Kisah Raja Faisal Arab Saudi Ditembak Mati Keponakannya yang Baru Pulang dari AS

Senin, 09 September 2024 - 14:39 WIB
loading...
Kisah Raja Faisal Arab...
Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud, raja ketiga Arab Saudi, ditembak mati keponakannya yang baru pulang dari studinya di Amerika Serikat. Foto/Saudi Gazette
A A A
JAKARTA - Raja Faisal bin Abdulaziz al-Saud adalah raja ketiga Arab Saudi yang dikenal sebagai pemimpin visioner dan reformis. Namun, kehidupannya berakhir tragis ketika dia ditembak oleh keponakannya yang baru pulang studi dari Amerika Serikat (AS).

Selain pemimpin yang visioner, Raja Faisal terkenal sebagai sosok pemberani. Semasa berkuasa, dia pernah membuat ekonomi Amerika Serikat (AS) sengsara melalui embargo minyak pada tahun 1973.

Langkah itu dia lakukan sebagai respons terhadap Amerika Serikat (AS) yang mendukung Israel dalam Perang Yom Kippur atau Perang Oktober melawan Mesir dan Suriah.



Kisah Raja Faisal Ditembak Mati Keponakannya


Peristiwa tragis yang dialami Raja Faisal terjadi pada 25 Maret 1975. Saat itu, sang raja ditembak oleh keponakannya, Pangeran Faisal bin Musaid.

Sebelum ditembak, Raja Faisal yang memerintah Arab Saudi dari tahun 1964 hingga pada kematiannya dikenal karena peranannya dalam modernisasi negara dan kebijakan luar negeri yang kuat.

Salah satu pencapaian besar di bawah kepemimpinannya adalah pengenalan reformasi ekonomi dan sosial serta penguatan posisi Arab Saudi di dunia internasional. Di bawah kepemimpinannya, Arab Saudi juga mengalami kemajuan pesat dalam infrastruktur dan pendidikan.

Menurut berbagai laporan, termasuk BBC, penembakan Raja Faisal oleh Pangeran Faisal bin Musaid karena sang keponakan marah dan kecewa dengan kebijakan-kebijakan yang diterapkan san raja—khususnya dalam hal reformasi sosial dan ekonomi yang dianggapnya terlalu cepat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai tradisional Arab.

Laporan lain menyebutkan bahwa pelaku berusaha membalas dendam atas kematian kakak laki-lakinya, Pangeran Khalid, yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Arab Saudi pada tahun 1966.

Pada 25 Maret 1975, Pangeran Faisal bin Musaid mengunjungi Istana Raja Faisal di Riyadh. Setelah pertemuan singkat, Pangeran Faisal tiba-tiba mengeluarkan pistol dan menembak sang paman.

Raja Faisal dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan masih hidup dan para dokter memijat jantungnya serta memberinya transfusi darah tetapi mereka tidak dapat menyelamatkannya.

Setidaknya tiga peluru ditembakkan dari pistol ke arah Raja Faisal dari jarak dekat selama audiensi.

Raja di bawah dagu dan kemudian melalui telinga ketika dia hendak mencium sang keponakan.

Salah seorang pengawal raja memukul Pangeran Faisal bin Musaid dengan pedangnya, meskipun pedang itu masih tersarung.

Menteri Perminyakan saat itu, Sheikh Yamani, dilaporkan telah berteriak kepada penjaga untuk tidak membunuh pangeran.

Pangeran Faisal bin Musaid kemudian ditangkap dan diinterogasi oleh polisi Arab Saudi tentang pembunuhan tersebut.

Dokter dan psikiater telah mengonfirmasi bahwa mereka yakin sang pangeran "tidak seimbang secara mental".

Sejak pembunuhan tersebut, Riyadh ditutup total selama tiga hari berkabung.

Pangeran Faisal bin Musaid kemudian dinyatakan bersalah atas pembunuhan raja dan pada bulan Juni 1975 dia dieksekusi.

Pangeran tersebut dipancung di alun-alun umum di Riyadh. Ini adalah metode eksekusi tradisional di Arab Saudi berdasarkan hukum Islam.

Setelah eksekusi, Pangeran Faisal bin Musaid secara resmi dinyatakan gila, menurut "perjanjian yang dikeluarkan oleh kabinet kerajaan".
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Setelah Tempuh 8.000...
Setelah Tempuh 8.000 Km, Jemaah Haji Berkuda dari Spanyol Tiba di Arab Saudi
Inggris Berunding dengan...
Inggris Berunding dengan Prancis dan Arab Saudi untuk Akui Negara Palestina pada Juni
Begini Hubungan Kerabat...
Begini Hubungan Kerabat Raja Salman dengan Pangeran Arab Saudi Si Sleeping Prince yang Koma 20 Tahun
Arab Saudi dan Qatar...
Arab Saudi dan Qatar Umumkan Akan Lunasi Utang Suriah Rp252,8 Miliar
Citra Satelit Ungkap...
Citra Satelit Ungkap Kemajuan Mencengangkan Proyek NEOM Mohammed bin Salman Senilai Rp8.418 Triliun
85 Persen Insiatif Visi...
85 Persen Insiatif Visi 2030 Sudah Tercapai, Akankah Citra Saudi Berubah?
5 Fakta Pangeran Al...
5 Fakta Pangeran Al Waleed, Sleeping Prince yang Sudah Koma 19 Tahun
Tuduh China Sabotase...
Tuduh China Sabotase Kabel Bawah Laut, Taiwan Tuntut Ganti Rugi
Waduh! 500 Siswa Sekolah...
Waduh! 500 Siswa Sekolah Sakit Setelah Menyantap MBG yang Terpapar Bangkai Ular
Rekomendasi
PMI Manufaktur Kontraksi,...
PMI Manufaktur Kontraksi, Pelaku Usaha Butuh Kebijakan Pro-industri
Hasil Liga Futsal Profesional...
Hasil Liga Futsal Profesional 2025 : Bintang Timur Taklukan Kuda Laut Nusantara dengan Skor 5-2
Vasektomi Jadi Syarat...
Vasektomi Jadi Syarat Bansos, Cak Imin: Nggak Ada, Tidak Boleh Bikin Aturan Sendiri!
Berita Terkini
Pemilu Australia Digelar...
Pemilu Australia Digelar dalam Bayang-bayang Kebijakan Donald Trump
51 menit yang lalu
Pemilu Singapura seperti...
Pemilu Singapura seperti Sandiwara, Hanya Melanggengkan Kekuasaan PAP
2 jam yang lalu
Setelah Tempuh 8.000...
Setelah Tempuh 8.000 Km, Jemaah Haji Berkuda dari Spanyol Tiba di Arab Saudi
2 jam yang lalu
Siap Berperang dengan...
Siap Berperang dengan India, Militer Pakistan Gelar Latihan Peluncuran Rudal
3 jam yang lalu
Israel Panggil Pasukan...
Israel Panggil Pasukan Cadangan untuk Invasi Gaza dalam Skala Besar
3 jam yang lalu
8 Sekutu Zionis yang...
8 Sekutu Zionis yang Membantu Pemadaman Kebakaran di Israel, Salah Satunya Musuh Rusia
5 jam yang lalu
Infografis
Shasta, Gunung dari...
Shasta, Gunung dari California AS yang Misterius dan Angker
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved