompeo pekan ini juga mengunjungi Yerusalem, Sudan dan Bahrain. Dia mengaku ingin membangun momentum kesepakatan untuk perdamaian regional.
“Pompeo dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan berbicara tentang dukungan untuk de-eskalasi dan gencatan senjata terakhir di Libya, persatuan Teluk dan melawan pengaruh Iran di kawasan,” papar pernyataan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS.
AS, UEA dan Israel menganggap Iran sebagai ancaman utama di Timur Tengah. Meski demikian, UEA menyatakan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tidak ditujukan pada Iran.
Para pejabat UEA dan Israel menjanjikan kerja sama pertahanan pekan ini, tapi ini terjadi di tengah ketidaksepakatan Israel jika kesepakatan normalisasi akan memberi akses pada UEA untuk membeli persenjataan canggih seperti jet tempur F-35 dari AS.
Pejabat Deplu AS menyatakan perundingan antara Israel dan UEA berlanjut dan tak ada langkah mundur. (Baca Juga: Presiden DK PBB Indonesia Hentikan Langkah Sanksi AS pada Iran)
Kantor berita UEA, WAM, mengutip juru bicara Deplu AS Morgan Ortagus bahwa perbincangan positif sedang berlangsung antara AS, Israle dan UEA untuk menjual pesawat F-35 pada UEA. (Baca Infografis: Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad Milik Rusia Berikut Perbandingannya)
UEA, bersama Rusia dan Mesir mendukung Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar dalam perang melawan pemerintahan Libya yang diakui internasional. (Lihat Video: Menaker Pastikan BLT Subsidi Gaji Rp600 Ribu Cair Akhir Agustus)
Kunjungan Pompeo ke UEA pada Rabu (26/8) itu setelah kesepakatan normalisasi antara UEA dan Israel yang dimediasi AS.
Pompeo pekan ini juga mengunjungi Yerusalem, Sudan dan Bahrain. Dia mengaku ingin membangun momentum kesepakatan untuk perdamaian regional.
“Pompeo dan Menlu UEA Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan berbicara tentang dukungan untuk de-eskalasi dan gencatan senjata terakhir di Libya, persatuan Teluk dan melawan pengaruh Iran di kawasan,” papar pernyataan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS.
AS, UEA dan Israel menganggap Iran sebagai ancaman utama di Timur Tengah. Meski demikian, UEA menyatakan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tidak ditujukan pada Iran.
Para pejabat UEA dan Israel menjanjikan kerja sama pertahanan pekan ini, tapi ini terjadi di tengah ketidaksepakatan Israel jika kesepakatan normalisasi akan memberi akses pada UEA untuk membeli persenjataan canggih seperti jet tempur F-35 dari AS.
Pejabat Deplu AS menyatakan perundingan antara Israel dan UEA berlanjut dan tak ada langkah mundur. (Baca Juga: Presiden DK PBB Indonesia Hentikan Langkah Sanksi AS pada Iran)
Kantor berita UEA, WAM, mengutip juru bicara Deplu AS Morgan Ortagus bahwa perbincangan positif sedang berlangsung antara AS, Israle dan UEA untuk menjual pesawat F-35 pada UEA. (Baca Infografis: Tsar Bomba, Bom Nuklir Terkuat Sejagad Milik Rusia Berikut Perbandingannya)
UEA, bersama Rusia dan Mesir mendukung Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Khalifa Haftar dalam perang melawan pemerintahan Libya yang diakui internasional. (Lihat Video: Menaker Pastikan BLT Subsidi Gaji Rp600 Ribu Cair Akhir Agustus)
(sya)